storm

20 7 1
                                    

Tetap nulis walau kayak kuburan 🤣🤣

Happy reading untuk kalian yg menemukan cerita ini😘

~~

Jungkook sendiri tidak bisa menahan sakitnya, dadanya benar-benar terasa sesak. Lalu, bagaimana dengan Symphony?

Bagaimana hari itu ia melewati semua itu, sendirian?

Membayangkan semua itu membuat hati Jungkook benar-benar terasa teriris. Ia mengeratkan pelukannya, mendekap tubuh Symphony lebih erat. Mereka masih ada di kedai kopi milik Jeong-Mi.

"Maafkan aku. Maafkan, Phony-ya...." bisik Jungkook di puncak kepala Symphony.

Sementara Symphony tidak mengatakan apapun.

Namun, Jungkook tahu perasaan Symphony saat ini, apalagi saat suara isakan itu kembali terdengar. Jungkook mengeratkan dekapannya lagi hingga dirasakannya tubuh Symphony sedikit lebih tenang. Lalu, kedua tangannya beralih memegang bahu Symphony saat gadis itu melepaskan diri dari dekapannya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Kenapa kau memendamnya sendiri, Phony-ya?" bisik Jungkook sembari mengusap sisa-sisa air mata di wajah Symphony.

Sementara itu, Symphony menunduk, ia tidak tahu harus menjelaskannya seperti apa pada Jungkook. Ia pikir, semua itu terlalu menyakitkan untuk diungkit kembali. Jadi, Symphony hanya menggeleng lemas.

"Kau tidak ingin mengatakannya padaku? Apa itu ada hubungannya dengan orang aneh yang mengganggumu waktu itu?!" Jungkook memegang bahu Symphony dengan keras.

Symphony lantas mendongak.

"Aku hanya tidak ingin membuatnya semakin kacau."

Jungkook menurunkan tangannya dari bahu Symphony, lalu menggeleng. "Kau bohong."

"Kalau kau tahu aku berbohong, lalu kenapa kau masih berusaha bertanya padaku, Kook." Symphony menatap tajam.

"Kau selalu mengatakan alasan yang sama. Apa kau memang tidak pernah percaya padaku? Apa sampai detik ini kau masih menjadi orang yang selalu meragukan ku?"

Symphony menggeleng pelan, mengusap air matanya sendiri yang mendadak jatuh lagi. "Bukan, bukan begitu, Kook."

"Lalu? Apa ada hal lain selain keraguanmu padaku?!" Jungkook memekik keras di ruangan yang sepi itu.

"AKU TIDAK PERNAH MERAGUKANMU, KOOK!" pekik Symphony sampai membuat Jungkook melebarkan matanya.
Gadis itu kemudian melanjutkan dengan intonasinya yang melemah.

"Aku tidak pernah, Kook.... Aku hanya takut...."

Tubuh Symphony bergetar lagi, bahkan kali ini, ia seperti kehilangan tenaganya, membuat Jungkook lantas memegangi bahu gadis itu lagi. Lalu, tangannya kini bergerak menangkup rahang Symphony menuntun supaya Symphony mau melihatnya.

"Katakan padaku, Phony-ya.... Katakan.... Ku mohon...." bisik Jungkook yang melihat ke bawah, menatap Symphony lekat-lekat.

Symphony lantas menjauhkan tangan Jungkook dari wajahnya. Dan, ia pikir, mungkin ini adalah waktunya untuk mengatakan semua yang selama ini ia tutup rapat-rapat dari Jungkook.
Maka, Symphony menarik napasnya dalam-dalam.

"Sebenarnya, selama ini, aku tidak benar-benar pergi meninggalkanmu."

"M-maksudmu?" Jungkook mengerutkan dahinya.

Symphony lantas memberanikan diri mendongak menatap Jungkook."Aku tidak benar-benar pergi ke Prancis."
Gadis itu lalu menurunkan lagi pandangannya. "Aku memang berniat melakukannya, jauh sebelum aku memutuskan keluar dari pekerjaanku. Tapi, Nenek justru memintaku untuk tetap tinggal di sini untuk ikut mengurus bisnis. Permintaan Nenek tentu saja tidak bisa aku tolak. Aku memikirkannya berulang-ulang, Kook. Jauh sebelum aku memutuskan untuk akhirnya pindah dari tempat tinggalku yang lama."

While With You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang