Enam belas

212 17 0
                                    

"Candra itu goblok."

"Ya gak usah ngegas juga ter, kaget."Clara sampai mengelus dada mendengar suara keras Winter.

"Keliatan banget kan dia itu ngincer Renata yang jelas-jelas udah ada pawangnya."ucap Winter kemudian merotasikan matanya malas.

"Tapi alasannya Candra segitunya suka sama Renata apa coba?"tanya Clara.

"Dia juga kemusuhan sama Albara, pasti ada yang aneh."lanjutnya.

"Oii, ngomongin gue ya lo pada?"tanya Renata yang baru datang dari toilet dan ikut duduk meja Winter.

"Seratus buat neng Renata."ujar Clara.

"Demen banget numpuk dosa."

"Halah, ngaca mbak."sahut Winter sambil mendorong Renata agar tidak duduk di mejanya.

"Ren gue mau nanya, gimana lo sama Albara?"tanya Clara pada Renata yang kini duduk di sebelahnya.

"Gimana apanya?"

"Hubungan lo berdua lah,"

Winter yang tadi menelungkupkan kepalanya ingin tidur kini mendongak karena penasaran.

"Sejauh ini baik, gue sama Albara juga kayak bukan orang pacaran."

"Kayak ga pacaran bapakmu."sungut Winter.

Renata meringis saat Winter menabok lengannya, sakit juga.

"Candra ga pernah ganggu lo lagi kan?"tanya Winter.

"Nggak, gue bahkan gak liat pernah liat dia akhir-akhir ini."

"Itu orang udah semingguan ga sekolah kata anak IPS yang lain."Ucap Clara.

"Tiba-tiba banget, setelah dia buat gue hampir celaka waktu itu, sekarang dia ngilang gitu?"

"Ya setidaknya lo gaada yang ganggu."ucap Winter.

"Hmm baguslah."ucap Clara sambil mengangguk sok bijak.

"Aneh, kemana dia?"batin Winter.

.....

"Gue mau eskrim,"

"Kemarin lo udah makan dua kotak ren, gak kasian tenggorokan lo?."

"Kalau gitu mau mie."

"Kurangin makan makanan instan begitu ngapa si? mending masak."

"Gue ga bisa masak."

Hening, Albara tidak menghiraukan kalimat yang dilontarkan Renata. Ia lebih memilih mendorong troli dan memilih sayuran. Gini gini Albara jago masak, karena dia suka makan.

"Lo mau makan apa? gue yang masak."

Renata menatap Albara kaget. "Lo mau masak? yakin?."ucapnya.

"Yakin lah."

Gadis itu tersenyum penuh arti pada laki-lakinya."Gue mau makanan seafood, kek tom yam, cumi, udang, sushi etc."

Albara hanya mengangguk lalu kembali mendorong trolinya menuju lemari pendingin berisi beraneka macam makanan laut. Memilih udang, ikan dan cumi yang akan dimasaknya.

"Lo serius bisa masak?"tanya Renata.

"Serius lah."

"Terus kenapa lo beli makanan anjing?"tanya Renata saat melihat Albara mengambil sembarang satu pak makanan anjing.

Albara menautkan alisnya bingung. "Makanan anjing ya buat anjing lah, yakali buat elo."ucapnya.

"Lo lupa Angga punya Anjing? dia nitip."lanjutnya.

 Tsundre || Beomryu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang