Limerence || JaemSung OS

Salah Target

Park Jisung, adalah seorang pemuda yang memiliki hobi mempermainkan hati setiap orang.

Park Jisung, sangat populer dikalangan para siswi karena kepandaiannya dalam dance dan juga ketampanan Jisung.

Jisung yang tahu bahwa dirinya disukai oleh para siswi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mendapatkan siswi yang dia mau.

Karena itulah Jisung disebut sebagai seorang playboy. Padahal Jisung hanya mencari pasangan yang cocok dengan dirinya saja.

Tapi bagaimanapun pasti ada balasan untuk setiap perbuatan dan sekarang mungkin sudah saatnya Jisung merasakan hal tersebut.

°°°°°

Jisung mendecih ketika botol yang diputar mengarah kearahnya. Jisung saat ini sedang bermain truth or dare.

"Truth or Dare?" Tanya Jeno yang tersenyum kepada Jisung.

"Oh, aku yakin Jisung akan memilih truth, kau tau sendiri kan Jisung itu penakut" ejek Haechan.

Jisung yang merasa diremehkan merasa tertantang. Tanpa pikir panjang dirinya memilih, "Aku pilih dare"

Haechan dan Jeno tersenyum. Inilah yang mereka mau, sudah saatnya Jisung mendapatkan balasan atas segala perbuatannya. Sekaligus hal ini akan menjadi keuntungan bagi mereka berdua.

"Jadi apa tantangannya?" Tanya Jisung.

Jeno dan Haechan tersenyum misterius, kemudian membisikkan sesuatu kepada Jisung. Tentunya bisikan itu membuat yang termuda terkejut.

"Apakah harus seperti itu?" Tanya Jisung ragu, seharusnya dia memilih truth saja tadi.

Jeno dan Haechan mengangguk, "Jika tidak kau akan menerima hukuman"

Jisung menghela napasnya, "Baiklah, akan aku lakukan"

"Bagus! Semoga beruntung teman!" Seru mereka berdua, menyemangati Jisung.

°°°°°

Jisung menatap Jaemin yang sedang belajar dengan serius, ya apa yang diharapkan dari murid cupu seperti Jaemin. Jadi tantangan Jisung adalah mengajak Jaemin berpacaran selama beberapa detik kemudian memutuskan Jaemin.

Sebenarnya Jisung tidak yakin untuk melakukan hal ini, karena ibu Jaemin adalah pemilik sekolah sedangkan ayah Jaemin adalah pemilik perusahaan terbesar di Korea sekaligus penyokong dana untuk perusahaan ayah Jisung.

Jadi Jisung takut jika dia melakukan sesuatu seperti ini, maka Jaemin akan meminta ayahnya untuk berhenti menyokong perusahaan ayah Jisung hingga akhirnya perusahaan ayah Jisung bangkrut, sungguh Jisung tidak ingin jatuh miskin.

Jisung menatap Jeno dan Haechan yang mengawasinya sembari memberikan jempol.

"Emm...Jaemin, bisakah kita bicara sebentar?"

Jaemin menghentikan kegiatannya, kemudian menatap mata Jisung, hal itu membuat Jisung semakin gugup.

"Jaemin, maukah kau jadi pacarku?"

"Emmm...mau" jawab Jaemin.

"Hah? Serius?"

"Iya" jawab Jaemin tegas, sembari menelepon ayahnya.

Jisung menghela napas, "Baiklah ayo kita put..."

Jaemin tak mendengarkan Jisung, dirinya malah berbicara dengan ayahnya di telepon.

"Ayah, aku sudah menemukan calon istri. Dia pacarku kami baru saja pacaran, ngomong-ngomong dia anak pemilik perusahaan yang ayah sokong" ucap Jaemin pada sang ayah.

Jisung terdiam, dia tidak tahu harus melakukan hal apa.

"Oh, ayah ingin bertemu dengannya? Bagaimana jika makan malang bersama? Aku akan membawanya malam ini" jawab Jaemin lagi.

Jisung semakin gugup dan kebingungan, dirinya menatap para temannya yang tiba-tiba menghilang.

"Baik ayah, sampai jumpa lagi"

Jaemin mematikan teleponnya, kemudian menatap Jisung dengan tatapan bahagia, "Malam ini kamu akan bertemu dengan keluarga ku, mereka tidak sabar ingin melihat calon istriku"

Jisung langsung melotot kemudian menggeleng, "Gak! Gak mau!"

"Hah kenapa gak mau? Kamu lupa kalau kamu itu pacar ku? Bukankah kita pacaran?" Tanya Jaemin.

"Tapi..."

"Oh iya, jangan lupa bahwa ibuku adalah pemilik sekolah, dan ayahku adalah penyokong perusahaan milik ayahmu" seru Jaemin dengan senyum manis.

Jisung yang paham bahwa dirinya sedang diancam langsung saja mengangguk, "Ah, lagipula dirumah aku gak ada kerjaan, jadi boleh deh makan malam bersama"

Jaemin tersenyum senang, "Kalau begitu ayo duduk disebelah ku! Kau kan calon istriku"

°°°°°°

Jaemin menatap Jeno dan Haechan dengan tatapan senang, "Ini upah kalian! Terima kasih! Jika kurang kalian bisa minta lagi"

Jeno dan Haechan langsung bertos, "Lain kali jika butuh bantuan kau bisa memakai jasa kami lagi"

°°°°

End