Jangan lupa komen dan vote ya^^
•
•
•
•Happy reading!
"Zaiden stop!"
Keempat gadis itu melanjutkan larinya sesaat kemudian setelah melihat apa yang di perbuat laki-laki itu.
Pandangan laki-laki itu terlihat tidak fokus, wajahnya pucat dengan keringat dingin yang terus bercucuran dari pelipis dan telapak tangan, seragam putih yang biasa terlihat rapi acak-acakan dengan noda darah yang mencolok, ia terus memukul-mukul kepala zombie itu menggunakan kayu yang entah darimana ia dapatkan secara brutal.
Alya dan Aza menahan bahu laki-laki itu dengan kedua lengan sedangkan Decha mencoba menghentikan lengannya yang terus memukul, Azizah sendiri menarik Jihan untuk sedikit menjaga jarak dari Zaiden yang kehilangan kendali, gadis itu pingsan.
"LEPAS ANJING!, MAKHLUK SIALAN ITU HARUS SEGERA DI BUNUH!" Teriak Zaiden memberontak.
"ZAIDEN STOP IT! Dia sudah mati ..." Teriak Decha berakhir sendu.
Nafas laki-laki itu bergemburu, jantungnya tidak berhenti berdetak dengan cepat dan keringat dingin masih terus bercucuran. Perlahan ia mulai tenang, menangkup kedua lengannya menunupi wajah, ia menunduk.
"Sorry." Lirihnya, hanya kata itu yang dapat ia ucapkan saat ini.
Melihat itu Azizah bangkit menepuk pelan pundak laki-laki itu, "lebih baik kita masuk dulu jika tidak ingin berhadapan dengan yang di sana." Tunjuk Azizah pada segerombolan zombie yang berlarian ke arah mereka.
Panik kembali melanda, dengan cepat Zaiden menggendong Jihan di punggungnya dengan bantuan Azizah dan Decha. Mereka berlima berlari, Alya membukakan pintu agar memudahkan Zaiden untuk masuk lalu kembali menutupnya setelah semua masuk bertempatan dengan gerombolan zombie yang sudah mencapai perpustakaan.
Keempat sahabat Jihan itu segera menggeser rak buku terdekat menuju pintu di lanjutkan dengan meja pengawas, Zaiden juga langsung ikut membantu setelah membaringkan Jihan di atas meja baca.
Suara geraman zombie yang memekakkan telinga itu begitu mengintimidasi, mayat hidup itu masih berusaha untuk masuk kedalam perpustakaan, kelimanya ikut menahan pintu dengan tubuh masing-masing.
"Cepat cari sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian zombie ini!" Ucap Zaiden sedikit berteriak.
Dengan panik Aza mencari sesuatu yang dapat berguna, "bagaimana dengan ini?" Tanya gadis itu memperlihatkan sebuah speaker kecil yang berukuran dua tinju orang dewasa milik pengawas perpustakaan.
"Great idea, cepat lempar keluar!"
Aza membuka jendela paling ujung lalu melempar speaker kecil tadi sejauh yang ia bisa dan segera menutup jendela kembali, gadis itu menyalakan musik dari handphone genggamannya yang sudah terhubung pada speaker. Setelah menyalakan musik dengan volume penuh hal tersebut berhasil menarik atensi gelombang zombie yang langsung berlari menuju speaker.
Setelah semua zombie itu pergi kelima dapat bernafas lega, memilih untuk duduk dahulu menetralkan suara detak jantung yang masih bergemuruh.
"Ughh ..."
Mendengar suara ringisan Jihan membuat atensi mereka berlima teralih pada gadis itu, kelima kembali berdiri menghampiri.
"Masih pusing?" Tanya Zaiden dengan ekspresi khawatir.
"Sedikit." Gadis itu menyentuh keningnya, merasakan sesuatu seperti cairan ia melihat telapak lengannya yang ternyata menyentuh darah, dengan cepat ia mengelap darah dari keningnya dengan hoodie bagian lengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAND OF THE DEAD
Mystery / ThrillerSebuah virus yang meneror umat manusia pada tahun 2041, membawa satu persatu kebenaran yang selama ini di sembunyikan. Pada dunia yang tidak lagi memiliki tali pengekang itu, tidak ada lagi yang namanya norma. Membunuh atau di bunuh-itulah cara untu...