Chapter 7

2.6K 65 1
                                    

Keputusan Akhir

Happy reading
Jangan lupa vote Dan comment ok...

Diva masih tidak bisa menahan diri untuk tertawa, sedangkan Jessica kini beralih menatapnya tajam.

"Astaga, jes... gue enggak sangka si macan kumbang bisa berubah jadi anak kucing," ledeknya.

"Da... Stop ngeledek gue. Memangnya lo pikir gue mau? Gue terpaksa, demi bertahan hidup dalam kandang macan."

"Oke, I Will Stop Laughing. Setidaknya kini gue tahu selera majikan lo."

"Ah... Speechless gue kalau bahas Dia"

"Meski lo enggak cerita sekalipun, gue rasa dia lebih mending daripada mantan majikan gue, jess."

"Lo tahu enggak, sih. Dia itu punya paranoia, jadi bawaannya itu curiga terus. Entah, gue sanggup atau enggak nantinya," keluhku.

"Itu jauh lebih baik daripada dapat seorang majikan yang masokhis." Diva menerawang, mengorek kembali kisah kelamnya di masa lalu.

Jessica tahu betul bagaimana perjalanan hidup sang sahabat, ingat masa dimana dia harus datang tengah malam untuk mengobati Diva yang banyak memiliki luka setiap selesai melayani nafsu sang majikan.

"Da... jangan diingat-ingat lagi, itu cuma kenangan yang harus lo lupain."

"Gimana gue bisa lupa, Jess? Apartemen ini salah satu bagian dari kenangan pahit itu."

Jessica memeluk erat sahabatnya. "Udah, ya... jangan sedih lagi. Sekarang, hiduplah dengan bebas dan jangan pernah kembali seperti dulu."

"Gue bakal coba cari bantuan, bila perlu gue jual Apartemen-"

"Sstt! Udah gue bilang, enggak usah. Kalaupun lo mau jual, pakai aja duitnya buat orang tua lo, Div."

Mereka pada akhirnya hanya bisa menghela napas. Mencoba menerima keadaan masing-masing yang terjebak dalam kondisi sulit.

Seorang ajudan kembali mengetuk pintu, berusaha membujuk Jessica untuk segera pulang sebelum Alex kembali memarahi mereka.

"Kayaknya gue kudu balik, Da."

"Andai gue bisa, pengen banget bawa lo lari sekarang juga, jess."

"Enggak usah khawatir, Div. Gue datang hari ini supaya lo tau gue baik-baik aja."

Diva menghela napas berat. "Janji, kalau ada apa-apa, hubungi gue."

"Iya, Div. Gue balik dulu, ya."

"Bye, jess."

"Bye, Div."

Jessica memeluk sahabatnya kembali sebagai bentuk salam perpisahan. Dia tidak tahu kapan akan punya kesempatan kembali untuk bertemu dengannya. Setidaknya dia merasa lega, karena sudah menemui Diva dan memberitahukan kondisinya saat ini.

Para ajudan sudah bersiap mengawal kepulangan Jessica, mereka tidak peduli pada tatapan orang sekitar saat melintas.

Orang-orang yang berpikir lain, mencoba untuk menghindari mereka, khawatir jika terkena masalah karena tampang para ajudan yang menyeramkan.

"Tuan bilang, Nona harus segera pulang," ucap salah seorang ajudan saat mereka memasuki sebuah lift.

"Ya, aku tahu."

Saat menonton sebuah drama, Jessica pikir akan terasa menakjubkan jika dia berjalan dikawal seperti saat ini. Namun, siapa sangka pada kenyataannya Jessica malah merasa sebal karena ruang geraknya seolah terbatasi.

LEXICA ✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang