"Albaraaaa, lo ngapain sihh?"
Sumpah Renata bingung banget, setiap hari Albara selalu ngintilin dia, setiap ditanya kenapa Albara ngga pernah jawab.
"Mau pesen apa?" tanya Albara.
Renata menghela nafasnya, sudahlah ia lelah bertanya, ia menatap Albara yang duduk di sebelahnya.
"Bakso"
"Oke, eh za nitip Bakso sama es jeruk satu, nanti punya lo gue yang bayar"Albara langsung mencegat salah satu adik kelasnya. Orangnya masih kelas 10, cocok buat dibabuin.
"Oke bang" Reza yang dipanggil oleh Albara mengacungkan jempol nya dan berlalu.
"Kok satu?
"Buat lo"
"Terus lo sendiri?"
"Kan bisa minta punya lo"
"Ngadi ngadi banget, gak mau!"
"Sama calon suami sendiri juga"
"Ekhmm"
Itu suara Clara, mentang mentang sama bunda disuruh pdkt, dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak.
"Kita ngontrak aja ya ter" ucap Clara pada Winter yang baru datang dengan dua porsi nasi goreng di tangan dan duduk di sebelahnya.
Winter mengangguk, ia dan Clara cemberut, pacar mereka menjadi orang tersibuk di sekolah.
Pacar Clara lebih muda darinya, ia menjabat sebagai ketua osis. Sedangkan pacar Winter merupakan purna ketua osis yang masih saja sering dimintai tolong oleh guru guru.
"Renata?"
"Ya?" Renata menoleh, ternyata Candra
Mereka tidak cukup dekat, hanya sekedar kenal kata Renata. Tapi mereka sering bertemu dan mengobrol karena tidak sengaja.
"Gue boleh gabung?meja lain penuh"
"Ya silahkan" jawab Winter terdengar ogah ogahan setelah mengedarkan pandangannya.
Winter sebenarnya adalah pribadi yang mageran akut, tapi baru kali ini mereka mendengar Winter mengucapkan kalimatnya dengan sangat sangat begitu ogah ogahan.
Candra tersenyum lalu duduk di kursi sebelah Albara yang kosong dan meletakkan nampan berisi makanannya diatas meja.
"Nih bang, jangan lupa bayarin punya gue"
"Santuy, makasii yak"
"Nih makan" ucap Albara menyodorkan bakso itu pada Renata.
Renata melahapnya dengan semangat, sedangkan dua sahabatnya dan Candra juga memakan makanan mereka.
"Lo beneran ga makan?" tanya Renata.
"Suapin"
"Enteng banget congor lo ngomong"
"Nih, makan sendiri udah punya tangan juga"Renata menyodorkan sendok pada Albara.
"Males, suapin"
"Ck, manja banget, heran gue. Padahal lo banyak uang, beli sendiri ngapa si?"kesal Renata tetapi tetap menyuapkan bakso pada Albara.
Albara terkekeh geli melihat wajah kesal Renata dan tangan gadis itu yang terlihat ogah ogahan menyuapinya.
"Kalian pacaran?"tanya Candra tiba-tiba.
Albara menoleh, kemudian merangkul pundak Renata dan mengelus kepala sang gadis membuat empunya meliriknya sinis.
"Iya, kenapa? mau pacaran juga sama gua?"ucap Albara mengikuti kata kata pemeran laki laki dari suatu film.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundre || Beomryu ✓
Ficção AdolescenteAlbara yang dingin dan ketus tiba-tiba menjadi kekanak-kanakan dan lucu. Renata, gadis bar bar dengan tempramen rendah alias mudah marah. Berakhir manis dan penyabar karena Albara. Siapa sangka mereka akan saling menyimpan rasa.