Tentang Jujur

3 0 0
                                    

"Ada kepahitan dalam hidup, dan ada kebahagiaan
yang masih melengkapi untuk diketuk. Kejujuran
berjalan seperti biasa, saat kau butuh dicintai
sepanjang waktu oleh keberadaan dan simpul
kebenaran, maka jujurlah!"

Jujur merupakan bagian dari salah satu bukti bahwa kita masih menjadi manusia berperasaan—yang hidup di muka bumi ini. Walaupun ada kepahitan atas kejujuran itu, setidaknya secara alamiah akan menumbuhkan ketulusan yang lembut untuk jiwa.
Tabiat kejujuran merupakan salah satu penjagaan diri untuk kebenaran dan kebaikan. Di sana ada sesuatu yang terlahir dan mengakibatkan nyawa itu tumbuh dan memiliki arti yang luas dan damai. Jujur bukan semata-mata pengakuan, melainkan juga mutiara sebuah hati. Jujur membuat yang tak berharg kembali berharga, membuat yang rapuh menyatu dan yang patah menyatu kembali, karena jujur merupakan kebutuhan pokok sebuah hati agar tenang menyusuri detak detik kebahagiaan. Seseorang berkata bahwa jujur membuat saya jatuh dan tersungkur di bumi, namun di lain sisi ia tidak sadar bahwa di langit ia berharga, dan di mata orang-orang berilmu dan beragama ia begitu disegani. Ketidak seimbangan hidup akan menjadikan manusia tersebut buta dan sedikit demi sedikit melangkah ke dalam hal yang menyakitkan. Pada dasarnya manusia memiliki
hati yang berubah-ubah, maka berdo'alah agar hati itu berusaha dalam dekapan jalan yang lurus dan benar-benar memungkinkan kita menjadi lebih baik di mata Ilahi. Menjemput tawa paling tulus pada bumi setelah sekian kepahitan itu.

Ali bin Abi Thalib menjelaskan bahwa orang
yang senantiasa sejati pada kejujuran akan
mendapatkan tiga hal:
Yang pertama adalah 'Kepercayaan'
Yang kedua adalah 'Rasa hormat'
Dan ketiga adalah 'Cinta'

Kepercayaan merupakan sebuah lambang dan bendera keutuhan bagi setiap insan baik muslim ataupun bukan. Sebab, mendapatkan sebuah kepercayaan merupakan salah satu harga
termahal persahabatan di dunia ini. Kadar percaya di hati orang lain adalah urusan mereka, kita hanya
berusaha atas sikap kejujuran dan keadilan mengungkapkan bahwa kita benar-benar
tidak salah menyampaikan hal tersebut. Percayalah ini adalah satu keindahan, sebuah mutiara dari orang-orang yang diserahkan kepada kita atas kejujuran kita, kepatuhan kita terhadap hati.
Alinea-alinea kepribadian atas segala sesuatu, bermaslahat dari jujur sehingga terbentuk segmentasi sebuah target untuk kita butuh orang-orang tahu bahwa kejujuran selalu adil sehingga menghadiahkan kepercayaan sebagai wajah sebuah wujud dari
kejujuran itu.

Rasa hormat adalah bukit menanamkan modal agar orang-orang memahami keadaan kita sebagai pelaku kejujuran. Rasa hormat dari orang lain merupakan satu hal yang sangat kita butuhkan, dan penghargaan terhadap apa yang telah kita usahakan. Hormat ini juga dapat menjaga keutuhan diri kita atas cinta. Cukup sederhana sebuah pengabdian, dan jendela rahasia kebahagiaan pun tidak kalah berharganya dalam tubuh waktu. Untuk manusia-manusia hebat yang tulus menamai pelangisebagai sebuah lapisan warna atas setiap bulir hujan yang mengguyur bumi dan setiap seisi hamparan di bawahnya.

Cinta, orang-orang akan mendapatkan bonus terbesar dari kejujuranya. Cinta bukan hal mudah untuk ditemukan, ia hadir
menjadi ratu segala tumbuhan dan raja segala binatang. Ia lengan panjang yang meraih kasih sayang Allah. Cinta adalah hal sederhana yang disederhanakan hati dan akan kembali sederhana
menjumpai sepanjang arus kehidupan. Tapi, dari kesederhanaan itu, cinta menjadikan siapa saja layak menemukan bahwa hidup milik semua manusia yang punya hati. Apakah kita punya hati? Bagaimana kita menggunakannya? Dengan begitu mudahnya,
tanpa mengeluarkan biaya, ia bisa melingkupi segala ketentraman dan kedamaian. Akibat cintalah yang membuat kejujuran itu memiliki nilai tambah bagi para pelaku kejujuran. Jam-jam dunia
dan setiap pelosok memuat cinta ini memekarkan, detik-detiknya memesona dan menumpahkan hangat kepada setiap hati.

Begitulah cinta, ia tidak pernah bisa berbohong apalagi berpaling ke arah yang salah. Jika ia berpaling dan pergi, itu bukan cinta, tapi kebohongan. Kejujuran akan menerima jendela kedamaian, dan ia akan tumbuh layaknya sebuah iman.


Akan dihadiahkan sebuah gelar penghargaan dari banyak kenikmatan
Masihkah kita akan meninggalkan kejujuran? Masihkah kita akan membahas sesuatu yang rumit dengan kata-kata dusta? Yah setidaknya, selalu dengan niat karena Allah. Maka semuanya akan baik-baik saja, semuanya akan berjalan lebih layak dengan
balasan cinta yang tak terbayangkan nilainya.

Menyelami Nikmatnya Jalan Pulang, MenujuNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang