Remember

13 6 0
                                    

"Temui Jungkook untuk kali ini saja, Phony-ya.... Hm?" bujuk sang nenek dengan suaranya yang parau, pun begitu lembut.

Sementara Symphony yang duduk di sebelahnya, kini terdiam menundukkan wajah.

Cucu dan nenek itu kini tengah menghabiskan waktu berdua. Keduanya duduk di sofa panjang yang berada di ruang santai kediaman keluarga Lee dengan pemandangan birunya kolam renang di hadapan mereka.

"Aku tidak ingin salah satu dari kami harus terluka lagi, Nek."

"Tapi, sayang...."

"Tidak, Nek. Ini lebih baik. Lagipula–"

"Hubungannya dengan Kim Sora sudah dikonfirmasi? Apa kau ingin mengatakan itu? Nenek pikir kau adalah orang yang sangat berhati-hati terhadap gosip. Jadi, kau tidak mungkin kan mempercayai hal itu?"

Jang Wol meraih tangan Symphony yang semula ada di pangkuannya. Wanita paruh baya itu kemudian melanjutkan.

"Kejadian hari itu memang membuat Nenek jadi kehilangan kepercayaan pada Jungkook. Nenek bahkan akan sangat memperhitungkannya jika sesuatu yang buruk terjadi padamu."

Jang Wol menjeda ucapannya.

"Tapi, lebih dari itu, Nenek bisa melihat jelas sebuah ketulusan yang teramat besar darinya, sayang. Dari sini, Nenek bisa melihat dia menyelipkan surat di kotak depan, hampir setiap hari."

Jang Wol menghela napas sesaat.

"Nenek sebenarnya tidak ingin mengatakan ini, tapi hati Nenek selalu sedih saat melihat dia berdiri mematung di depan pagar. Entah kenapa, Nenek jadi selalu memantaunya lewat CCTV. Dia menunggumu, sayang. Dia pasti tersiksa selama ini. Sangat." Jang Wol memegang kuat kedua tangan cucunya itu, menatapnya lekat-lekat.

Wanita itu lantas melempar tatapan ke arah kolam.

"Nenek begitu merasakannya." ucapnya pelan, seolah sedang melihat lagi bagaimana Jungkook selalu diam-diam mendatangi rumah itu, berdiri mematung, mengharapkan sesuatu di sana.

"Lagipula dia juga tahu kalau aku sudah tidak di Korea lagi, Nek. Jadi, biarkan saja. Semuanya juga akan membaik seiring waktu,"

"Tidak, sayang. Jungkook akan menyusulmu ke Perancis."

"Mwo?!" Sontak Symphony langsung mengkerutkan keningnya.

"B-bagaimana bisa?"

Jang Wol tampak menghela napas sembari menggeleng samar. "Nenek juga tidak mengerti dengannya. Itulah kenapa Nenek memintamu untuk menemuinya, dan mengatakan yang sebenarnya, Phony-ya. Nenek pikir dia sangat mencintaimu."

"T-tapi, bagaimana Nenek mengira kalau dia akan menyusulku? Dia itu idol, Nek. Mungkin dia memang sedang ada tour di sana."

Lagi-lagi, sang nenek menghela napas. "Iya, Nenek juga berharap begitu. Tapi, dia baru saja menemui Nenek kemarin. Dia mendatangi ku langsung ke sini, sayang. Dia sampai ke hadapanku."

"A-apa?"

Symphony menggeleng pelan. Ini benar-benar di luar dugaannya. Ah, benar. Symphony lupa akan satu hal. Jungkook bukan orang yang mudah menyerah. Dia terlalu bisa dalam segala hal.

***

Jungkook membuang napas kasar.
Membungkukkan tubuhnya di sofa, sementara kedua tangannya menumpu di atas paha. Wajahnya sudah terlihat frustasi semenjak masuk ke dalam ruangan ber-AC yang kini hanya ada dirinya, dan seorang pria berusi 40-an sedang duduk di kursi kebesarannya. Di atas meja kerja pria itu ada sebuah papan tag bertuliskan direktur utama, Kang Sook Jae.

While With You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang