Chapter 187

35 2 0
                                    

Ditempat lain, Dirumah Nanami Aika. Nanami Aika yang sedang bertarung dan mulai berhasil memojokkan musuhnya. Tiba-tiba, Orang itu mengeluarkan pisau dan melemparkan pisau tersebut kearah Nanami Aika. Melihat ada pisau yang mengarah kepadanya, Nanami Aika pun sontak terkejut dan langsung menghindari pisau tersebut. Disisi lain, orang tersebut kabur dari jendela dan meninggalkan Rumah Nanami Aika. Nanami Aika pun mengejar orang tersebut dan berkata.

Nanami Aika : Berhenti... Mau lari kemana kamu...

Ditempat lain, dirumah Lita Aoi. Kepala sekolah dan Kei Jiro yang sedang berjalan menuju kamar Lita Aoi. Tidak lama kemudian, mereka berdua pun sampai dan masuk kedalam Kamar Lita Aoi. Didalam kamar, Lita Aoi yang sedang tidur pulas, lalu dihampiri oleh kepala sekolah dan Kei Jiro. Lalu Kepala sekolah berkata.

Kepala Sekolah : Sebelum kamu pergi... Aku ingin kamu melihat aku melepaskan segel dari anak kita...

Kei Jiro : Kamu yakin ingin melakukan ini... Apa tidak terlalu terburu-buru...

Kepala sekolah : Aku melakukan ini untuk kesehatan dia yang ada di dunia sihir... Walau anak kita mirip seperti saudara kembar... Tapi dia terlahir di dunianya yang berbeda...

Kei Jiro : Kamu ingin melepaskan segel Lita yang ada didunia sihir, melewati Lita yang ada didunia tanpa sihir...

Kepala sekolah : Anakku yang ada didunia sihir dan anakmu yang ada didepan kita sekarang...  mereka berdua tetap terhubung satu sama lain... Aku melakukan ini.... Agar aku dan Akari bisa akur lagi seperti dulu...

Kei Jiro : Lakukan saja... Apa yang terbaik...

Kepala sekolah pun mengangkat tangannya dan mengarahkan tangannya ke mata kiri Lita Aoi. Lalu Kepala sekolah berkata.

Kepala sekolah : "Melepas Segel"

Ditempat lain, dikamar Ibu Lita Aoi. Ibu Lita Aoi dan Ratu malaikat yang sedang duduk, sambil menikmati secangkir kopi. Lalu Ratu malaikat berkata.

Ratu malaikat : Sora.... Mau ikut aku pulang ke dunia sihir...

Ibu Lita Aoi : Aku ingin ikut... Tapi maaf... Itu tidak bisa...

Ratu malaikat : Begitu ya... Tapi kalau kamu kedunia sihir... Kamu harus beri tau aku...

Ibu Lita Aoi : Ya...

Tidak lama kemudian, kepala sekolah dan Kei Jiro pun datang. Lalu Ibu Lita Aoi berkata.

Ibu Lita Aoi : Sudah selesai...

Kei Jiro : Ya..

Ratu malaikat : Apa kalian berdua membangunkan Lita...

Kepala sekolah : Tidak... Lita tetap tidur... Kalau kami membangunkan Lita... Nanti Lita yang ada didunia sihir akan langsung tertidur..

Ratu malaikat : Ooh iya... benar juga...

Ibu Lita Aoi : Jadi kamu ingin kembali kedua sihir...

Kei Jiro : Ya... Karena didunia sihir... Aku sedang mengadakan turnamen sihir... Akan banyak kerjaan disana...

Ibu Lita Aoi : Begitu ya...

Tiba-tiba, Ibu Lita Aoi mendekati Kei Jiro, lalu ibu Lita Aoi langsung mencium Kei Jiro. Disisi lain, Kepala sekolah dan Ratu malaikat pun terkejut. Lalu Ratu malaikat berkata.

Ratu malaikat : Mereka berciuman...

Kei Jiro : Kenapa kamu menciumku...

Ibu Lita Aoi : Kenapa kamu bicara begitu... Emangnya aku tidak boleh mencium kamu...

Kei Jiro : Bukan begitu... Tapi disini ada mereka...

Disisi lain, Kepala sekolah tiba-tiba melihat kearah Ratu malaikat. Ratu malaikat yang menyadari kalau dia dilihat oleh Kepala sekolah. Ratu malaikat pun berkata.

Ratu malaikat : Kenapa kamu melihat kearah ku..... Jangan harap aku akan melakukan itu juga kepada mu..

Kepala sekolah : Aku juga tidak ingin kamu melakukan itu... Tapi aku ingin kamu menjaga anak kita yang ada didunia sihir...

Ratu malaikat : Tanpa kamu minta pun... Aku akan melakukannya...

Didunia lain, didunia sihir. Disebuah hutan. Rombongan kereta kuda milik Guild WIKRAMA yang sedang berjalan menuju turnamen sihir. Disalah satu kereta kuda, Lita Aoi yang sedang menjaga Nanami Aika yang sedang tertidur. Lalu Lita Aoi berkata.

Lita Aoi : Kapan sih Aika bangunnya... Aku mulai bosan disini...

Tiba-tiba, mata kiri Lita Aoi mulai berubah. Yang awalnya mata kiri Lita Aoi berwarna hitam. Berubah menjadi merah, seperti mata iblis.

Aku Jadi Perempuan ( Ongoing )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang