"Dimaafin?"tanya Renata ragu.Albara mengangguk, kalau ngga dimaafin nanti ga bisa minta Renata nemenin dia tidur dong.
"Tapi, nanti malem tidur sama Al ya"ucap Albara.
Renata nampak berpikir. Walaupun bukan kali pertama ia tidur dengan Albara, ya tetap saja rasanya aneh.
"Kalau gitu gak mau maapin"ucap Albara kembali membalikkan badannya.
"Ehh, jangannn"
"Susah dong kalo ngambek terus"
"Iya nanti gue tidurnya sama lo"ucap Renata pasrah.
Lagi pula Bunda sama Mommy pasti gak masalah kalau dia tidur sama Albara, malah mendukung. Renata gak ngerti kenapa orang tua mereka bahkan membiarkan Renata masuk sembarangan ke kamar Albara atau sebaliknya, mereka berdua juga sering seperti itu karena kebiasaan dari kecil. Ya mungkin karena kebiasaan itu.
"Sekarang tidur dulu sana"ucap Renata.
Albara menggeleng "Gak ngantuk"ucapnya.
"Tiduran aja"ucap Renata.
Ia sendiri berdiri dan membuka laci nakas, Clara bilang kalung kemarin diletakkan disana. Kali aja Albara inget tentang kalung itu.
"Coba liat ini al"ucap Renata memberikan kotak itu pada Albara.
"Apa?"
"Coba liat, kali aja inget"ucap Renata.
"Kalung?"
"Bagu-"
Ucapan Albara terhenti ketika melihat detail dari kalung itu, bunga berwarna pink di dalam bandulnya.
"Ren, ini bunga apa?"tanya Albara.
"Ya gatau"jawab Renata.
"SELAMAT SIANG WAHAI PENGHUNI RUMAH PARK!"
Teriakan memekakkan telinga itu Renata yakini berasal dari putri bungsu keluarga Dikta. Gak heran, orang orang di keluarga Dikta itu ribut semua.
"Tunggu disini"ucap Renata pada Albara.
"Akhh"rintih Albara sembari menjambak rambutnya.
"Albara! jangan dijambak"panik Renata menghampiri Albara.
"Lo kenapa?"Renata benar benar panik sekarang melihat mata Albara terpejam seperti kesakitan.
"Jangan dijambak"ucap Renata pelan.
"Saakit"ucap Albara.
Renata melepaskan jambakan tangan Albara. Lelaki didepannya itu langsung memeluknya dan menyandarkan kepalanya di dada Renata.
"Renaaa"rengek Albara.
"Masih sakit?"tanya Renata mengelus kepala Albara.
Albara mengangguk pelan.
"ANJIR KELONAN MULU LO BERDUA!"
Yakin aja, dia pasti salah satu dari keluarga Dikta, ya si paling sulung, Steven.
"Bacot!"semprot Renata.
"Ngapain kalian kesini?"tanya Renata.
"Mau bertamu doang"jawab Kamal.
"Bertamu apa numpang makan?"tanya Renata.
Hapal dia tuh, warga komplek juga tau. Kalau ada mereka — Daniel,Steven,Albara,Kendran, Kamal, Nata, Adelia,Renata, Clara, Lea — masuk ke sebuah rumah dan bilang cuma bertamu, artinya mereka mau numpang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundre || Beomryu ✓
Teen FictionAlbara yang dingin dan ketus tiba-tiba menjadi kekanak-kanakan dan lucu. Renata, gadis bar bar dengan tempramen rendah alias mudah marah. Berakhir manis dan penyabar karena Albara. Siapa sangka mereka akan saling menyimpan rasa.