Cw; Character Died
Terhitung sudah tiga bulan lamanya Yuta masih setia berbaring diatas tempat tidur rumah sakit yang seharusnya terasa tak nyaman. Dan sudah tiga bulan juga baik Sungchan dan Shotaro bahkan teman-teman mereka ikut begantian menjaga sang kakak agar tetap aman dari ancaman yang entah masih ada ataupun tidak di luar sana.
Shotaro masih setia mengenggam tangan Yuta sambil terus berharap tinggi agar lelaki itu bisa secepatnya sadar, walau dokter sudah berkata bahwa kemungkinan Yuta untuk bertahan hanyalah dua puluh persen dan dengan angka segitu pun Yuta hanya bisa berbaring ataupun duduk diatas kursi roda karna kelumpuhan yang ia derita.
Tetapi Shotaro tak perduli, apapun yang terjadi ia akan tetap menjaga Yuta merawatnya dengan baik sebagaimana Yuta merawat dirinya dulu. Memandikan, menggantikan pakaian, memberikan makan dan sebagainya. Shotaro hanya tak mau sendiri, ia masih mau ada seorang keluarganya yang hadir pada hari bahagianya dengan Sungchan nanti. Dan ia juga mau Yuta terus bersama dirinya sampai mereka harus terpisahkan oleh kehendak tuhan.
"Sayang ini aku bawa kue"
"Eh kue buat apa?"
"Selamat ulang tahun sayangku"
"Hah? Astaga aku gak ngeh, makasih Uchan"
"Ayo make a wish abis itu tiup lilin. Maaf ya gabisa kasih surprise abis lagi jaga abang"
Keduanya bercakap dengan nada suara yang cukup rendah, saat itu waktu menunjukan pukul 12 malam. Waktu yang tepat bagi mereka berdua untuk beristirahat. Shotaro tak protes, bisa mendapatkan sebuah kue saja ia sudah bahagia. Ia jelas tahu betapa lelahnya tubuh Sungchan yang terus menerus harus mondar mandir kesana kemari demi sebuah keadilan, dari pagi hingga pagi lagi, bertemu dengan berbagai banyak berkas serta beradu argumen dengan banyaknya saksi palsu yang entah ayahnya dapatkan darimana. Sementara ia hanya berdiam di dalam ruangan kamar rumah sakit sembari terus berdoa dan berharap datangnya sebuah keajaiban. Jelas Sungchan yang lebih lelah dengan ini.
"Gapapa sayang, dapet kue aja aku udah seneng. Ayo make a wish bareng-bareng"
Keduanya kini sedang menutup mata sembari memanjatkan doa, sudah bisa di tebak kali ini Shotaro akan meneteskan air matanya. Sungchan yang memahami perasaan sang calon pun ikut menangis, ia juga faham bagaimana rasanya tak memilki keluarga, bagaimana rasanya mengejar rasa bahagia. Berat memang tapi ia yakin dirinya dan Shotaro akan mendapatkan kebahagiaan yang mereka dambakan secepatnya.
"Jangan nangis terus sayang kasian matanya tuh masih sembab jadi makin sembab"
"Maaf tapi aku gatau mau gimana lagi?"
"Hmm tadi pas aku beberes berkas di apartemen abang aku nemu ini"
"Apa ini?"
Sungchan memberikan sebuah kotak yang tak begitu besar namun pula tak kecil, ukurannya sedang tetapi cukup berat. Ia pun penasaran apa isi dari kotak itu. Pada tutup kotak tertulis bahwa isi di dalamnya adalah hadiah untuk mereka berdua, isinya pun beragam, Shotaro menemukan foto kecil dirinya dengan sang kakak, ingat cincin persaudaraan mereka yang di temukan Sungchan? Yap cincin itu juga ada disana, hampir semua isi kotak itu adalah memori berharga Shotaro dan juga Yuta.
Pandangan Sungchan seketika berpusat pada sebuah amplop yang tak polos, diluarnya terdapat banyak gambar yang ia duga digambar oleh seorang anak kecil berusia mungkin empat tahun. Sungchan lantas mengambil dan membuka amplop itu, di dalamnya ada sebuah surat dan sebuah foto Yuta dengan seorang anak kecil. Karna sudah penasaran akhirnya Sungchan membaca surat itu dengan suara yang masih dengan nada rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguntit - Sungtaro Au.
Romansacerita ini cerita lanjutan dari; https://twitter.com/_JEL00/status/1531001152388485120?t=J26c4GdGQvlSn5fao-VzZw&s=19 silahkan baca kisah sebelumnya diatas ya ;)