Part 1

4.5K 50 5
                                    

bagian satu

Ibrahim Baldwin

NAMA gue Ibrahim Baldwin, anak pertama dari Charles Baldwin dan Aria Baldwin yang sudah menginjak usia dua puluh tujuh tahun sekarang. Setelah bokap meninggal, gue diberikan tugas untuk mengambil alih Baldwin Groups dengan menjadi CEO. Adik kedua gue, Alaska Baldwin saat ini nggak lagi tinggal Indonesia. Kebetulan dia lagi kuliah di Australia, dan lagi sekolahnya ini berbayar dan bukan beasiswa—adik gue nggak sepintar itu.

Selain nyokap dan Alaska, orang spesial di kehidupan gue adalah Jeslyn, pacar gue selama satu tahun belakangan ini. Cewek cantik berkelas yang sangat membuat gue jatuh cinta. Awal ketemu Jeslyn sebenarnya karena kita adalah temen sekolah, gue, tapi nggak sedeket itu juga soalnya kita beda kelas. Kita semakin dekat setelah Jeslyn bekerja di Baldwin Groups setahun sebelum gue menjabat sebagai CEO.

Hari ini gue sedang berhadapan dengan Om Michael Dermin—salah satu temen bokap—dan anak perempuannya yang gue akui cukup cantik. Tapi cuma cukup, kalau soal cantik jelas Jeslyn masih lebih unggul.

"Lho? Kenapa pada diem? Kenalan dong kalian." Ujar nyokap memecah keheningan setelah kita bertegur sapa tadi.

Gue memperhatikan cewek di depan gue yang mengenakan gaun minimalis berlengan pendek berwarna putih. Dia menatap gue dengan tatapan tajam kayak anak kecil yang pengen nunjukin kalau dirinya tuh jagoan.

 Dia menatap gue dengan tatapan tajam kayak anak kecil yang pengen nunjukin kalau dirinya tuh jagoan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibra. Ibrahim Baldwin." Gue mengulurkan tangan ke arah dia.

"Safalia Dermin, panggil aja Safa." Dia membalas menjabat tangan gue sebentar lalu menariknya lagi.

Gue berpaling ke arah nyokap dan om Michael yang sedang tersenyum menatap gue dan siapa tadi namanya? Oh, Safa ya. "Gitu dong kenalan. Safa ini udah...,?"

"Kuliah tante, semester lima."

"Lima? Seumuran Alaska dong ya?" Ujar nyokap sambil menatap gue, yang membuat alis cewek itu bertaut—bingung. "Alaska itu anak tante juga, adeknya Ibra."

Akhirnya dia hanya tersenyum. "Alaska udah semester tujuh Ma."

"Ya itu maksud Mama,"

"Eh, kalian berdua ngobrol aja dulu. Biar Ayah sama Tante Aria pindah dulu duduknya." Kali ini om Michael yang berujar.

"Nah ide bagus tuh. Ayo Mike." Nyokap langsung turun duluan dari kursinya dan mencari tempat lain untuk duduk.

Selepas nyokap dan om Michael pergi, gue kembali menatap cewek yang sedang sibuk dengan ponselnya sekarang. "Ehm, mungkin lo udah tahu kalau maksud orang tua kita ngenalin kita bukan hanya untuk jadi 'temen'," kedua jari gue mengisyaratkan dengan memberi tanda kutip. "Harapan mereka pasti lebih dari itu."

Dia mengangguk sambil memakan kentang goreng di hadapannya.

Gue melanjutkan. "Sebelumnya gue mau bilang kalau gue udah punya pacar. Jeslyn Amanda kalau mungkin lo tahu? Dia itu selebgram juga lho." Safa menggeleng pelan. "Oke, kalau lo nggak kenal. Intinya gue udah punya cewek."

Limerence  🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang