~••~
*Seulgi POV
Males banget kalo panas panas disuruh keluar rumah,kalo ga diturutin resikonya uang jajan seminggu engga dikasih itulah ancang ancang bunda jika mau menyuruhku, seperti sekarang aku mengendarai motorku dijalan yakali di kamar nanti adanya ibu Malin Kundang marah.
"Sialan panas banget"ocehan ku di jalan mana dengan bodohnya aku pakai baju lengan pendek kan nantinya bisa belang tanganku
Sampai ditempat tujuan aku pun turun dari montorku, aku berjalan dengan santai di koridor kantor ayahku, entahlah setiap aku datang kesini semua orang yang berada disini akan membungkuk jika berpapasan dengan ku'hahhah aku seperti direktur utama,eh tapikan memang benar aku calon direktur di perusahaan ayahku tapi aku tidak mau karena itu bukan bidang keahlian ku.
"Paman dion ada?"tanyaku pada seorang disana yang ku tahu dia adalah salah satu pekerja di kantor ayahku
"Manajer berada di ruangannya tuan"ucap orang itu dengan membungkuk padaku
"Kau lebih tua dariku,tak usah membungkuk padaku"
"Tolong berikan berkas ini pada paman Dion dan bilang itu dari bunda"setelah itu aku pergi dari kantor ayah, kenapa aku menyuruhnya memberikan berkas itu pada paman Dion ya karena aku malas,malas untuk naik ke lift,males untuk berjalan mencari ruangannya, prinsip ku kalo ada yang mudah kenapa harus nyari yang susah.
Baiklah sekarang aku sedang menuju pulang, melewati rindangnya pepohonan menghirup udara segar adalah hal yang paling kusukai, inilah sebabnya kenapa aku lebih suka mengendarai motor dari pada mobil,aku melihat lihat kesekitar jalan yang tidak terlalu ramai dan aku terfokus pada minimarket depan lalu aku langsung belok menuju kesana
Aku menghentikan motorku dan masuk kedalam,apalagi yang dilakukan remaja sekarang jika keminimarket kalo bukan belanja dan....
"MBK top up ml"ya aku sedang top up game karena aku ingin membeli Hero baru
'selain candu top up game aku juga candu dengan senyum kak Irene, ngomong ngomong soal kak Irene aku sudah beberapa hari ini tidak melihatnya,ahh itu membuat ku sangat sedih tapi tidak sedih sedih amat ya karena buat apa aku sedih hanya karena merindukan calon istri orang iyakan'
*Author POV:itu bohong,seulgi sangat merindukan Irene.
Sebelum benar benar pergi aku tidak lupa memasang helmku untuk keselamatan diriku,aku melihat diriku dari pantulan kaca spion montorku
"Ya ampun kaya gembel"aku menyesal berkaca, kenapa kaca spion sangat amat jujur itu membuat mood ku turun
"Ahh itu seperti kak Irene"aku melihat sosok perempuan yang baru keluar dari bank lewat pantulan spionku
"Eh bentar"aku langsung menoleh kebelakang
'selamat seulgi kamu mendapatkan piring bermotif bunga karena tebakanmu benar' seperti jodoh saja padahal aku baru saja memikirkannya
"Buset banyak banget uangnya"aku melihat kak Irene memasukkan uang ditasnya
"Mau kemana ya"kak Irene terlihat buru buru dan memasang kembali maskernya,toh aku tidak peduli dia mau kemana.
•
•
•
•
•
•
•
•