18. marahan

715 111 10
                                    

Setelah dua minggu berada di ponpes dan dua minggu berada dirumah mama zifah.

Kini mereka memutuskan untuk pulang kembali kerumah mereka yang ada di kediri.

Usia kandungan zifah sudah menginjak 7 bulan, Yusuf semakin senang mendengar kabar itu, dia sudah tidak sabar, ingin melihat calon anaknya.

Tapi disisi lain zifah juga merasa kewalahan, dimulai dengan si bayi yang aktif menendang, di tambah dengan keadaan perutnya yang sudah semakin membesar membuat zifah jadi susah untuk berjalan.

Mereka pulang kembali ke kediri nya nanti sore, sekitar habis asar, ini permintaan Yusuf, katanya agar zifah bisa melihat pemandangan kota saat malam.

Saat ini Yusuf dan zifah tengah berada di kamar mereka, mereka sedang ketawa ketiwi bareng, ditambah dengan Yusuf yang senang mengajak anaknya itu berbicara bareng.

"Anak abi ada berapa sih, kok perut umma kalian besar banget", ucap Yusuf sambil mengelus perut zifah.

" yo ndak tau kok tanya saya", jawab zifah,
"Kamu ini.... Bikin mas jadi gemas", ucap Yusuf.

" mas, zifah pergi kedapur dulu", ucap zifah, saat zifah ingin pergi tiba-tiba saja ada yang menahan tangan dia.

"Mau ngapain", tanya Yusuf.
" ya mau bikin susu lah mas", sambung zifah.

"Kamu dikamar aja, biar mas yang bikin kan", ucap Yusuf lalu pergi meninggalkan zifah.

Zifah hanya bisa diam dan menuruti perkataan suaminya, entah kenapa akhir² ini Yusuf menjadi sedikit posesif.

Yusuf pun kembali kekamar dengan membawa segelas susu untuk ibu hamil.

" assalamu'alaikum, sayang", ucap Yusuf sambil memasuki kamarnya lalu menutup pintu.

"Waalaikumsalam mas", jawab zifah seraya mematikan hpnya.

" nih susunya", ucap Yusuf sambil memberikan segelas susu.
"Makasih ya mas", sambung zifah dan dibalas anggukan kepala oleh Yusuf sebagai jawaban.

Zifah menghabiskan segelas susunya, sambil duduk didekat jendela.
Sedangkan Yusuf, dia sedang rebahan sambil memainkan ponselnya.

" sayang, mau cium", ucapan Yusuf barusan berhasil membuat zifah tersedak.

"Hah, emng belum puas apa", ucap zifah sambil memikirkan kata² untuk mengelak.

" ya belum lah sayang", jawab Yusuf dengan watados (wajah tanpa dosa).

"Jangan sekarang ya mas, zifah capek tau", ucap zifah mengelak.
" emang kamu capek kenapa sayang, apa yang pegal, sini mas pijitin", tawar Yusuf.

"Gak jadi deh", jawab zifah.

Yusuf pun berjalan kearah zifah yang sedang duduk di samping jendela.

Zifah sudah kehabisan akal, dia tidak bisa lagi mengelabui Yusuf, Satu-satunya jalan agar dia bisa menghindar dari Yusuf adalah... Lari

Zifah berhasil menghindari Yusuf dengan cara berlari, tapi dia cuma sebentar berlari nya, karna kesusahan.

Yusuf yang menyadari zifah lari pun langsung mengejarnya.
Saat zifah sedang berjalan santai di lorong ndalem yang lumayan sepi tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tangannya dan membawanya kedalam dekapannya.

Tentu saja ini ulah Yusuf, siapa lagi yang berani melakukan hal ini selain dia.

Zifah sudah memberontak agar bisa lepas dari pelukan Yusuf, apalah daya, Yusuf memeluknya dengan kuat agar dia tidak bisa kabur.

" mas,lepasin gak, nanti kalau ada yang liat kayak mana mas", ucap zifah sambil berusaha untuk bisa bebas.

"Biarin, suruh siapa kamu lari", jawabnya dengan santai.
" mas..... ", sambung zifah

Sepertiga malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang