Semalam suntuk Sungchan berguling-guling diatas tempat tidurnya, fikirannya tidak tenang. Ia teringat akan pembahasan misteri selama di kampus tadi. Semua cerita dari berbagai sudut pandang sudah ia dengar, dan seorang Sungchan yang seorang pecinta komik "Detective Conan" akhirnya merasa tertantang untuk mendapatkan jawaban atas kasus yang janggal ini. Selama perjalanan pulang tadipun ia sudah menyusun rangkaian pola cerita di dalam kepalanya, dan kini ia menyusunnya diatas secarik kertas. Mumpung tak bisa tidur katanya.
"Sumpah inituh aneh, masa iya jasadnya kepental? logikanya gini, tubuh kalo masuk ke jurang seharusnya tuh hancur gak sih? tapi masa iya gak ada keberadaanya sama sekali? ah anjir, gue mending besok ke tkp deh biar jelas"
Sungchan selalu berpegang teguh dengan ucapannya, buktinya kini ia memaksa diri untuk tidur dan esok harinya pun ia juga sudah bersiap sejak pukul tujuh pagi. Sarapan bisa ia dapatkan dijalan, gampang baginya. Yang terpenting sekarang rasa ingin tahunya yang sudah berada di puncak itu harus menemukan jawaban secepat mungkin. Sungchan sudah tahu dimana tempat yang Chenle maskud, dan benar saja. Semua kejanggalan tak berdasar itu patut untuk di selidiki.
"Disini? udah di renov ya? gak ada bekas kecelakaan sama sekali"
"Ngapain dek?"
"Eh iya pak, ini saya lagi nyari sesuatu hehe"
"Hati-hati dek disitu, dulu ada yang kecelakaan tapi jasadnya gak ketemu sama sekali"
"Itu temen saya pak, ini saya mau nyari tau sesuatu"
"Sesuatu apa dek?"
"Sesuatu yang aneh pak, bapak selalu ada di sekitar sini?"
"Iya tuh di gubuk yang disitu, kenapa emang dek?"
"Pas kejadian bapak ada disitu?"
"Enggak sih, lagi gak ada orang waktu itu, tapi malem abis kejadian pas lagi ngopi ada anak muda celingak-celinguk sekitaran sini. Nyari kunci katanya"
"Anak muda? lucu gak pak?"
"Lucu gimana?"
"Ya lucu, imut gitu orangnya. Duh gimana gua jelasinnya"
"Saya gak tau dek, ketutup banget dia. Gak keliatan mukanya, cuma emang waktu itu saya nemu kunci pas lagi intip-intip tempat kejadian. Yaudah saya kasih, lagi dia ngasih bukti kunci punya dia"
"Gak bilang pak kunci apa?"
"Kunci rumah katanya, katanya tuh ya dia lagi apa yah itu sumpari itu sama temennya terus kunci rumahnya jatoh gitu"
"Bapak ada nemu yang lain gak?"
"Nemu ini, kaca mata. Selalu bapak bawa kalo ada barang jatoh sekitaran sini, jadi kalo ada yang nyari bapak tinggal kasih"
"Ini punya temen saya pak, boleh saya ambil"
"Yaudah sok atuh ambil aja"
"Makasih ya pak"
"Sama-sama dek, udah sini jangan di pinggiran situ serem"
Seperti tersambar petir, Sungchan yakin seratus persen kaca mata yang ia pegang kali ini adalah kaca mata milik Shotaro. Ia ingat betul saat bercengkrama dengan sang senior malam itu, ia melihat tangkai kaca mata itu dibalut sedikit plester berwarna biru, ia pun sungkan untuk bertanya. Lagipula ia fikir hal itu awam, biasa dilakukan banyak anak kuliah demi menyimpan uang untuk memperbaiki hal yang masih bisa diakali seperti ini.
Namun Sungchan semakin aneh, kaca mata itu bahkan tak hancur sama sekali. Hanya terdapat beberapa goresan yang memang seperti sering di pegang, bukan karna terlempar atau yang lainnya. Sungchan teringat pesan Nana yang berkata bahwa Shotaro tak bisa hidup tanpa kaca matanya, dan Shotaro yang selalu ia lihat di setiap paginya itu adalah Shotaro yang tak memakai kaca matanya ini.
"Lu nyari ini ya bang? ketemu nih. Gue balikin ke lo ya bang, biar lo tenang. Ah tapi gua yakin banget lo masih hidup bang. Tenang bang bakal terus gue cari tau biar jelas"
Sungchan masih setia disana, menelusuri setiap sudut yang dahulu tertutup garis kuning polisi itu. Kasus kecelakaan dan hilangnya Shotaro hari itu benar-benar membuat geger seluruh media berita, bahkan kasus pencarian yang terjadi berbulan-bulan lamanya selalu menjadi highlight dan berita terpanas yang banyak dicari orang. Sungchan kini kembali tepat dimana motor Shotaro di temukan di dalam jurang dibawah sana, dan lagi-lagi ia menemukan sesuatu yang bisa menjadi bukti.
"Ini pembatasnya ada bekas track ban, berarti pernah di lindes ban motor. Tapi tadi bapaknya bilang kasus bang Shota tuh kasus kecelakaan pertama disini karna disini selalu sepi. Berarti ini, bekas ban motor bang Shota dong? Jatohnya motor ngelewatin pembatas terus jatoh ke bawah kan? sedangkan ini jalannya lurus bukan tikungan. Kayak sengaja ada motor di gas disini biar jatoh kebawah. Masa iya bang Shota sengaja buang motornya?"
Tak terasa waktu berjalan, kini perut Sungchan sudah keroncongan. Ia benar-benar belum mengisi apapun hanya karna sudah tak kuasa melihat tempat kejadian, kini ia pun memilih pergi mencari tempat makan yang ada di dekat sana. Tentu saja dengan kaca mata yang sudah ia simpan di dalam jaketnya.
"Besok lagi ya bang, gue kangen banget asli! pas gue kosong nanti gue cari tau lagi, oke?"
Kini Sungchan sedang menunggu pesanannya untuk di sajikan, sembari menunggu ia pun melihat sekitaran warung makan itu. Ada sebuah kotak yang bertuliskan "Barang ketinggalan ambil disini" yang sudah pasti membuat Sungchan penasaran, di dalam kotak itu banyak terlihat barang yang notabenenya tak bernilai mahal. Mulai dari gelang tali, jepit rambut, bahkan cincin anak-anak juga ada di dalam sana. Tetapi ada satu bungkus plastik berisikan dua buah cincin yang sepertinya juga tak memiliki harga yang mahal. Dari luar sudah terlihat jelas kalau barang itu sudah tersimpan lama di dalam sana, tapi bukan itu masalahnya. Cincin itu tak asing bagi Sungchan, ia yakin betul cincin itu sudah pernah ia lihat sebelumnya.
"Dek ini pecel lele sama es teh"
"Eh iya makasih ya bu"
"Itu kalo ada barang adek disana ambil aja, yang bukan terus ada mau juga ambil aja gapapa. Biar kosong kotaknya"
"Oh iya oke bu, makasih"
"Sama-sama"
Sungchan memilih untuk mengambil sepasang cincin itu, ia buka dan keluarkan kedua cincin itu dari dalam plastiknya. Karna sudah lama di dalam plastik alhasil cincin itu menjadi lengket dan juga berkarat. Sungchan memandangi setiap sisi cincin itu, di balik cincin pertama bertuliskan nama "Nakamoto Yuta" sedangkan di dalam cincin kedua bertuliskan nama "Osaki Shotaro"
"Anjir! ah sialan kenapa pas gue lagi nyari gini sih? ini gue berasa kayak diarahin dah. Ah pulang aja dah gua mumpung belom gelap"
Sungchan yang penakut kini kembali muncul, kembai mengalahkan sosok Sungchan yang selalu penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penguntit - Sungtaro Au.
Romanscerita ini cerita lanjutan dari; https://twitter.com/_JEL00/status/1531001152388485120?t=J26c4GdGQvlSn5fao-VzZw&s=19 silahkan baca kisah sebelumnya diatas ya ;)