Part 2 🔞

14.7K 58 5
                                    

bagian dua

WARNING🔞!!

🔉 PART INI KHUSUS UNTUK USIA 18 TAHUN KE ATAS!!!

Safalia Dermin

HARI ini adalah hari pernikahan gue.

Gue akuin hal ini memang sedikit terburu-buru.

Setelah pertemuan di restoran Banica waktu itu, gue dan Ibrahim hanya diberikan waktu dua minggu untuk saling mengenal—yang sebenarnya nggak dilakukan dengan baik. Ibra hanya menjemput gue di rumah, say goodbye to Ayah—yang herannya malah sering banget ada di rumah belakangan ini—, nganterin gue ke apartemen Tata temen gue, terus lanjut ketemu ceweknya yang selebgram itu. Gitu aja terus tiap hari.

Hari ini gue lagi berdiri di altar. Pemberkatan sudah berlangsung sejak beberapa jam yang lalu, dan sekarang adalah resepsinya. Tamu undangan yang dateng hari ini rata-rata adalah rekan kerja Ayah dan rekan kerja orangtua Ibra—dan Ibranya juga. Gue nggak tahu pacarnya Ibra datang atau enggak karena gue sendiri belum tahu kayak gimana wajahnya.

Semua orang yang hadir tampak bahagia menikmati hidangan yang disajikan sambil diiringi musik dari penyanyi ternama favorit gue. Yah, semuanya bahagia kecuali Ibra. Dia hanya menampakkan senyum kaku yang membuat orang terdekatnya tahu kalau ia hanya pura-pura bahagia. Gue? Gue juga awalnya susah menerima kenyataan kalau gue harus dipilihin suami sama Ayah. Tapi akhirnya gue bisa sedikit nerima dan yakin kalau pilihan Ayah dan Bunda pasti tepat dan—kaya hahaha.

Intinya gue nggak zonk-zonk bangetlah.

Tapi bener aja, Ibra malam ini kelihatan menawan dalam balutan tuxedo hitam dan dasi kupu-kupu berwarna senada, juga setangkai mawar putih di dadanya. Sedangkan gue hanya mengenakan pakaian berbahan brukat bermodel sabrina berwarna putih.

"Lo seneng?" Ibra berbisik di telinga gue tanpa membuka mulutnya, pandangannya lurus ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo seneng?" Ibra berbisik di telinga gue tanpa membuka mulutnya, pandangannya lurus ke depan.

Gue mengangguk sambil melirik dia sejenak. "Lumayan. Gue seneng karena hari ini bisa ngelihat orang-orang terdekat gue bahagia. Ini juga hari bahagia buat gue karena ini hari ulangtahun bunda, dan jadi hari dimana status gue berubah jadi seoang istri."

"Ck, bisa-bisanya malah bahagia." Ibra berdecak, tapi masih menampilkan senyum pura-pura didepan para tamu undangan. "Nggak habis pikir gue."

**

Kurang lebih dua jam rangkaian acara berlangsung, setelah itu gue dan Ibra langsung diberikan tempat untuk menginap di suite room hotel tempat kita melangsungkan pernikahan.

Gue berjalan tertatih sambil menenteng heels bertali yang gue pakai untuk berdiri selama acara pernikahan berlangsung. Gue menyusul langkah cepat Ibra yang sama sekali nggak mau menunggu gue.

Limerence  🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang