5.| Rafael and Orion

314 245 146
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa^^




Happy reading!



Mereka semua bersiap dengan senjata yang telah masing-masing genggam terkecuali untuk Zaiden yang kembali menggendong Aza di punggungnya.

"Kalian siap?!" Tanya Decha dengan ekspresi serius memandang beberapa zombie di bawah sana.

"Tidak," balas Jihan dengan ekspresi termenung ikut memandang ke bawah. 'kangen kasur' batin gadis itu.

"Oke! Ayoo!" Decha menarik tangan Jihan menuju tangga duluan.

"Woi tunggu!" Panggil Alya, ia segera menyusul keduanya.

"Lambat!" Seru Decha, entah kenapa gadis ini terlihat bersemangat padahal awalnya ia yang paling pasrah.

Mereka ber-sebelas berjalan perlahan melewati kelas-kelas, memperhatikan kanan kiri berjaga-jaga jika terdapat zombie, beberapa kali juga mengendap-endap saat melewati kelas yang penuh akan zombie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka ber-sebelas berjalan perlahan melewati kelas-kelas, memperhatikan kanan kiri berjaga-jaga jika terdapat zombie, beberapa kali juga mengendap-endap saat melewati kelas yang penuh akan zombie.

Setelah melewati beberapa kesulitan akhirnya mereka sampai di depan pintu uks tanpa harus berhadapan secara langsung dengan zombie, saat mencoba membuka pintu lagi-lagi hal itu tidak bisa di karenakan pintu uks yang terkunci dari dalam.

"Ada orang di dalam? Tolong buka pintunya!" Tanya Jihan setengah berbisik agar tidak mengundang kedatangan para zombie, yang lain melihat sekeliling berjaga-jaga sambil terus menggenggam senjata masing-masing dengan erat.

Terdengar suara seperti perdebatan dari dalam dan tak lama terdengar suara balasan. "siapa? Kalian manusiakan?" Tanyanya dengan ragu.

"Ya iyalah jika zombie tidak mungkin kami bisa berbicara!" Balas Zaiden jengkel, ia sudah merasa pegal karena masih menggendong Aza.

"Aku turun saja ya," ucap Aza pelan merasa tidak enak.

"Dengan kepala yang bahkan belum bisa di tegakkan dan wajah sepucat itu? Kamu diam saja,"

"Nggak papa, lagi pula kita sudah sampai,"

"Jangan keras kepala." Balas laki-laki itu dingin.

Gadis itu diam, memilih untuk tidak melanjutkan perdebatan kecil itu, matanya melirik pada teman-temannya yang masih mencoba meyakinkan orang yang berada di dalam uks. Saat mengalihkan lirikan matanya gadis itu tidak sengaja melihat sekitar lima belas zombie di ujung lorong mulai berdatangan ke arah uks.

"Guys me-mereka datang ke sini," lirihnya, teman-temannya segera melihat pada arah pandang Aza dan benar saja gerombolan zombie itu tengah menuju ke arah mereka.

"Woi anjing buka! Zombie-zombie itu mulai berdatangan bangsat!" Maki Arka kepada orang-orang yang berada di dalam.

"HAH? KALAU BEGITU KALIAN PERGI SAJA, JANGAN MANCING MEREKA KESINI ANJING!" Balas orang yang berada dalam sambil berteriak membuat zombie-zombie yang berada di dalam kelas yang ber dekatan dengan uks terpancing dan mencoba keluar dari kelas walau kesusahan karena saling berdesakan.

LAND OF THE DEAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang