𓏲࣪ ،، Roller Coaster ˊˎ-
"You drive me crazy as riding a roller coaster."
🦋ꪶ Kozume Kenma x You ˒༢
⌨ ⋮ Haikyuu!! © Haruichi Furudate
✎ ⋮ Story © BadassMochi
────────────
Bagaimana jika kita meet up saja?
Kalimat pertanyaan singkat yang seharusnya begitu mudah dipahami itu justru kini terasa sulit untuk dicerna. Netra itu tertuju ke arah tulisan pendek tersebut. Ia berpikir sejenak. Tampak bimbang harus menjawab apa.
Kepalanya menoleh ke luar. Di mana cakrawala bernuansa jingga terpampang dengan begitu jelas. Membuat siapapun yang melihatnya dapat termenung untuk sejenak. Termasuk dirinya itu. Alih-alih menjawab pesan yang baru saja ia terima, dirinya malah terjebak dalam estetika sang jumantara.
Namun, hal itu tak berlangsung lama. Sesaat kemudian, lelaki bersurai pirang itu segera mengetik jawabannya. Ekspresi wajahnya tampak melunak setelah jawaban yang ia pertimbangkan itu telah dikirim olehnya.
Baiklah. Kapan dan di mana?
***
Sudah empat hari berlalu semenjak jawaban itu dikirimkan. Kini, lelaki bersurai pirang itu tengah duduk di sebuah cafe. Menunggu orang yang mengajaknya bertemu untuk datang. Sejujurnya, ia tidak terlalu benci jika disuruh untuk menunggu seseorang atau apapun itu. Toh dirinya juga tak mempermasalahkan berapa lama waktu yang terbuang ketika menanti.
"Kenma!"
Suara yang berasal dari kejauhan itu tentu saja membuat Kenma menoleh. Ditambah, nama yang diserukan tersebut merupakan namanya sendiri. Ia pun melambai singkat pada sang gadis. Menunjukkan bahwa dirinya berada di sana. Yah, meskipun Kenma sudah merasa cukup yakin kalau gadis itu telah mengetahui di mana dirinya duduk.
"Hei." Itulah sapaan yang Kenma lontarkan pada gadis yang baru saja duduk di hadapannya. Namun, yang disapa belum menjawab. Ia sibuk memposisikan kursi yang diduduki olehnya agar terasa nyaman. Setelahnya, barulah ia melemparkan senyum.
"Hai! Bagaimana kabarmu?" tanyanya begitu ramah. Pun masih disertai dengan senyumannya itu.
"Sama seperti biasanya, (Y/n)," sahut Kenma singkat. "Kau sendiri?"
Yang ditanya balik memasang gestur berpikir. Bahkan untuk sekedar menjelaskan tentang keadaan dirinya sendiri, gadis itu masih sempat untuk berpikir dahulu.
"Kabarku baik! Yah, meskipun tugas sekolah sempat membuatku kewalahan." (Y/n) terkekeh di akhir perkataannya sendiri. Sementara Kenma menarik sedikit sudut bibirnya, sedikit.
Selama beberapa saat, mereka pun terdiam. Kenma tengah menatap ke luar jendela sambil menunggu pesanan mereka tiba. Di mana kesibukan terlihat begitu kentara. Membuat dirinya tahu bahwa waktu teruslah berjalan. Tak mempedulikan bagaimana orang-orang yang melaluinya atau bahkan belum.
Merasakan adanya tatapan dari sisi seberang, Kenma pun mengalihkan pandangannya kembali kepada (Y/n). Ia menangkap basah gadis itu yang memang tengah menatapnya sejak tadi. Namun, (Y/n) justru tidak mengalihkan tatapannya ke arah lain. Ia malah melemparkan senyum. Membuat Kenma tak tahu harus bereaksi seperti apa.
"Ada apa?" Kalimat itulah yang Kenma tanyakan. Rupanya, pertanyaan itu justru salah besar.
"Ternyata kau tampak lebih tampan jika dilihat secara langsung, bukan melalui foto yang kau kirim," ujarnya lugas. Kata-kata itu begitu lancar keluar dari bibirnya. Membuat Kenma, lagi-lagi, tidak tahu harus bereaksi apa.
Melihat Kenma yang tak mengatakan apapun, (Y/n) berucap, "Sama-sama, Kenma." Ia terkekeh. Terlebih kala raut wajah lelaki itu mulai sedikit berubah. Menarik, pikirnya.
"Terima kasih?" sahut Kenma datar. Pun linglung. Entah dari mana kepercayaan diri milik (Y/n) datang, sehingga gadis itu bisa dengan mudah memuji dirinya. Di pertemuan pertama mereka hari ini.
***
Frekuensi pertemuan di antara (Y/n) dan Kenma kian meningkat. Mulai dari pertemuan pertama yang berlanjut ke pertemuan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Bahkan, perbincangan keduanya sudah mulai memasuki fase hal pribadi. Namun, masih dalam batas wajar.
Hingga suatu saat, ketika mereka sudah memiliki janji temu untuk yang kesekian kalinya, tak peduli berapa lama Kenma menunggu, rupanya (Y/n) tidak datang. Bahkan sampai malam tiba, gadis itu tak menampakkan batang hidungnya di hadapan Kenma.
Jangan berprasangka buruk atau bodoh. Tentu saja Kenma sudah berusaha menghubungi (Y/n). Mengirimkan puluhan pesan di LINE, juga meneleponnya berkali-kali. Namun, nihil. Tak ada satu pun yang bersambut.
Hal ini membuat Kenma mulai berpikiran negatif. Overthinking, istilahnya. Berbagai prasangka dan praduga yang mungkin saja bisa terjadi pun telah bermunculan di dalam kepalanya. Namun, semuanya mengarah ke arah yang negatif. Bukan karena Kenma menginginkan hal buruk terjadi pada (Y/n), tetapi lelaki itu hanya memikirkan kasus yang terburuknya.
Helaan napas keluar dari bibirnya. Kenma diam sejenak. Menatap ke arah langit-langit kamarnya. Ia harus menyibukkan dirinya dengan hal lain. Namun, ia tak tahu harus berbuat apa. Bahkan bermain game pun tak bisa membantu dirinya saat ini.
Entah bagaimana kehidupan Kenma akan berlanjut saat ini. Ia hanya masih belum bisa mengalihkan pikirannya dari (Y/n). Dapat dikatakan bahwa dirinya sudah tertarik pada gadis itu. Namun, nyatanya saat ini (Y/n) justru menghilang dari pandangannya, dari jangkauannya, dari sisinya.
Hidup bisa begitu lucu. Terkadang, Kenma merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling bahagia saat ini. Tetapi, suatu saat semuanya bisa berubah ke arah yang sebaliknya. Semudah menarik dan menghembuskan napas. Juga sesederhana itu.
Perasaan Kenma saat ini begitu campur aduk. Ia marah karena (Y/n) menghilang begitu saja. Namun, di sisi lain ia pun merasa khawatir pada gadis itu. Meskipun kerap kali Kenma menyangkal pasal rasa khawatir yang ia rasakan itu.
"Apakah kau telah melupakanku, (Y/n)?"
━━━━━━━━━━━━━━━━
⸙;; shrqsv ⊱
Thank you for your request, sweetie!! ♡
I luv ya!
Wina🌻08.06.22
KAMU SEDANG MEMBACA
REQUEST'S CLOSED ━━ # . 'Rêveuse ✧ Your Husbu
FanficDi kala setumpuk cerita khayalan berisi makna kehidupan. Kau tahu? Tidak selamanya menjadi seorang pemimpi itu merupakan hal yang buruk. Tidak juga. Itu salah besar. ────── Status: On Going Started: March 6th, 2022 Finished: ~ ────── All characters...