8. zifah insecure

1.5K 200 23
                                    

Azan magrib pun berkumandang semua santri sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat magrib, begitu juga dengan yusuf dan zifah.

Mereka berdua berjalan bersama menuju ke masjid, setibanya mereka di masjid mereka pun berpisah dan mencari tempat mereka masing-masing.

Tak lama kemudian, sholat pun selesai di laksanakan, tapi mereka semua tidak bubar dulu karna akan ada ceramah, yang akan membawakan ceramahnya kali ini adalah seorang ning yang berasal dari luar pondok.

Nama ning itu adalah diva, ia seorang ning yang sering diundang ke ponpes itu jika ada suatu acara.

"Masya Allah, itu ning diva kan".
" iya loh, harusnya ning diva yang menjadi pendamping gus yusuf bukannya nadzifah ".

" heh kalian ini apaan sih, gak boleh kayak gitu, saya laporin ustazah nanti".
"Paan sih ikut campur aja, biarin aja lah biar si zifah itu sadar diri, kalau dia itu gak pantas untuk gus yusuf".

Begitu lah kurang lebih ocehan yang didengar oleh zifah, zifah juga melihat kalau selama ceramah diva terus-terusan melirik ke arah suaminya itu, tapi gus yusuf tidak ada sedikit pun memandangnya ia malah terus-terusan menundukkan pandangannya.

Karna ceramah telah usai semua santri diperbolehkan untuk bubar, tapi tidak di izin kan untuk balik kekamar hanya boleh berjalan-jalan saja di sekitar halaman masjid.

Zifah memilih untuk duduk di teras masjid, dengan kepala yang memandang ke langit malam yang cerah dan dihiasi oleh indahnya bintang dan bulan purnama.

" ya Allah, mengapa aku terus-terusan merasa kalau aku ini tidak pantas untuk mas yusuf, apa lagi saat tadi aku dibanding-bandingi dengan ning diva, apa lah dayaku yang bukan seorang ning dan juga bukan lulusan santri", ucap zifah dengan suara yang kecil sambil memandangi langit malam.

"Mas gak suka ya, kamu ngomong kayak tadi", ucap yusuf yang tiba-tiba datang dan berdiri tepat disamping zifah.

" eh, mas kapan datangnya", ucap zifah.
"Udah dari tadi, tadi mas juga dengar ucapan kamu, mas gak suka ya kalau kamu insecure terus kayak tadi, gak usah didengar apa yang dibilang sama orang, mas memilihmu karna mas cinta sama kamu, tolong zifah jangan insecure kayak tadi lagi hanya karna kamu bukan seorang ning", ucap yusuf kepada zifah yang sedari tadi menundukkan kepalanya.

" zifah minta maaf mas", ucap zifah.
"Zifah gak salah kok, zifah gak usah minta maaf, mas janji mas akan terus membimbing mu", ucap yusuf lalu meletakkan kedua tangannya dipipi zifah.

Zifah pun memberanikan dirinya untuk menaikkan kepalanya dan menatap yusuf.

" udah gak usah dipikirkan ucapan mereka tadi, mendingan sekarang kita masuk dan mengaji bersama", ajak yusuf.

"Iya mas", ucap zifah lalu memberikan senyuman manis ke yusuf dan yusuf pun membalasnya.

Yusuf mengajak zifah masuk ke masjid karna di masjid sepi, para jamaah banyak yang berada diluar masjid.

Yusuf mengambil dua al-quran dan duduk berhadapan dengan zifah.

" eum kita baca surah apa mas", tanya zifah sambil membuka al-quran nya.
"Ini aja surah al-mulk, kamu baca mas dengarkan sambil mengoreksi mana bacaan yang salah", ucap yusuf.

Zifah pun membuka surah al-mulk dan membacanya.

" tabarokallazi.... Biyadihil mulkuwahuwa a'lakulli syai'ing kodir".
"Allazi kholakol maut awal haya.... Taliyab luwakum ayyykum ahsanu amala......wahuwal azizul ghofur".

" allazi kholako sab'a samawa... Ting.. Tibako matarofi kholkirrohma niming... Tafawuts, far ji'il hal taroming... Fitur".
.........

Betapa terkejutnya yusuf, sungguh ia tidak menyangka kalau sebenarnya zifah itu pintar membaca Al-Quran, bahkan tajwid, panjang dan pendeknya saja ia tidak ada yang salah.

Sepertiga malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang