13. | Pecahan teka-teki (2)

112 61 167
                                    

Dukung terus dengan vote dan komen ya^^




Happy reading!




10 tahun lalu, 08 Januari 2031.

Pada siang hari yang cerah. Langkah kecil seorang anak perempuan berlarian dengan tawa manis yang bergema di lorong mansion, di belakang terlihat seorang wanita dengan pakaian pelayan berusia 30 an mengejar dengan wajah paniknya.

"Nona ayo kembali, anda tidak boleh kesana. Tuan dan nyonya tengah mengadakan rapat,"

Anak perempuan itu—Jihan kecil berusia 7 tahun menoleh sekilas dengan wajah jahil dan senyuman lebar di wajahnya. "Kalo begitu ayo coba tangkap aku jika bisa!"

Ia mempercepat larinya dengan tawa yang semakin besar. Jihan sangat bersemangat karena hari ini kedua orangtuanya mengijinkan nya untuk pergi keruang latihan.

Tak lama Jihan sampai di depan pintu tempat kedua orangtua nya tengah mengadakan rapat, ia menoleh pada pelayan yang mengejarnya sebelum membuka pintu itu tepat sebelum pelayan pribadi nya itu sempat menggapainya.

Membalikkan pandangan, ia menoleh ke dalam ruangan. "Mama, papa–"

Langkah nya yang baru beberapa terhenti melihat pemandangan di depan mata, wajah yang awalnya di penuhi senyuman terganti dengan kebingungan.

"Eh ..." Meletakkan jari telunjuk nya di dagu dan sedikit memiringkan kepala.

Ruangan itu benar-benar kacau oleh kertas-kertas yang berserakan, raut wajah yang berada di dalam ruangan itu di penuhi amarah dan kerutan tidak suka. Semua orang menoleh pada Jihan yang berada di depan pintu.

Seorang wanita berusia 38 tahun maju mendekati Jihan. "Jihan, ada apa? Bukankah mama sudah bilang untuk tidak masuk ke ruangan rapat saat mama dan papa tengah mengadakan rapat?"

Gadis kecil itu memandang mama nya dengan wajah polosnya yang masih tampak sedikit bingung. "Sudah lewat 5 menit dari waktu rapat mama,"

Wanita itu melirik Jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 15.05, "huffh baiklah... Pelayan bawa Nona muda ke ruang latihan."

Pelayan yang berdiri di belakang Jihan dengan kepala menunduk mengangguk dengan gugup. "Ba-baik nyonya."

Pelayan itu mengulurkan lengannya pada Jihan. "Ayo nona."

Jihan berbalik, menerima uluran tangan itu. Saat di depan pintu masuk ia kembali berhenti dan menoleh ke dalam ruangan, di lirik nya mama, papa dan seorang pria seusia kedua orangtuanya yang masih memandang dengan raut wajah tidak sukanya.

"Jangan nakal ya." Ucap mamanya dengan lembut. Pandangan Jihan kembali pada mamanya, gadis kecil itu mengangguk dengan semangat. "Mm!"

Setelah pelayan yang menggandeng tangan Jihan menutup pintu, keduanya berjalan menuju ruang latihan. Sepanjang perjalanan Jihan menyenandungkan nada yang selalu ia senandungkan dengan antusias.

Beberapa menit kemudian Jihan dan pelayan itu sampai di ruang latihan, mata bulat itu memandang sekitar dengan binar. Pertama ia melihat orang-orang yang berlatih tembak di balik dinding kaca sambil mengemil kue kering yang telah di sediakan, 10 menit kemudian ia beranjak melihat orang-orang berlatih menggunakan berbagai macam sentaja tajam pada dinding sampingnya, sesekali gadis itu meniru gerakan yang di buat orang-orang itu dengan antusias dan mata yang masih berbinar. 25 menit kemudian ia beranjak menuju ruang khusus latihan fisik di dinding sampingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAND OF THE DEAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang