7. Rasa Sakit

13.6K 1.1K 4
                                    

Matahari bersinar menyapa pagi hari ini dengan sangat cerah, cahayanya bahkan masuk malalui sela-sela jendela yang tertutup gorden dan mengenai wajah mungil seseorang yang saat ini sedang tertidur pulas di kamarnya.

Karena merasa terganggu dengan cahaya itu akhirnya dia membuka matanya dengan perlahan dan menggeliatkan tubuhnya agar rileks.

"Udah pagi aja" Monolognya sambil mengucek matanya.

Rio, dia menatap jam yang berada diatas nakas yang saat ini sudah menunjukkan pukul 6 lewat 30 menit. Masih tersisa waktu sekitar 1 jam lagi sebelum bel masuk sekolah berbunyi karena sekolah Rio masuk pukul setengah 8 pagi.

Bangkit dari kasur setelah mengumpulkan nyawanya dan beranjak menuju kamar mandi, setelah itu Rio bersiap-siap memakai seragam untuk pergi ke sekolah.

"Dah ganteng, ayo berangkat!" Ucap Rio semangat setelah bercermin, lalu setelah itu dia pergi keluar dan tak lupa untuk mengunci pintunya.

Setelah turun dari angkot Rio melihat motor abangnya Bian yang baru saja masuk ke area sekolah, jadi dia memutuskan untuk pergi ke parkiran untuk menemuinya.

"Abang!" Teriakan itu berhasil membuat Bian yang baru saja turun dari motor setelah membuka helmnya langsung menoleh.

"Woi bocil!" Balas Bian berteriak juga dan berjalan menghampiri Rio, "Kenapa kemarin gak masuk?" Tanya Bian dan merangkul pundak Rio sambil berjalan beriringan menuju kelas.

"Kemarin kesiangan bang jadinya gak masuk deh" Jawab Rio berbohong, karena dia takut jika abangnya tau dia sedang sakit maka Bian akan bersikap berlebihan.

"Tumben banget kesiangan?, Pulang malem lagi?" Tanya Bian menuntut sambil mendudukkan dirinya di bangku kerena memang mereka sudah sampai di dalam kelas.

"Iya bang, soalnya restoran lagi rame" Jawab Rio berbohong lagi, ini nih yang paling tidak disukai Rio ketika dia berbohong. Karena, jika sekali dirinya berbohong maka dia akan terus mengatakan kebohongan.

Bian yang mendengar itu hanya ber-o ria sambil mengelurkan buku mata pelajaran pertama.

Bel masuk pun berbunyi dan kelas menjadi hening karena jam pelajaran pertama adalah matematika, Bu Catur adalah guru paling galak diantara guru yang lain, saat muridnya tidak bisa menjawab ataupun tidak mengerjakan tugas, maka dia akan menghukum dan menyuruh membuat 20 soal beserta jawabannya.

Pelajaran pun dimulai dan terus berlanjut hingga jam istirahat berbunyi.

"Kantin gak?" Ajak bian dan langsung dianggukin oleh Rio.

Mereka tiba dikantin dan memesan makanan, mereka pun menikmati makanannya dengan tenang dan terlarut dalam pikirannya masing-masing terutama Rio.

Rio melamun memikirkan biaya hidupnya untuk kedepannya, apalagi sekarang dia tidak punya pekerjaan karena habis dipecat kemarin. Uang tabungannya juga hanya cukup untuk membayar kost yang jatuh tempo pada esok hari. Lalu bagaimana nanti untuk keperluan keseharian dan kebutuhan makannya.

'Jadi Rio membayar kost itu tinggal terlebih dahulu baru setelahnya dia bayar, karena dulu dia tidak punya uang jadi ibu kostnya menyuruh dia untuk tinggal terlebih dahulu baru bayarnya nanti'

"Woi! Ngelamunin apa sih?" Teriak Bian yang langsung membuyarkan lamunan Rio.

"Gak ada kok, cuma mikirin tugas matematika" Elak Rio dan langsung meminum es tehnya tanpa memperdulikan tatapan heran Bian.

"Ohh tugas doang, gua kira apaan" Balas Bian dan kembali melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Setelah itu hanya ada keheningan diantara mereka, dan setelah selesai makan mereka pun kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

RIO ADHLINO (Pindah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang