Chapter 18

1.1K 45 3
                                    

hai hai hai
apakabar semua nya ?
kalian masih nungguin kan sama cerita ini
pasti masih dong
maaf ya emang lagi sibuk banget nih sama tugas rumah dan sekolah jadi ga bisa up terus menerus
jadi aku minta maaf ya buat kalian
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

DIBAWAH LANGIT MALAM
.

HAPPY  READING
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
OK
OK
OK
***

Alex mencoba untuk tenang. Diraihnya ponsel miliknya, dia berusaha menghubungi salah satu ajudannya yang sedang berjaga. Labirin itu terlalu luas, apalagi dia tidak tahu ke mana arah jessica berlari.

"Cari keberadaan jessica melalui udara, beritahu jalurnya dan segera susul kami,” titahnya melalui sambungan telepon.

"Baik, Tuan."

Tidak mau hanya menunggu alex tetap berjalan dan terus mencari. Dia terus memanggil nama
jessica untuk memastikan di mana posisi dia berada.

Sampai akhirnya,
jessica tidak menjawab kembali dan hanya menyisakan suara isakan tangis.
alex semakin panik, dia terus berjalan tanpa arah mengikuti suara itu.

jessica sudah tidak bisa lagi menahan rasa takutnya. "Hei! Jangan menangis!"

Bukannya berhenti, isakan tangis itu semakin jelas terdengar. alex berlari lebih cepat,mendekat ke arah sumber suara yang kini mulai terdengar semakin jelas.

Sampai akhirnya, dia melihat
jessica sedang memeluk lututnya seraya terisak. Spontan, dia berlari menghampirinya dan memeluknya.

"Terima kasih kau sudah menemukanku, aku takut," lirihnya.

jessica semakin mengeratkan pelukannya, dia sungguh ketakutan jika alex tidak bisa menemukannya.

"Kalau memang takut, kenapa tidak menggandeng tanganku tadi?!"

"Kau sendiri jalan terlalu cepat, bagaimana aku bisa menggandengnya?!"

"Panggil saja, aku akan berhenti dan menyamakan langkah kita.”

"Benarkah kau akan menghampiri ku jika aku memanggilmu?"

"Sudahlah, jangan banyak bicara. Cepat bangun," ucapnya seraya menyodorkan tangan untuk membantu jessica berdiri.

jessica berusaha bangkit, namun rasa nyeri di kakinya membuat dia tertahan. "Sakit ...."

"Kenapa lagi?"

"Kakiku sepertinya terkilir."

alex mendengus kesal. "Kau benar-benar menyusahkan. Biar aku gendong, cepat naik!"

alex berjongkok tepat di hadapannya, namun
jessica mendorong tubuh itu sampai nyaris terjatuh.

"Hei! Kenapa kau mendorongku?!"

“Aku akan berjalan sendiri.”

"Jangan bodoh! Kau saja sulit untuk berdiri, apalagi berjalan."

"Tidak apa-apa, aku bisa mengatasinya asal kau berbaik hati untuk berjalan lebih lambat."

LEXICA ✓ (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang