Symphony langsung terperanjat membuka matanya. Mimpi buruk, lagi.
Gadis itu membenarkan posisi tubuhnya yang bersender di kursi kabin pesawat. Melirik benda yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata ia sudah tertidur selama tiga jam sejak pesawat lepas landas dari bandara internasional US.
Ia melirik ke samping dimana Seodam duduk bersamanya. Perempuan itu bersender menutup matanya.
Symphony lalu melihat ke kursi yang berada berseberangan dengan mereka, Mr. Mansik dan Woosik, mereka pun sama terlihat lelahnya, sudah tertidur bahkan dengan mulut hampir menganga.
Symphony lantas menghela napas, menoleh ke sisi kirinya pada jendela oval yang ketika ia melihat ke bawah, hanya ada bentangan awan berongga yang menunjukkan pemandangan dari ketinggian 36.000 kaki itu.
Perjalanan masih beberapa jam untuk mereka sampai di Seoul.
Memejamkan mata kembali dan mengistirahatkan tubuh mungkin akan membuat Symphony sejenak melupakan segala bentuk pesan-pesan aneh dari nomor asing yang beberapa hari terakhir menghujani ponselnya.
Dan mungkin, bisa membantunya melupakan semua mimpi buruk yang juga sering menyapanya setiap kali ia memejam. Atau kemungkinan yang paling besar adalah, mimpi buruk itu justru akan menjumpainya kembali.
Entahlah, ia hanya ingin istirahat.Satu minggu berada di negeri paman Sam untuk urusan pekerjaan ternyata tidak seindah bayangannya—mungkin akan berbeda jika pergi untuk urusan liburan. Cukup melelahkan. Terlebih, Jeong-Mi yang dari kemarin mendadak menanyakan tentang Daewon, mungkin karena perlahan ia sadar sahabat laki-lakinya itu diam-diam sebenarnya tertarik padanya.
Delapan jam berlalu di dalam pesawat hingga akhirnya mereka siap mendarat di bandara Incheon.
Suara informasi pendaratan dari pramugari samar-samar terdengar, mengiringi para penumpang yang sedang tertidur pelan-pelan membuka matanya. Tak terkecuali dengan Symphony, yang kini mengerjap-ngerjapkan mata, bersyukur tidak ada mimpi buruk kali ini.
"Sym, apa aku tertidur begitu lama?" tanya Seodam yang berusaha memperbaiki posisi duduknya yang sudah tidak karuan karena sejak tadi tertidur.
"Ku pikir, kau memejam sejak pesawat lepas landas, Eonnie. Dan ku lihat kau tidur begitu pulas, sampai aku tidak tega membangunkanmu untuk menemaniku mengobrol."
"Ah, kau ini." Seodam mengucek matanya sekali lagi.
Bersama para penumpang lainnya, mereka keluar dari pesawat.
Mereka berjalan di sepanjang bandara untuk menemukan mobil jemputan dari pihak agensi.
Mansik dan Woosik berjalan lebih dulu di depan Symphony, dan Seodam yang kini tengah mengotak-atik ponsel sementara tangan satunya lagi sedang kesusahan, sibuk memperbaiki posisi dua tas selempang berukuran cukup besar yang sedari tadi tampak menyusahkan.
Symphony terkekeh melihat bagaimana perempuan itu berjalan kesusahan dengan segala tetek bengek di tangannya.
"Ya ampun, Eonnie. Sini, biar aku bawakan satu. Tapi hanya sampai kau selesai dengan ponselmu saja ya,"
"Terima kasih, Sym. Aku mencintaimu." balas Seodam menoleh sekilas, lalu fokus pada ponselnya lagi.
Tapi disela-sela itu, Seodam tiba-tiba menghentikan langkahnya tepat saat mereka sampai menjumpai mobil dai agensi yang sudah menunggu.
"Eh, ada apa, Eonnie?" Symphony menoleh ke belakang dimana Seodam tiba-tiba berhenti dan kini menatap layar ponsel dengan mata membulat sempurna.
Symphony yang penasaran akhirnya mundur tiga langkah untuk melihat apa sebenarnya Seodam lihat sampai menunjukkan ekspresi seterkejut itu.
"Coba kau lihat. Ini Jungkook kan? Apa dia benar-benar memacari perempuan itu?" Seodam menunjukkan layar ponselnya pada Symphony, sementara matanya masih tidak berhenti menatap ponsel tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
While With You [COMPLETE]
RomanceSymphony tidak pernah tahu, ia akan berakhir seperti ini dengan seorang John Jungkook. Lantas, apakah keduanya akan baik-baik saja setelah ini? ~John Jungkook ~Symphony Lee