Warning!!
Typo, OOC, (Horror), Slice ofLife, dll
Saya peringatkan, ini akan agak 'sedikit' menyeramkan. Saya harap kalian tidak akan merasa tidak nyaman
•●•
Tepat pada hari Jum'at diwaktu setempat, Zoro mendapatkan cuti. Itu adalah cuti Nasional dikarenakan Hari Buruh Internasional.
Hari ini dia memiliki rencana untuk 'Quality Time' (walau hampir setiap saat) bersama dengan Luffynya, tetapi semua itu harus dia urungkan dikarenakan hujan tiba-tiba turun dengan begitu derasnya.
Ia sempat bertanya-tanya, padahal ramalan cuaca hari ini jelas menunjukkan bahwa hari akan cerah. Mengapa tiba-tiba begini?
Ah tetapi sudahlah. Teknologi tidak selamanya benar bukan?
"Cuaca dingin begini, enaknya minum coklat panas. Apa lagi Lu begitu menyukai coklat.. hehe" Zoro tersenyum bahagia sambil mengaduk coklatnya.
Luffy ia tinggalkan dikamar, karena bocah kecil itu sedang tertidur pulas saat ini. Zoro berani meninggalkannya setelah ia sudah membuat penghalang ditepi dengan bantal dan guling.
Walau begitu, Anaknya termasuk hyper aktif. Ia tak yakin untuk lama meninggalkan Luffy walau hanya pergi sebentar untuk membuat coklat
Coklatnya sudah selesai. Zoro bergegas untuk kembali kekamar sebab ia mendengar tawa lucu Putra kecilnya itu
Zoro tersenyum mendengarnya.
"Lu–" panggilannya terhenti. Tepat pada saat dia melihat. Melihat dengan jelas Putranya seperti sedang berbicara dengan seseorang
"Astin.. hehe Ffy cuka!!" Luffy bertepuk tangan dengan senang, posisinya saat ini sudah dalam merangkak
'Astin? Siapa dia? Aku tak ingat pernah mengasuh anak lain. Lu satu-satunya yang kumiliki' Zoro membatin. Ia terlalu bingung saat ini
"Astin!! Ffy cana?" Luffy mulai bergerak perlahan untuk menuruni tempat tidur
Zoro sudah dalam posisi siaga, bersiap untuk bergerak secepat kilat jika Anaknya itu terjun bebas
"Astin.." Luffy semakin mendekati pinggiran tempat tidur "eh?" Manik Zoro membola melihat leher Luffy ditarik oleh sebuah tangan hitam menuju kolong tempat tidur mereka
"LUFFY!!" Dengan kecepatan (seribu bayang.g) mengalahkan kilat, Zoro melesat kearah Luffy
Set
"Hah.. hahh.. hahh. Luffy.. kau baik-baik saja Baby?" Zoro terengah-engah sambil mendekap Luffy dipelukannya
"Papa.. Astin manggil Ffy.." Luffy mendongak untuk menatap tepat pada mata Zoro.
Zoro menghela nafas "Siapa Astin sayang?" Tanyanya lembut sambil mendudukkan dirinya dan Luffy yang berada dalam pelukannya
"lahaciaa.. hehe" Luffy hanya tersenyum lebar sambil melirik kelemarinya
Zoro tertegun. Jika menyangkut hal yang berbahaya seperti ini, dirinya akan tegas.
"Luffy." Panggilnya singkat, padat, dan jelas.
"Huhh... key.. Astin teman lahacia Ffy Papa.." Luffy menunduk, tak berani untuk menatap wajah tegas Ayahnya itu
Zoro terdiam. Anaknya tadi sempat sesekali melirik kearah lemari pakaian
Apakah ia harus percaya bahwa 'Astin' ini merupakan teman bermain Anaknya?
Selama 30 tahun hidup, dirinya tak pernah sedikitpun percaya akan keberadaan Makhluk Tak Kasat Mata. Apalagi mengenai ancaman mereka
Baru kali ini dia berhubungan dengan yang seperti ini
"Nama saya Justin Paman.. cuman jika disebutkan, Lu hanya akan bisa memanggil Astin... hihihi"
BRAK
Zoro menendang tepat kearah belakang, membuat meja belajar Luffy (hanya untuk menggambar) terbang
Luffy ketakutan.. Ayahnya itu kenapa?
Bohong kalau Zoro berkata dirinya tidak ketakutan. Ia berusaha untuk menormalkan nafasnya yang memburu
Tubuh Zoro merinding hebat. Bisikan itu terasa sangat jelas dan dingin di telinganya. Ia termenung selama beberapa detik, memikirkan segala kemungkinan terburuk jika ia meninggalkan Luffy sendirian dikamar lagi.
Tak sadar akan ketermenungan sang Ayah, Luffy mulai tertawa cekikikan lagi melihat kearah belakang Zoro
"Hehe Astin!!" Ucapnya menunjuk-nunjuk kebelakang Zoro
Zoro tersentak, kemudian mengangkat Luffy kearah kamarnya. Bukan kekasur Luffy. Ia memutuskan khusus malam ini untuk tidur bersama Putranya itu untuk menghindari segala kemungkinan terburuk yang ada.
"Luffy, malam ini kau akan tidur dengan Papa. Apakah kau keberatan?" Zori bertanya setelah meletakkan Luffy diatas kasurnya.
"Tapi Papa.. Ffy mau main ama Astin.." Ucapnya dengan mata yang berair
Zoro tersenyum lembut "Bermainlah sepuasmu nanti Baby.." Ia mengelus surai raven milik Luffy pelan
"Huhh.. tapi Ffy baru celecai tidul" Luffy membantah dengan wajah cemberut
Zoro terkikik geli "Tidur saja lagi!! Mumpung cuacanya mendukung bukan??" (Hoho Zoro, semangat sekali dirimu kalau masalah tidur)
Luffy tersenyum dengan lebar
"Keyy!!" Ucapnya sambil memeluk lengan Zoro yang masih dalam keadaan duduk.
"Anak baik..." Zoro berucap lembut, kembali mengelus surai Luffy untuk membuatnya nyaman dan tertidur.
Kriyett
Pintu Zoro terbuka setengah. Bukan sedikit, tetapi setengah. Padahal ia sudah merapatkan pintu kamarnya tadi, kenapa tiba-tiba terbuka lagi?
"Huh??" Samar-samar ia melihat sesosok anak kecil berambut sebahu menatapnya dengan seksama
Masih dengan posisi terduduk, Zoro bisa melihat bayangan itu semakin jelas dan menyeringai lebar kearahnya. Ah.. tidak, lebih tepatnya kearah Luffy.
"Hee.. jadi kau Justin? Aku memang sedikit takut denganmu. Tetapi kalau kau berani untuk menyakiti Lu lagi, kupastikan rambutmu itu akan kubotaki" Seringai lebar tercetak diwajah Zoro (ini kenapa malah jadi adu seringai?)
Mata anak itu semakin memerah
"Tunggu aksiku yang lain, Paman... hihihi" perlahan ia semakin memudar, seakan sosoknya menyatu dengan udara
Zoro menghela nafas keras "Hahhh. Sialan, ada-ada saja"
Engga ngeri kan? Ya emang. Sengaja. Kan udah saya bilang di desk atas kalau horrornya cuman dikit😔☝️
Vote dan Komen jangan lupa-yoi^-^♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Zo! ✔
Short Storysetelah kematian Istrinya, Zoro bertanggung jawab penuh untuk menjadi Ayah Luffy. "Papa Zo!" "kerja bagus, Lu." sebuah AU One Piece. Note : One Piece/Chara bukan milik saya. Hanya milik Eiichiro Oda cerita murni dari karangan Author sendiri. #1- ma...