Miss You

34 20 5
                                    

Di sebuah dance practice room, Symphony menarik napasnya dalam, dadanya sedikit naik turun, sedangkan peluh sudah mengalir turun di antara pelipisnya.

"Dari tadi kau terus berpindah berlawanan," ucap Symphony pelan, pun hati-hati. Ia memperhatikan dari cermin di mana Jungkook sedang melakukan gerakan dance yang Symphony tunjukkan pada lelaki yang berdiri di belakangnya itu.

Jungkook menyugar rambut depannya yang tampak sedikit basah karena keringat, ia kemudian menarik napas untuk memasok oksigen lantaran dadanya juga sudah naik turun akibat latihan itu. "Aku ingin melakukannya sesuka hati. Selama gerakan kita sama, itu tidak masalah bukan? Apa kau keberatan?"

Symphony hanya membuang napas, menundukkan wajahnya.
Seperti dugaan gadis itu, Jungkook pasti membalasnya dengan pertanyaan yang seolah-olah terasa seperti serangan balik yang mengintimidasi. Dan sialnya, Symphony tidak bisa membalasnya balik. Selalu seperti itu, seakan-akan melihat tatapan Jungkook saja ia tidak berani.

Gadis itu lantas berdeham, kini mencoba mengalihkan pertanyaan tadi, "Kau selalu belajar dengan cepat. Apa kau ingin mencoba dengan musik langsung? Aku akan merekamnya," tawar Symphony.

Ya.. hampir dua jam mereka berlatih, dan mereka sama sekali tidak menggunakan musik asli dari lagu itu, melainkan dari musik buatan yang terus keluar dari mulut Symphony.
Selama berlatih, Symphony terus bernyanyi, bergumam untuk memberi ketukan pada setiap gerakan yang ia ajarkan pada Jungkook. Dan gadis itu tidak sadar, bahwa selama itu juga Jungkook wara-wiri menarik sudut bibirnya gemas, saat tiba-tiba Symphony mengeluarkan suara yang crack, atau saat suara gadis itu yang terdengar tak beraturan lantaran terengah-engah. Bagi Jungkook, itu sangat menggemaskan.

"Kau ingin merekam ku?" tanya Jungkook.

Symphony mengangguk pelan.

Bukankah seperti itu? Saat para idol berlatih dance, mereka akan merekamnya dengan kamera sehingga bisa mengkoreksi jika ada yang kurang pas? Symphony tidak salah kan?

"Aku mengajakmu ke sini untuk mengajariku, dan menari bersamaku. Bukan merekamku." ucap Jungkook. Lelaki itu tiba-tiba berjongkok, menaruh sebuah kamera di bawah, tepat di depan cermin. Lalu meletakkan ponselnya setelah ia menghidupkan musik dari video dance itu. Ia kemudian bangkit dan mendekat. Hingga kini, ia berdiri tepat di belakang punggung kiri Symphony, begitu dekat.

Symphony mengangkat kedua alisnya tidak mengerti dengan Jungkook. Namun tiba-tiba,
"Hitung dari lima sampai delapan. Lalu kita menari bersama," ucap Jungkook tanpa ekspresi. Wajahnya terlalu datar.

"T-tap–"

"Tidak ada penolakan. Aku meminta," tegas laki-laki itu.

Symphony menelan ludah berat. Hingga akhirnya, saat ketukan musik itu terdengar pas, gadis itu melakukan apa yang Jungkook minta.
Symphony lantas memberi aba-aba dengan suara lirih khasnya, saat ia merasa canggung, sekaligus saat merasa aneh karena bersama Jungkook. Karena jujur, degup jantungnya selalu mempompa lebih cepat saat bersama laki-laki itu.

Sesuai arahan. Jungkook, Symphony akhirnya mulai menghitung, "Five, six, seven, eight."

Begitulah, sebelum lagu itu mengalun dan keduanya mulai berpindah posisi.

And when the lights start flashing like a photo booth~
And the stars exploding we'll be fireproof~
My youth~
My youth is yours,~

Begitulah seterusnya. Mereka menari bersama. Symphony baru sadar, ternyata inilah alasan Jungkook sejak awal berpindah dan bergerak berlawanan arah saat latihan. Apa karena dia ingin melakukan ini? Apa karena dia ingin menari bersamanya seperti ini? Seolah-olah berpasangan?

Sesaat, mereka bertatapan saat gerakan memberikan waktu untuk keduanya saling menatap.

Saat keduanya bergerak berhadapan, Symphony bisa melihat bagaimana Jungkook menatapnya, seolah lelaki itu ingin masuk ke dalam manik matanya, tatapannya begitu dalam.

Ketukan musik berganti lagi, mereka berpindah lagi.

Sungguh, ini sangat menyenangkan. Symphony merasakan ada euphoria di balik napasnya yang naik turun karena terus bergerak mengikuti irama itu. Hingga lagu berakhir, mereka kembali bertatapan. Tangan keduanya sama-sama terulur untuk mengakhiri gerakan itu. Jungkook meraih tangan Symphony yang terulur membentuk genggaman. Musik pun berhenti. Jungkook menggenggam punggung tangan Symphony yang mengepal.

Mereka sudah selesai bukan?

Symphony menelan ludahnya. Namun, tangan keduanya masih bertautan, mereka sama-sama terengah-engah dengan dada yang sudah naik turun. Dan, Symphony masih ingin seperti ini.

Ia menatap Jungkook. Seolah-olah waktu berhenti di detik itu, Jungkook juga menatapnya dalam. Dan seketika, sekelebat pikiran masuk dalam kepala Symphony.

Andai Jungkook tidak kehilangan ingatannya. Andai Jungkook bisa mengingatnya sekali saja. Symphony benar-benar ingin memeluknya. Memeluk tubuh jangkung itu dan mengatakan kalau ia sama sekali tidak pernah marah padanya atas kejadian permen karamel 10 tahun yang lalu.

Keduanya masih menatap satu sama lain, Symphony masih merasakan genggaman tangan Jungkook di punggung tangannya yang terasa begitu hangat, hingga detik berikutnya,

BUGH!

Suara itu sukses menggema di dalam persegi ruangan yang kini hening. Laki-laki itu menarik tangan Symphony tiba-tiba. Tubuh besar Jungkook terbanting ke lantai, punggungnya berhasil membentur permukaan lantai dengan keras. Jungkook tidak sendiri, ia membawa tubuh Symphony jatuh bersamanya. Dan Symphony tercekat seketika.

Di detik itu, degup jantungnya seakan berhenti. Manik mata mereka bertemu, saling menatap secara bergantian dan begitu intens. Kini jarak mereka begitu dekat, lantaran Symphony berada di atas tubuh Jungkook, menindihnya.

Keduanya sama-sama menatap bergantian seolah detik itu akan berhenti seperti itu. Hingga di detik berikutnya, Jungkook akhirnya bersuara, "Bogoshipo," ucapnya masih berada di bawah tubuh Symphony, yang seketika terdiam.

Apa yang keluar dari mulut Jungkook, seakan melenyapkan seluruh oksigen di sekitarnya. Symphony merasakan dadanya menjadi sesak. Perasaannya tiba-tiba tidak karuan. Apalagi saat ia merasakan napasnya yang bertemu dengan napas Jungkook yang berat, seakan saling beradu dalam jarak yang tidak lebih dari lima belas centi itu.

"Aku merindukanmu, Phony-ya. Sangat merindukanmu." suara berat Jungkook mengalun lagi, terdengar frustasi.

Sungguh, Symphony masih tidak bisa merespon apapun, otaknya masih terhenti karena situasi ini, karena ucapan Jungkook. Semua ini terasa tidak nyata.

Ia masih berada di atas tubuh Jungkook. Dan laki-laki di bawahnya itu menatapnya dalam, seolah detik itu masih berhenti.

Studio dance itu juga terasa begitu hening, sangat hening. Hingga detik berikutnya, sebuah suara dari pintu yang terbuka secara tiba-tiba lantas membuat Symphony dan Jungkook menoleh bersamaan.

"Ah.. sial. Aku meninggalkan–" suara bariton itu seketika terhenti sesaat, saat dari jarak beberapa meter itu, pemiliknya mendapati pemandangan yang ia anggap estetik di hadapannya. Dan dengan sisa-sisa kalimatnya, ia lantas melanjutkan, "tas–ku," sambung pribadi yang kini terpaku di ambang pintu.

Sementara Symphony dan Jungkook, keduanya sudah melebarkan mata sempurna.

"Taehyung?!" ucap keduanya, bersamaan.

~~

Terima kasih yang udah mau mampir. Love u💜🥺

While With You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang