BAB 2

1.1K 127 1
                                    

[AU] SADISTIC PERSON

๑۩۞۩๑

Yor, menghilanglah dari hadapan kami!

Yor membuka kedua matanya. Ia tak bisa bangun dengan mudah karena dia merasa lelah selama tidurnya. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah sekalipun merasa tertekan, bahkan saat pagi tiba, Yor tidak pernah merasa kesakitan. 

Jika dia menghitung dengan benar, Yor sudah melewati tujuh hari di sini. Ia tidak pernah hilang atau diculik dengan kurung waktu selama ini. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh pengawalnya? Mengapa Yor masih terjebak di tempat ini? 

Yor tidak pernah marah atau membenci siapa pun. Dia dikenal baik hati, tak pernah mengungkit kesalahan-kesalahan mereka yang bekerja di bawah Briar, tetapi dia tidak dapat membiarkan kesalahan mereka kali ini. 

Matanya kemudian mengarah pada pintu. Dia mendengar roda kereta makan di setiap pagi, datang tepat waktu untuk mengantar sarapan. Semua menu yang tersaji sama persis dengan menu-menu sarapan yang dibuat oleh juru masak di kediaman Briar. Yor mulai ketakutan, dia seperti dibiasakan untuk tinggal di sini, karena tempat ini tidak jauh berbeda dari tempat tinggalnya yang sekarang dia rindukan. 

Saat pintu itu dibuka, dua orang pelayan tersenyum ramah kepadanya. Pelayan tersebut kemudian menata meja makan Yor, lalu memberikan satu setelan untuk dikenakannya. 

"Mr. Forger sedang ada acara hari ini, beliau ingin kami melayani Anda."

Yor meremas selimutnya. "Benarkah?" dia akan baik-baik saja, dan seharusnya dia menjadi anak baik agar dapat membodohi para pelayan. Dengan begitu, dia bisa kabur dari tempat ini. Yor percaya, bahwa caranya sudah benar. "Apa setelah sarapan aku bisa pergi ke taman?" 

Dua pelayan yang membawa sarapannya tadi masih tersenyum lembut kepada Yor, tidak menaruh curiga sedikit pun. "Maafkan kami, Mr. Forger berpesan agar Anda tetap di kamar selama beliau pergi."

"Baiklah, tapi setidaknya, maukah kau melepaskan rantai di leherku? Ini semakin membuat leherku tidak nyaman." Mereka pasti punya kuncinya, pikir Yor.

"Maafkan kami," kata salah satu pelayan. "Kami tidak memiliki hak untuk melepaskannya." 

Yor mulai hilang akal. Dia mengambil bantal dan melemparkannya ke arah meja yang dipenuhi oleh sarapan paginya. Kedua pelayan itu segera mundur karena terkejut. "Pergi kalian dari sini!" Yor turun dari kasurnya, mengacak-acak kamarnya dengan kemarahan. "Pergi kalian!" dan berteriak seperti gadis yang tidak punya tata krama.

Sesudah Yor merasa dia tidak memiliki kekuatan lagi. Yor pun terduduk di lantai. Ia tak pernah diajarkan untuk membuang begitu saja kekuatannya, tetapi Yor lelah berada di sini, dia lelah menemukan kenyataan bahwa keluarganya sama sekali tidak bergerak untuk mengeluarkannya dari tempat ini. Yor kemudian menangis pilu. Dan lagi-lagi tertidur. 

๑۩۞۩๑

Loid hampir tidak percaya bahwa Yor menghancurkan kamarnya sampai nyaris tak tertolong. Kini, dia duduk di samping Yor yang tertidur pulas karena pengaruh dupa yang selalu dibakar setiap hari demi menenangkan Yor. 

Jemari Loid mengusap pipi Yor lembut dengan maksud tertentu. Gadis itu pun melenguh saat merasakan sentuhan intens di pipinya, lantas membuka mata, lalu bergumam, "Forger." 

"Panggil aku Loid, Yor."

Mata Yor berkaca-kaca. "Aku ingin pulang, Loid. Antarkan aku pulang!"

"Ini rumahmu."

"Bukan! Ini bukan rumahku!" tukas Yor gemetar dan tak berdaya. "Aku akan melakukan apa pun, tapi tolong lepaskan aku. Biarkan aku pulang." Loid masih membelai penuh sayang pipi Yor, memperlihatkan bahwa tak sekalipun dia punya keinginan mengembalikan Yor ke rumah. "Loid, percayalah padaku. Kita akan memiliki hubungan yang baik jika kau membiarkanku kembali ke rumah."

"Aku tidak pernah memiliki keinginan semacam itu Yor." Yor merasa lemah, dia tidak tahu bagaimana caranya memelas. "Yor, aku akan memenuhi apa yang kau mau, seperti kau suka mengoleksi barang-barang mewah, gaun, tas, sepatu. Mana yang kau inginkan, Yor. Aku bisa memenuhi semua itu untukmu." 

Yor mengalihkan tatapannya, tetapi Loid mencengkeram rahangnya agar Yor tetap menatap pria itu. 

"Lihat mataku, Yor." 

"Jika kau ingin aku jatuh cinta padamu, bukan begini caranya, Loid. Seumur hidupmu, kau tidak akan mendapatkan hatiku."

"Hati?" Loid terkekeh. "Aku tidak butuh hatimu. Aku butuh Yor Briar di sisiku. Cukup aku saja yang mencintaimu, Yor. Percayalah, cukup aku saja yang menginginkanmu. Aku tidak pernah memaksamu untuk mencintaiku."

Loid mencium rambut gelap Yor. Lalu tangannya menyusuri dada Yor yang masih terbungkus oleh baju tidur terusan. Berpindah pada selangkangan Yor, dan meraba seakan mencari sesuatu di sana. Yor meringis, merasa jijik ketika Loid mengabsen tubuhnya, tetapi dia tidak cukup berani untuk menyingkirkan tangan pria itu dari sana. 

"Apa kau tidak suka aku menyentuhmu?" 

"Jika kau sudah tahu jawabannya, mengapa kau masih meneruskan hal menjijikkan itu, Loid?" 

Loid tiba-tiba menarik rantai yang membelenggu leher Yor, membuat Yor merasa kesakitan. "Yor, aku tidak dapat menahannya lagi," ujar Loid, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Yor. "Aku ingin berada dalam dirimu, Yor. Meskipun kau tidak mengizinkannya, aku ingin tetap berada di sana semalaman, sampai aku benar-benar puas."

Yor bergerak memberontak. Menjauhi Loid segera, tetapi dia tidak bisa pergi ke mana-mana saat Loid menarik rantai di lehernya. Yor mengerjap karena terkejut. Ia terbatuk-batuk karena tarikan itu cukup kuat.

Tengah Loid melepaskan mantel dan jasnya. Yor meringkuk ketakutan. Ia tidak mau membayangkan bahwa Loid menodainya. Akan tetapi Yor tidak punya banyak pilihan. Dia sudah menebak, tidak butuh waktu lama sampai dia benar-benar diperkosa oleh pria itu nantinya.

"Hentikan! Pergi dariku! Pergi dariku!" Yor berteriak dan menolak saat Loid mencoba untuk menaklukkan dirinya. Namun pria itu terlalu kuat. Yor yang mungil tidak mungkin bisa melawannya. "Jangan! Jangan sentuh aku!" tangannya kemudian diikat di atas kepala menggunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit, yang cukup menyakitkan bagi pergelangan tangan Yor. Belum cukup dengan itu, dia merasakan kelelakian Loid menerobos masuk ke dalam dirinya. Rasa pedih tidak dapat dihindari. Air mata Yor kemudian meleleh. 

๑۩۞۩๑

BERSAMBUNG

SADISTIC PERSON [LOID X YOR]  ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang