Sungchan yang baru saja mendarat memilih untuk langsung mengunjungi teman-temannya di kampus. Dirinya sudah cukup bosan, yang ia lakukan hanya tidur saja selama perjalanan tadi. Ah bawaannya masih ada di mobil jemputan kampus, jadi ya mumpung searah ia akhirnya memilih untuk mampir. Dan ini pertama kalinya ia menemukan ruangan wkm fotografi sepi dan terkunci, tak seperti biasanya yang selalu ada orang serta pintu yang terbuka lebar.
"Tumben banget ini, pada kemana ya? Perasaan bukan hari libur dah? Oh lagi sertijab kali ya? Eh tapi sertijab apaan anjir periode gua belom kelar"
Sungchan masih setia berdiri disana, mencari orang untuk ditanya pun tak ada. Ia merasa kampusnya semakin sepi, padahal dulu selalu saja ramai sampai ia susah untuk menuju ruangan wkmnya.
"Sungchan! Anjir udah pulang aja lo"
"Haha iya ini gua mampir dulu sebelum kerumah, tapi gak ada orang masa Gyu"
"Tadi gua liat anak fotgraf pada barengan tuh keluar, gatau dah kemana. Udah pada dapet izin juga katanya, si Chenle udah izin gak masuk"
"Oh gitu, lu mau kemana ini?"
"Biasalah"
"Tebar pesona?"
"Haha sialan, enggak anjir ini gua mau latihan ke lapangan. Duluan yak"
"Yoi, ti ati kesandung"
Sungchan merasa mungkin bukan waktu yang tepat untuk dirinya memberikan kejutan. Jadi ia memilih untuk pulang karna tubuhnya terasa seperti ingin hancur. Oh iya, kembalinya sungchan tidak serta-merta menjadikan ia akan aktif kembali dalam dunia perkuliahan disana. Ia tetap akan menjalani perkuliahan secara online, atau mungkin sesekali ia datang ke kampus untuk les bahasa Jepang agar tidak terlupakan.
Kini sungchan sudah sampai di depan apartemen tua namun masih nyaman untuk di tempati. Apartemen yang menjadi saksi kehidupan Sungchan disaat ia terpuruk dan membaik seperti sekarang ini. Ia pun membantu para staff kampus yang membantu dirinya untuk pulang, dan sesampainya di kamar sudah pasti ia langsung membuka seluruh jendela yang ada, bau disekitar sana sudah sangat lembab. Jadi butuh pertukaran udara.
"Itu siapa yak? Kayak kenal deh gue. Gak asing mukanya sumpah"
Sungchan akhirnya memalingkan pandangan, sosok itu dengan berani menatapnya erat dari bawah sana. Seperti tak ada rasa canggung saat kedua mata mereka saling bertemu, bahkan sosok itu memberikan senyum lebar dengan barisan gigi yang rapih. Namun sedihnya Sungchan masih tidak ingat siapa sosok itu.
"Dih serem anjir, gue liatin dia malah liatin balik. Mana pake senyum lagi, gue gamau terlalu percaya diri tapi tuh arah senyumannya ke arah jendela gua ya gak sih? Tetangga gua kanan kiri gak ada yang buka jendela, ya berati dia senyum ke gua dong? Ya kan? Au ah gue masih teler mending tidur lagi aja"
Sungchan akhirnya enggan untuk membahas siapa sosok misterius itu. Ia memilih untuk tidur dikasur kesayangan yang tak bisa di gantikan dengan apapun itu. Sedangkan sosok itu masih setia duduk di bawah sana melihat sekitar walau langit mulai mendung.
"Pulang kemana ya? Gue males banget pulang" ucapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/313495091-288-k205568.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguntit - Sungtaro Au.
عاطفيةcerita ini cerita lanjutan dari; https://twitter.com/_JEL00/status/1531001152388485120?t=J26c4GdGQvlSn5fao-VzZw&s=19 silahkan baca kisah sebelumnya diatas ya ;)