[1]

691 35 3
                                    

Hari sudah pagi, sang fajar juga sudah memunculkan dirinya dipagi ini.

Kita lihat disini seorang wanita yang sedang melakukan pekerjaan rumah layaknya istri biasanya.

(Name) adalah wanita yang dimaksud, dan dia sudah bangun sejak jam 5 pagi tadi. Ia mengerjakan pekerjaan rumah di waktu yang terlalu awal itu biar ia bisa meluangkan waktu untuk menulis dan untuk suaminya juga.

(Name) membuka tirai berwarna putih itu-menggesernya ke kanan dan ke kiri sesuai arahnya.

Sinar matahari seketika menerpa wajah mulus Tobio.

"Tobio, ayo bangun. Sarapan sudah siap."

(Name) membangunkan Tobio dengan lembut, Tobio sangat menyukai suara dari istrinya itu.

Rasanya tak menyesal menikahinya.

"Emh .. 5 menit lagi .."

"5 menit mu itu setara dengan 5 jam."

"Ah, baiklah, baiklah, aku bangun."

Akhirnya, tanpa paksaan Tobio sudah bangun. Itulah Tobio, selalu bisa bangun karena suara halus istrinya.

Tobio membuka matanya, disana ia melihat (Name) yang baru selesai membuka tirai dan jendelanya.

"Ohayou gozaimasu, darling~" Ucap (Name) sambil menunjukkan senyuman manis andalannya.

Tobio memeluk tubuh (Name) dan membawanya ke kasur.

"Ohayou, darling."

"Ah! Lepaskan aku, Tobio. Aku mau masak sarapan."

"5 menit."

"Tid-"

"5 menit."

"Eu- baiklah .."

Tobio memeluk (Name) sambil mengendus-endus aroma vanilla dari tubuh (Name).

"Kamu wangi."

"Kan aku sudah mandi, sayang."

Tobio terdiam ia sibuk mengendus leher (Name) dari belakang.

Tak lupa, ia juga memeluk pinggang (Name) yang merupakan spot favorit untuk ia peluk.

(Name) membalikkan badannya kearah Tobio, ia menatap wajah Tobio yang baru saja bangun.

"Ayolah, lepaskan aku. Aku mau masak~"

"Nanti .."

Ah, (Name) merasa bahwa Tobio sangatlah berbeda ketika bersama temannya dan dirinya.

Didepan temannya, ia akan terlihat kalem, tapi tidak akan kalem jika ia sudah bertemu Shoyo atau yang lain.

Kalau ia bersama (Name), maka ia bisa saja manja dan mendadak hobi menggombal.

Kembali ke cerita, (Name) telah dilepaskan oleh Tobio- karena (Name) harus memasak sarapan dan bekal untuk Tobio nanti.

Sekarang, Tobio sudah selesai mandi. Ia juga sudah wangy wangy seperti istrinya sekarang.

"Sudah selesai mandi? Kalau sudah, ayo sarapan dulu."

"Un."

Tobio dan (Name) duduk di kursi meja makan, mereka makan dengan tenang tanpa ada suara sedikitpun.

Selesai sarapan, (Name) mencuci piringnya langsung. Karena jika ia tunda nanti ia akan malas untuk mencucinya.

Hari ini, Tobio sedang libur. Ya, kesempatan untuk Tobio meng - 'ngap' istrinya.

Tunggu, tapi jika (Name) hamil siapa yang akan menjaganya?! Apa dia harus libur dulu untuk mengurus (Name)?

Kau tahu, mengurus ibu hamil tak semudah itu!

Ya sudahlah, tunda dulu niat 'ngap' istri. Kalau sudah hamil nanti jadi ribet.

"Tobio!! Ayo kita jalan-jalan!"

Ajakan sang istri membuyarkan lamunan sang suami. Tunggu- tadi apa katanya?.

"Hah? Kenapa?"

"Ishh! Ayo kita jalan-jalan, berhubung kamu libur hari ini."

"Hm .. ayo."

"Yeay!! Terimakasih sayang!"

Sebelum (Name) pergi, ia mencium pipi sang suami. Sementara itu Tobio salting brutal habis dicium pipinya oleh istrinya, apalagi istrinya yang memulai duluan.

Tobio mematung, membeku disana. Ia masih stay ditempat duduknya. Masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.

'Apa-apaan tadi itu?!'

Sudahlah, Tobio mau siap-siap saja dulu. Akhirnya ia sudah punya waktu untuk berduaan bersama sang istri.

Di kamar mereka berdua ..

Tobio melihat (Name) yang sedang menyusun baju kedalam tas, ia melihat beberapa barang sudah tertata rapi didalam tas.

"Tobio, ini tasmu. Sudah ada baju-bajumu didalamnya."

"Tunggu- memangnya kita mau kemana?"

"Eheh, aku mau ke pantai .. boleh?"

(Name) bertanya sambil menyatukan kedua jari telunjuknya (👉👈). Astaga, imutnya istriku, pikir Tobio.

"Ya, tak apa. Lagipula udara pantai lebih sejuk daripada taman kota ataupun mall."

"Baguslah, terimakasih ya, sayang~"

"Ya, sama-sama. Aku akan meletakkan tas-tas ini ke mobil, ya?"

"Yaa, baiklah."

Tobio segera mengangkat satu persatu tas-tas itu. Yang paling banyak diangkat adalah tasnya (Name).

Sebelum pergi mengangkat tas, Tobio mengecup singkat pipi istrinya.

'Hehe, timbal balik.'

"H-hah ..? Apa t-tadi itu .."

(Name) meraih plush doll berbentuk kucing kesayangannya, lalu menutupi wajahnya yang memerah dengan plush doll itu.

(Name) berteriak didalam plush doll itu, lah, kan mereka berdua sudah menikah, kenapa rasanya masih seperti pacaran?

Mungkin efek karena (Name) yang nggak pernah pacaran, Tobio saja tak pernah. Itu makanya kenapa mereka masih seperti anak ABG yang masih main pacaran nggak jelas.

Sudahlah, (Name) harus membantu Tobio membawakan tas-tasnya. Ia juga harus bersiap-siap untuk berlibur.

30 menit kemudian ..

(Name) dan Tobio sedang dalam perjalanan menuju pantai, tentunya mereka naik mobil untuk pergi kesana.

"Nanti kamu mau punya anak berapa, Tobio?"

"E-eh? Kok nanyain?"

"Nggak apa-apa, aku cuma lagi mati topik aja."

'Mati topik macam apa itu, njir?!'

"Berapa aja- atau- sedapatnya aja."

"Oh, oke. Kalau gendernya?"

"Hmm .. kalau aku baca-baca di internet, kalau ada seorang ayah punya anak perempuan berarti ayahnya hoki."

"Berarti kamu maunya perempuan?"

"Iya, dong! Biar cantiknya kamu sama pintarnya kamu bisa nurun ke anak kita."

"Ahah, bisa aja~"

Setelah kurang-lebih 1 jam 30 menit, mereka sudah sampai tujuan. Dengan aman dan selamat tentunya.

(Name) sudah mengganti pakaiannya yang awalnya sweater berwarna abu-abu dengan rok hitam panjang, kini sudah digantikan dengan bikini hitam dengan kain transparan berwarna hitam yang ia ikat dipinggang rampingnya itu.

Kageyama juga sudah berganti pakaian, ia sekarang memakai celana pendek entah apa itu intinya, dan dia tak memakai atasan.

Baiklah, liburan yang sebenarnya dimulai!

𝘔𝘳𝘴. 𝘒𝘢𝘨𝘦𝘺𝘢𝘮𝘢 〔✓〕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang