Chapter 17

1.4K 57 2
                                    

Terjebak

*
*
*
*
*
*
*
*
*
Assalamualaikum
Hai,hai,hai
Guys
Hahahaha
Apa kabar nih yang udah nunggu cerita ini
Pasti udah lama banget ya,
Maaf banget udah dari tanggal 15 sep ga
Update update lagi.
Dan sekali lagi aku minta maaf ya buat kalian semua yang udah baca cerita aku ini.
*
*
*
*
Happy reading
********

"He! Berhenti!"

Namun, Jessica tidak menggubris dan terus saja berlari. Sampai akhirnya, Alex berhasil menangkap dan menarik tubuh Jessica mendekat.

"Kalian lanjutkan saja. Anggap saja aku tidak pernah meli-"

"Kau ini bicara omong kosong apa, sih?!"

Alex melirik ke arah para pelayan yang tengah terengah-engah mengejar mereka. "Kalian bisa pergi dulu," titahnya.

Para pelayan itu menjauh pergi, meninggalkan mereka berdua untuk bicara.

"Kau tidak perlu khawatir, aku sudah tahu semuanya," bisiknya.

"Kau ini rupanya jauh lebih bodoh dari perkiraan ku."

"Sudahlah, jangan khawatir... aku akan tetap diam dan pura-pura tidak tahu."

Alex mulai merasa kesal, diangkatnya tubuh itu lalu membawanya masuk ke dalam kamar Jessica.

"He-hei!"

"Diam!"
Alex melempar tubuh Jessica ke atas ranjang, lalu mengimpit tubuhnya sampai sulit untuk bergerak.

"Setelah puas menikmati tubuhku, bisa-bisanya kau percaya pada ucapan Azka?"

"A-aku tahu, itu hanya cintanya sepihak. Tapi, bukankah terlalu kejam memintanya menjadi Dokter pribadi? Kau tahu, apa yang sudah kau lakukan itu seperti memberi harapan palsu," protesnya.

"Kau semakin banyak bicara."

"Tidak apa-apa, santai saja. Aku pandai menyimpan rahasia, kok. Meski begitu, aku tetap merasa kasihan pada Azka karena harus
jatuh cinta pada pria sedingin es seperti mu."

"Yang dia sukai bukan aku."

"Tidak usah mengelak. Dia sendiri yang mengatakannya."

Alex kesal setiap kali orang salah paham padanya gara-gara ulah sang sahabat. Ini bukan kali pertama, bahkan sudah sering Azka lakukan untuk menjahili para wanita yang mendekatinya demi suatu tujuan.

Biasanya Alex akan masa bodo, tapi anehnya berbeda dengan kali ini, dia merasa harus meluruskan kesalahpahaman ini segera. Alex sendiri merasa bodoh, padahal apa yang Jessica pikirkan tentangnya itu tidaklah penting.

"Yang dia maksud bukan aku, tapi kakakku," terangnya.

"Ap-apa?!"

"Kalau tidak percaya, tanyakan saja."

Jessica malu bukan main, padahal dalam benaknya dia sudah memikirkan banyak hal erotis diantara dua pria itu.

LEXICA ✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang