bagian tujuh
WARNING🔞!!
🔉 CERITA INI KHUSUS UNTUK USIA 18 TAHUN KE ATAS!!!
Safalia Dermin
SUDAH lima hari Ibra belum pulang ke apartemen. Meskipun kata Bi Ratna, Ibra sering pulang waktu subuh untuk mengambil pakaian, tapi gue nggak pernah ngelihat batang hidungnya sedikit pun.
Mama pernah menelepon gue sekali dan menanyakan keberadaan Ibra yang langsung gue jawab kalau suami gue lagi lembur. Gue juga udah nge-chat Ibra untuk menyamakan jawaban, tapi hanya dibaca dan nggak dibalas sama sekali. Gue nggak berharap lebih, tapi seenggaknya dia bisa bilang makasih sama gue.
Hari ini gue bersiap ke kampus, dengan mengenakan celana jins berwarna biru tua dan sweater berwarna biru lembut. Rambut gue digerai bebas aja.
Setelah merasa rapih, gue langsung mengambil roti yang sudah disiapkan Bi Ratna. Sambil membuka ponsel karena gue mau nelpon Pak Anwar, untuk anterin gue ke kampus.
Ibrahim's Calling
Why is this man calling me? Mungkin ada hal mendesak kali ya? Berdasarkan pemikiran itu, gue langsung menekan tombol hijau.
"Ha—,"
"Hallo Safa, lo dimana?"
"Di apartemen, kenapa?"
"Nyokap ajak ketemuan sekarang." Ya ampun ini sih urgent banget. "Ayo siap-siap, bentar lagi gue jemput."
"Sekarang banget? Pagi ini banget ketemunya?"
"Ya enggak juga, siangan gitu lah. Tapi kita ketemu aja dulu nyamain presepsi."
"Presepsi apa yang perlu disamain? Udah dulu ya Him, gue mau ke Kampus dulu."
"Yaudah biar gue jemput aja,"
Dih ngapain? "Udah nggak usah,"
"Biar kita bisa sekalian ngobrol tai. Tunggu! bentar lagi gue nyampe,"
Kayak Belanda lu, penjajah -_-
**
Jeslyn Amanda
Tadi pagi Ibra baru aja dapet telepon dari nyokapnya, dan nyokapnya bilang pengen ketemu sama Ibra dan istrinya itu. Jadilah dia pergi pagi-pagi banget dan nyuruh aku berangkat sendiri. Sebenarnya Ibra sempet bilang kalau seandainya ada sesuatu yang aku perlu, bisa langsung kabarin Alex aja. Karena hanya Alex yang tahu soal hubungan aku dan Ibra yang masih berlanjut setelah dia nikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence 🔞
RomanceLimerence adalah sebuah kata benda yang berarti "Kita sedang tergila-gila dengan seseorang," Ibrahim Baldwin tidak pernah menyangka akan dijodohkan ibunya dengan orang yang tidak ia kenali--Safalia Dermin. Sementara disaat yang sama, dirinya bahkan...