1.| Beginning of destruction

592 275 197
                                    

Jangan lupa komen dan vote yaa^^




Happy reading!


Langit abu-abu menghiasi pagi, di iringi suara khas rintik gerimis yang membasahi isi bumi, menyapa Kota Leucos. Di bawah itu manusia tetap melakukan aktivitas seperti biasa, rintik gerimis tidak menjadi alasan untuk menghentikan kesibukan yang terus berulang. Para siswa belarian dari gerbang menuju kelas masing-masing agar tidak ke basahan, terkecuali untuk seorang gadis bersurai legam dengan hoodie hitam yang berjalan dengan santai di iringi senandung yang selalu ia lantunkan, bibirnya terangkat membentuk senyuman tak kala melihat sahabat-sahabatnya berdiri bersebelahan pada pembatas pagar depan ruang kelas MIPA di lantai dua.

"HOI JIHAN, NGGAK KELIATAN GERIMIS APA? LAMBAT AMAT TUH JALAN KEK SIPUT, RUN BESTIE, RUNNN!! NANTI BAJU MU BASAH SEMUA," teriak Decha menggelegar, ketiga gadis yang berdiri bersebelahan dengannya menutup kuping mereka mendengar teriakan itu.

"IT'S OKAY, BAJU KU NGGAK BASAH KOK, CUMA KUYUP AJA HAHAHA,"

"ITU SAMA AJA NJING, huffhh sabar."

Jihan hanya berkekeh mendengar sahutan sahabatnya itu.

"Permisi maaf menyela mbak, kalo teriak volume suaranya bisa di kecilin dikit nggak? Gendang telinga saya rasanya mau pecah nih," ucap Aza mencoba sabar dengan sifat sahabat satunya ini, untung sahabat ya kan.

"Yeah, sorry hehe."

Kedua gadis lainnya hanya diam melihat tingkah mereka, tidak heran lagi dengan tingkah para sahabatnya yang selalu rusuh itu. Masih pagi, tetapi sudah membuat keributan saja dan lagi pula isi hati kecil mereka juga sudah di suarakan oleh Aza.

Kembali ke Jihan, walau sudah di peringati oleh Decha ia tetap seperti tadi; berjalan-jalan santai sambil menatap ke arah sahabat-sahabatnya dengan senyuman yang masih terpatri. Tetapi saat Melewati pohon buah seri atensinya berhasil teralihkan oleh monyet berwujud manusia yang tengah asik bergelantungan, ia berlari mendekati monyet jadi-jadian itu.

(mungkin di daerah lain nama pohonnya berbeda-beda)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(mungkin di daerah lain nama pohonnya berbeda-beda)

"Wau... Kok bisa ada monyet di sekolah ya? Apa Pak Kepala kepala Sekolah memelihara monyet dan di biarkan lepas begitu saja di atas pohon buah seri?" Ucap Jihan melihat keatas seolah olah sedang berbicara sendiri dengan tangan di dagu.

"Mau ngehina atau mengejek?" Hardik manusia yang sedang bergelantungan di atas pohon yang di ketahui sebagai seorang laki-laki, ia turun dari pohon dengan cara melompat, menghampiri lalu berdiri di hadapan Jihan dengan tatapan tajamnya.

"Eh ngerasa ya Zai? Tapi kalau kedua duanya juga nggak papa, kok." Cengir Jihan yang di balas dengusan kesal dari laki-laki di hadapannya ini. Walau begitu ia tidak menghiraukan perkataan Jihan, justru mundur beberapa langkah. Menyandar di batang pohon, sudut bibirnya sedikit terangkat, mendapatkan sebuah ide.

LAND OF THE DEAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang