Rio saat ini sedang memakan bubur disuapi oleh Gio, tadi pagi setelah matahari terbit Rio terbangun dan mengeluh jika perutnya kembali sakit. Jadinya Gio memanggil Dokter untuk memeriksa keadaan Adeknya itu, dan Dokter berkata tidak ada hal yang serius.
"Udah Abang" Ucap Rio sambil menolak suapan yang akan diberikan oleh Gio.
"satu lagi ya, kamu baru makan empat sendok loh" Bujuk Gio kembali mengarahkan sendok yang tadi ditolak ke mulut sikecil.
"Tapi abis ini udah ya" Ucap Rio memelas dan dibalas dianggukan oleh Gio, Rio akhirnya memasukan sendok tersebut yang diarahkan kemulutnya.
"Nih minum dulu airnya, abis itu minum obat" Gio memberikan gelas berisi air putih dan membantu Rio untuk meminumnya menggunakan sedotan.
"Abis ini istirahat, biar kamu cepet sembuh ya" Kembali Gio berucap setelah membantu Rio meminum obat dan merebahkan tubuh anak itu.
"Abang gak kekantor?" Tanya Rio heran, karena saat ini sudah menunjukkan pukul 8 pagi tapi kenapa Abangnya itu masih berada disini.
"Abis ini Abang kekantor" Balas Gio sambil mengelus lembut rambut anak itu, "Kamu Abang tinggal sendiri gak papa kan?" Lanjut bertanya.
"Iya gak papa kok bang" Jawab Rio sambil tersenyum.
"Yaudah sekarang kamu istirahat ya" Rio yang mendengar itu mengangguk dan mulai memejamkan matanya sambil menikmati elusan yang diberikan oleh Gio, dan tak lama terdengar suara dengkuran halus dari mulut si kecil yang membuat Gio tersenyum.
"Cepet sembuh adeknya abang" Gumamnya pelan lalu mencium kening Rio. Setelah itu berulah Gio pergi meninggalkan kamar Rio karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya dikantor.
----
Saat ini Rio sudah merasa lebih baik, dan saat ini anak itu sedang menyenderkan tubuhnya di dada bidang Vale sambil menonton kartun perkakas dilayar Tv yang tersedia dikamarnya.
"Seneng banget sih nonton kaya gitu" Ucap Vale sambil menggesekkan dagunya di pucuk kepala Adeknya.
"Seru tau" Balas Rio sambil menoleh untuk menatap wajah Vale, dan Vale yang melihat itu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencium pipi anak itu.
"Abang Juan kok belum dateng bang?"
"Sebentar lagi kayanya, soalnya dia lagi ada rapat tim basket buat pertandingan minggu depan" Rio yang mendengar itu mengangguk lucu yang membuat Vale tidak tahan untuk mencubit hidung kecil Adeknya, dan Rio yang sedikit merasakan sakit langsung mengerucutkan bibirnya dan kembali fokus menonton Tv.
Ceklek
"Abang!" Pekik Rio saat melihat orang yang membuka pintu kamarnya adalah Abangnya Juan.
Juan yang mendengar itu entah kenapa langsung tersenyum, dirinya merasa bersyukur karena saat ini keadaan Adeknya sudah baik-baik saja.
"Jangan teriak" Nasihat Vale sambil menyentil pelan bibir Adeknya itu.
"Iya" Ucap Rio sambil menunduk lesu.
Juan masuk setelah menutup pintu dan berjalan menghampiri nakas yang berada didekat brankar, "Abang bawa apa?" Tanya Rio saat melihat Abangnya itu membawa kantong plastik ditangannya.
"Mau" Ucap Juan sambil menawarkan biskuit yang dia keluarkan dari kantong tersebut, dan Rio yang melihat itu langsung mengangguk antusias. Juan segera memberikan bungkus biskuit yang sudah dia buka kepada Rio yang segera dimakan oleh sang empu.
"Gimana kondisinya bang?" Tanya Juan kepada Vale yang saat ini sedang menduselkan hidungnya ke rambut Rio. Vale menghentikan aktivitasnya dan menatap Juan, "Kata Dokter besok siang udah bisa pulang" Balasnya dan kembali melanjutkan aktivitasnya karena Vale merasa candu dengan bau strawberry rambut Adeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIO ADHLINO (Pindah)
RandomHidup sebatang kara bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan, begitu banyak rintangan dan cobaan karena harus terbiasa mandiri. Rio di umur 13 tahun sudah harus merasakan pahitnya kehidupan, dia dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja walaupun usia...