Albara melempar batu batu kecil di sebelahnya ke tengah danau. Hal kecil yang membuat Albara tenang ketika mendapat masalah.Seperti sekarang, Bundanya tiba-tiba bilang ingin menjodohkannya dengan putri sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Renata.
Albara menekuk lututnya lalu menumpukan dahinya pada lutut dan memejamkan matanya.
Albara bukan tipikal cowok penurut, tapi kalau Bundanya yang menyuruh, tidak ada penolakan baginya.
Albara lelah, rasanya beban dalam pikirannya begitu berat. Ia tidak tahu harus berbuat apa, ia ingin mengusir semua beban itu dan merasakan ketenangan.
Dukk.
"Shhhh" Albara meringis merasakan pening di kepalanya.
"Maaf ga sengaja" seorang gadis yang mengambil botol plastik yang berisi air penuh di belakang Albara.
Albara mendongak, menatap gadis yang melempar botol itu.
"Sengaja kan lo" ucap Albara menatap malas gadis itu, Renata.
"Gue bilang ga sengaja ya ga sengaja"
"Dikit lagi amnesia gue" gumam Albara mengelus kepalanya yang terasa nyeri.
"Terserah"lanjutnya pada Renata yang masih berdiri di sebelahnya.
"Kaya cewek aja lo"
"Bacot"
"Ngapain disini malem malem?"tanya Renata
"Menurut lo?"
"Sensi amat sih, lagi haid?"
"Gue cowok kalo lo lupa"
"Ya siapa tau, kan ga ada yang tau"
"Berisik, pergi lo"
"Loh, ini tempat umum, lo kira punya emak lo?"
Albara tidak merespon ucapan Renata, ia memilih membaringkan tubuhnya di rumput sambil memejamkan matanya.
"Pulang gih, Bunda nyariin lo" ucap Renata. Sebelum pergi ke minimarket, Bunda Rosé, alias bunda Albara meminta ia untuk mencari Albara dan menyuruhnya pulang
Albara hanya melirik lalu kembali memejamkan matanya. Seakan menjawab kalau dirinya tidak akan pulang.
"Ngapain lo tiduran disini? pulang, lo mau bunda khawatir?lo-"
"Pergi" ucap Albara
"Lo! gue aduin bunda!"
"Cepu" ucap Albara membuat Renata yang hendak pergi berbalik kearahnya.
"Fine, gue ga bakal cepu, tapi lo harus pulang"batin Renata.
"Pulang! anak kecil ga boleh main malem malem" ucap Renata, menendang kaki panjang Albara.
Empunya tak bereaksi apa-apa, sepertinya ia sudah tertidur disana.
Renata mengerutkan keningnya, bagaimana bisa cowok ini tidur di tempat seperti ini?.
Yang Renata tidak bisa lihat, Albara menangis di hatinya, ingin sekali ia menjadi kecil kembali, seperti yang Renata katakan. Sepertinya akan seru, karena ia tidak perlu overthinking seperti sekarang.
"Pergi" ucap Albara pelan nan datar.
"Lo-"
"Bilang sama bunda, ga usah khawatir, nanti malam gue pulang"
"Nanti malem pala lo! ini udah hampir jam sebelas"
"Nanti tengah malam"
"Gila ya lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundre || Beomryu ✓
Teen FictionAlbara yang dingin dan ketus tiba-tiba menjadi kekanak-kanakan dan lucu. Renata, gadis bar bar dengan tempramen rendah alias mudah marah. Berakhir manis dan penyabar karena Albara. Siapa sangka mereka akan saling menyimpan rasa.