🤍 Sayang 🤍
🤍 Happy reading 🤍
Jangan lupa vote Dan comment ok...Mereka tiba di sebuah Gedung Apartemen tempat Diva tinggal. Bagaimanapun juga, Jessica harus menjelaskan keadaannya pada sang sahabat agar dia tidak khawatir.
"Tidak bisakah kau berikan aku waktu untukku dan sahabatku?" bujuk Jessica.
"Bagaimana jika kau melarikan diri?"
"Tidak akan, aku bersumpah."
"Aku tidak akan percaya."
"Jadi, kau akan tetap menungguku di sini?"
"Ya, tentu saja."
"Ehm... Tuan, maaf saya menyela," sela Robi sang asisten.
Dia sebenarnya takut untuk menyela sang Tuan, tapi jika tidak segera bertindak, mungkin akan ada masalah besar lainnya.
"Ada apa?!"
"Bu Miranda sudah menghubungi terus, dia bilang rapat direksi kali ini tidak bisa ditunda lagi," terangnya.
Alex mengerutkan dahinya. Jika bukan karena hari ini ada rapat penting, mungkin seharian dia akan mengekor pada Jessica.
"Ya sudah, ayo kita ke kantor."
Jessica girang bukan main. Akhirnya, bisa juga dia bernapas lega untuk sesaat.
"Jangan senang dulu, anak buahku akan ikut untuk mengawasimu," lanjutnya.
"Ya, terserah saja."
"Pokoknya, saat aku pulang nanti, kau harus sudah ada di rumah."
"Ya."
"Ponselmu tidak boleh mati. Saat aku menghubungi, segera dijawab."
Jessica menghela napasnya berat. "Ya. Ada lagi?"
"Tidak."
Jessica mengumpat dalam hati. Sifat
otoriter yang Alex miliki sudah melebih batas kesabarannya, tapi nahasnya dia hanya bisa menurut sebagai seorang peliharaan sang majikan.Alex memerintahkan beberapa orang ajudannya untuk ikut, sedangkan dia dan Robi kembali menuju kantor.
"Kalian tunggu saja di lobi," titahnya pada ajudan Alex.
"Maaf, tidak bisa, Nona."
"Astaga, tolong. Aku tidak akan lari, sungguh."
"Kami hanya menjalankan tugas. Kami harap Nona mau mengerti dan bekerja sama."
Jessica memijat keningnya, percuma merengek-rengek sekalipun, orang-orang itu tidak akan mendengarkan perintahnya.
Posisi mereka sebenarnya sama, hanya perlakuannya saja yang berbeda. Mereka sama-sama bawahan dari seorang Alex, memangnya apa yang bisa dia harapkan-batinnya.
"Baik, tapi kalian nanti tunggu di luar saja. Aku khawatir temanku tidak nyaman."
"Baik, Nona."
Mereka tiba di apartemen milik Diva. Sesuai permintaan Jessica, para ajudan itu berdiri menunggu di ambang pintu.
TOK TOK TOK!
Tidak butuh waktu lama, seseorang membukakan pintu. Diva begitu terkejut saat melihat kedatangan sahabatnya, dia langsung memeluk Jessica tanpa menyadari ada orang lain yang sedang memperhatikan.
Namun, saat dia sadari Diva hanya bisa mematung kaku tidak bisa berkata-kata.
"Je-jes, mereka siapa?" bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXICA ✓ (HIATUS)
Random[SEBELUM DI BACA DI FOLLOW DULU YA!!!] HIATUS!!! WARNING 21+!! "Tanda tangani kontrak ini, lalu jangan pernah berpikir untuk melarikan diri lagi dariku," ucap Alex sambil menyodorkan selembar kertas berisi kontrak yang Jessica minta sebelumnya. Gadi...