tiga

348 51 8
                                    

"Gue-"

GEDUBRAKKKKKK

"Ada yang aneh di balkon clar, masa pagi pagi ada maling sih?"

"Gue takut lah goblok" biar pun bilang takut kakinya Renata gerak otomatis ke balkon.

"Ya siapa tau! kalau tau taunya kucing jadi jadian gimana?"

Dengan beberapa gram keberaniannya Renata menyibakkan gorden yang menutupi pintu kaca di balkon

"HAH?!"

"Albara?" batin Renata.

Albara meletakkan jari telunjuknya pada bibirnya sendiri, isyarat agar Renata tetap diam.

"Ahh ohh itu bener,kucing clar gede banget, balkon gue ampe berantakan"

"hah? gapapa Clar nanti siang ketemu di rumah Nata ya"

"Iya, gue tutup dulu"

"Lo ngapain kunyuk?"tanya Renata membuka pintu balkon

....

"Mau?" tawar Albara memberikan Renata sebungkus roti strawberry.

"Karena gue belum sarapan, jadi gue terima" ucap Renata

Mereka ada di depan minimarket blok D, karena mereka tinggal di blok A dan minimarket yang mereka biasa datangi itu mudah dicari, jadi Albara memilih mengajak Renata ke blok D lewat jalan belakang.

"Ngwapawin low ngwajawk gwe kewsinwi?"

"Pelan pelan ngapa sih" Renata tidak peduli, dia terus mengunyah roti itu.

"Lo pasti udah tau" ucap Albara menyobek roti yang ia pegang dan memasukannya ke mulutnya.

"Perjodohan kan?"ucap Renata, Albara mengangguk.

"Karena itu kemarin lo nangis?"

"Gue bilang lupain kejadian kemarin"

Renata meringis, memori saat Albara memeluknya itu membuat sesuatu di perut Renata rasanya berterbangan ingin keluar.

"Lo terima?"tanya Renata

"Kalo lo?"tanya  Albara balik.

"Yeu malah nanya balik, kalo gue mah mau" ucap Renata menggigit roti namun matanya melotot.

Sial, keceplosan.

Albara terkekeh kecil melihat reaksi Renata lalu melihat ke depan dengan senyum tipis.

"Ekhm, Ma-maksud gue itu-"

"Gue ngerti, awalnya gue mau nolak, dengan tujuan biar lo aman, tapi setelah gue pikir lo lebih aman kalau sama gue, jadi gue terima perjodohan ini"

"Ga ada penolakan" ucap Albara membuat Renata mendelik ke arahnya.

"Al, maksud lo apa?"tanya Renata, ia tidak mengerti yang dikatakan oleh Albara.

"Ikuti alurnya, nanti lo bakal tau" ucap Albara semakin membuat Renata bingung.

"Lagak lo kayak orang pinter, ga cocok sama muka lo yang tengil gitu" ucap Renata.

Albara tidak bereaksi apa-apa.

Renata kesal, kenapa Albara jarang sekali berekspresi. Bagaimana kalau dia jadi suaminya nanti? hah? suami? Sepertinya Renata telah gila dengan paras laki laki dihadapannya.

"Ren"

"Uhuk uhukk"

Saking terpananya Renata sampai ga fokus, dipanggil sekali aja langsung salting.

 Tsundre || Beomryu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang