Tujuh belas

201 19 0
                                    

Sudah dua hari sejak Albara dan Renata bertemu Candra dengan kondisi laki-laki itu penuh luka dan selama itu tidak ada kabar apapun tentang Candra, laki-laki itu seperti sudah hilang dari muka bumi.

"Al, perasaan gue gak enak."ungkap Renata sambil memeluk Albara dan menempelkan pipinya pada lengan sang tunangan yang baru saja menghampirinya.

"Kenapa hm?"

"Gak tau, rasanya aneh. Gue khawatir ada apa-apa."

Albara mengelus kepala Renata mengecupnya sekilas.

"Bunda kangen sama lo."

"Perasaan dua hari yang lalu ketemu."ucap Renata melepas pelukannya dengan alis mengkerut.

"Lo tau sendiri Bunda alay nya gimana."ucap Albara.

Renata terkikik lalu menarik Albara agar duduk di pinggir kolam renang dan mencelupkan kaki mereka ke air.

"Bang Daniel sama yang lain mana?"

"Bang Daniel di kampus, Mommy di kamar, Daddy pasti kerja, Sean kayaknya main sama temennya."

Tringggg~~~
Tringggg~~~
Tringggg~~~

"Siapa?"tanya Renata pada Albara yang mengecek ponselnya yang berdering.

"Ayen."jawab Albara kemudian mengangkat telepon itu.

"Halo yen, Kenapa?"

"Gawat Al! lo sama Renata harus ke jembatan deket Bama cafe. Buruan jangan banyak tanya! gue sama yang lain juga otw!

"Oke."balas Albara. Walaupun bingung laki-laki itu tetap beranjak dari duduknya dan menarik Renata agar ikut berdiri.

"Kemana?"

"Ayo ikut."ucap Albara.

Mereka berjalan melewati ruang tengah dengan kondisi kaki yang basah, memakai sendal mereka dan Albara segera melajukan motornya dengan Renata diboncengnya.

Dalam hitungan menit, mereka tiba ditempat yang Ayen katakan. Tapi yang kedua orang itu lihat adalah kerumunan, sebuah mobil polisi dan ambulance.

"ALBARA!"

Albara dan Renata melihat Ayen yang memanggilnya, disebelahnya ada Hesa dan juga Satria.

"Ada apa?"tanya Albara bingung.

Ayen, Hesa maupun Satria hanya bungkam, terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu. Sedetik kemudian Albara dan Renata dikejutkan dengan beberapa orang yang datang dengan membawa tandu.

"Yen, itu siapa?!"tanya Renata.

"Itu, Candra."

Bagaikan disambar petir, fakta itu mampu membuat Albara dan Renata membeku.

"Lo gak bercanda kan? kenapa dia bisa gitu?"tanya Renata.

"Lo harus tonton video terakhir Candra, biar kalian tahu."

"Video terakhir?"bingung Albara.

"Sebelum meninggal Candra rekam video dirinya sendiri, dan ngirim itu di akun Instagramnya."jelas Satria.

"Evakuasi terjadi setelah gue dan Hesa lapor ke polisi. Candra lompat dari pembatas dan jatuh di pinggir sungai, kepalanya membentur batu dan dia kehilangan banyak darah. Darahnya kering, kemungkinan dia udah ngelakuin itu kemarin malam."ucap Ayen.

Albara tidak dapat mengatakan apa-apa lagi, bahkan saat ambulans itu pergi membawa jasad Candra, Ia hanya menatap mobil putih itu dengan tatapan kosong.

 Tsundre || Beomryu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang