Obsesi
happy reading
Jangan lupa vote Dan comment ok..."Itu hanya pertemuan tidak disengaja."
"Kau pikir aku akan percaya?"
"Terserah, tapi aku sudah mengatakan yang sejujurnya."
Tanpa aba-aba, Alex memagut bibir Jessica, bahkan kini dia menggigitnya sampai meninggalkan sedikit luka dan membuat Jessica merintih kesakitan.
"Aku tidak suka ada kebohongan. Kenapa tidak kau ceritakan sore tadi?"
"Bukankah sore tadi kau tidak memberiku waktu?!"
"Berani menjawab, ha?!"
Jessica membatu, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Sia-sia saja dia menutupinya, ternyata tidak ada yang bisa dia sembunyikan darinya. Kini semuanya jelas, jangan-jangan para ajudannya tadi terluka karena dihukum oleh pria di hadapannya-pikirnya.
"Camkan satu hal, Jessica. Aku tidak suka dibohongi dan dikhianati. Kau ... milikku, bukankah sudah kujelaskan?"
"Ya, maafkan aku."
Tidak cukup sampai disitu saja. Alex memanggil para ajudan yang menemaninya siang tadi, lalu disusul oleh beberapa ajudan alim yang ikut bersama Alex.
"Pukuli mereka karena tidak becus menjaga kucing liar satu ini," titahnya.
Tanpa menunggu lama, para ajudannya kembali dipukuli tepat di hadapan Jessica yang kini histeris melihat adegan kekerasan itu.
"Stop!"
Namun, tidak ada yang mau mendengarkannya dan terus memukuli para ajudan itu sampai terlihat darah di mana-mana.
Jessica merutuki dirinya, andai dia bisa mendengar ucapan ajudannya saat melarangnya siang tadi, mungkinmereka tidak akan terkena masalah karenanya.
"Tolong, al... hentikan, semuanya salahku." Air matanya mengalir deras memohon ampunan sang tuan, bagaimanapun Jessica merasa bertanggung jawab atas apa yang menimpa para ajudan itu.
"Untuk apa aku mendengarkanmu?"
"Tolong... kasihani mereka, aku yang salah."
Alex tidak menggubrisnya dan malah menikmati suara rintihan para ajudannya yang kini meringis kesakitan.
"Aku janji, tidak akan gegabah bertindak lagi. Aku akan mengikuti semua perintahmu."
"Sungguh?"
"Ya, aku janji. Tolong ... mereka bisa mati dan aku akan menyesalinya seumur hidup jika itu terjadi."
Alex mengangkat tangannya, para ajudan yang bertugas memukuli langsung berhenti, kini tersisa suara isakan tangis Jessica yang pecah melihat darah mengalir dari tubuh para ajudannya.
"Ini juga jadi pelajaran untuk kalian. Kalau sampai kalian membiarkan peliharaanku ini kembali liar, siapkan saja surat wasiat untuk keluarga kalian."
Alex berlalu pergi, lalu disusul para ajudan yang berangsur meninggalkan tempat berdarah itu.
"Maaf," lirih Jessica saat ajudan yang terluka melaluinya.
Mereka tidak menjawab tapi tidak mengacuhkannya. Mereka berlalu pergi begitu saja tanpa satu patah kata pun. Kini hanya ada Jessica, menatap darah yang masih basah di rumput, bau anyirnya bahkan membuatnya nyaris memuntahkan kembali makanan yang baru saja dia makan tadi.
Tubuhnya gemetar hebat, membayangkan betapa menyerahkannya sosok Alex yang seperti seorang psikopat. Tangisnya pecah, memikirkan banyak hal yang kini akan banyak berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXICA ✓ (HIATUS)
De Todo[SEBELUM DI BACA DI FOLLOW DULU YA!!!] HIATUS!!! WARNING 21+!! "Tanda tangani kontrak ini, lalu jangan pernah berpikir untuk melarikan diri lagi dariku," ucap Alex sambil menyodorkan selembar kertas berisi kontrak yang Jessica minta sebelumnya. Gadi...