Bab 12

20 6 2
                                    

"Kalau lo lupa, gue masih marah loh!"

Kei meringis seketika, masih menatap Ezra yang melangkah meninggalkan kelas untuk berganti baju olahraga, sedangkan di depan Kei. Frissha tertawa ngakak seketika, masih teringat jelas apa yang terjadi di malam mereka bersama itu.  Membuat Fani terlihat bingung sendiri.

"Kenapa tuh cowok lo?" tanya Fani penasaran.

"Gila sih, baru kali ini juga gue liat Ezra kayak gini!" ujar Frissha terlihat bahagia sekali.

"Ih kenapa sih, kasih tau dong!" kepo Fani.

"Jadi, waktu kemarin satnight, kita mutusin nongkrong bareng. Eh Ezra tuh udah mau balapan liar sebelum nganter Kei pulang. Eh nggak taunya, belom juga Ezra mau siap-siap Kei di datengin sama teman semasa smpnya. Ya udah deh, Ezra kelabakan trus nggak jadi balapan, misuh-misuh minta pulang aja padahal baru jam sembilan kurang!" heboh cerita Frissha.

"Gila! Gila!  Dia beneran bucin sama lo Kei!" kata Fani ikut heboh, kedua temannya itu teriak-teraik lebay seolah-olah apa yang di lakukan Ezra memang sangat memukau mereka.

"Apaan sih, emang Ezra sama mantannya nggak pernah gitu? Nggak mungkin kan?" elak Kei yang sedikit tersipu dengan ejekan teman-temannya itu, tetapi dia memilih untuk lebih percaya jika Ezra melakukan hal itu hanya untuk membuatnya kesal semata.

"Tapi, emang kalo diliat-liat ya Kei, Ezra berubah loh kalau sama lo! Selama ini dia mana pernah gitu pamer skinship!" bisik Fani dengan bersemu, meskipun yang diperlakukan begitu adalah Kei entah kenapa dia yang terlihat bahagia.

"Masa sih?" bisik Kei tak percaya.

"Iya, gue berani bersumpah. Gue tuh tahu gaya pacaran Ezra yang cuek sama mantan-mantannya dulu tahu!" kali ini Frissha yang menjabarkan.

Saat Kei masih ingin menepis perkataan dua teman satu kelasnya itu, Lolita sudah memanggil mereka untuk segera berkumpul di lapangan outddoor yang kini menjadi tempat kelas mereka melakukan kegiatan olahraga.

Begitu sampai dilapangan, Kei mendapati Ezra yang sudah berkumpul dengan teman-teman cowoknya yang lain tengah memandanginya sebelum akhirnya mengalihkan pandangan, membuat Kei benar-benar yakin jika ada sesuatu yang salah pada kepala Ezra.

Untuk dua puluh menit awal pembelajaran, mereka semua hanya disuruh untuk pemanasan semata, agar tubuh tak kaku apalagi sampai kram. Membuat para gadis sudah ogah-ogahan saja, apalagi mereka juga harus memutari lapangan selama tiga kali, seperti biasa.

"Oke guys, kali ini kita bisa senang-senang. Pak Martin nyuruh kita buat bagi kelompok menjadi empat kolompok, jadi masing-masing ada tujuh orang, okey?" ujar Deny yang tadi mendapat titah langsung dari Pak Martin, karena beliau tengah menemui salah satu orang tua siswa yang datang.

Semua mengira, bahwa Pak Martin kemungkinan akan datang paling tidak tiga puluh menita lagi tetapi ternyata salah, hanya butuh waktu sepuluh menit untuk membuat guru special senam pagi itu datang lebih awal. Membuat para siswa diam-diam mendesah malas.

"Sudah terbentuk kelompoknya? Oke kalau gitu, Lolita, ayo bacakan peraturan permainan kita!" ujar Pak Martin semangat. 

"Main apa nih pak?" tanya Alex semangat.

Saat semua sibuk menyimak penjelasan pak Martin, diam-diam Ezra memperhatikan Kei dan seketika dia berbisik pada Alex untuk berganti kelompok, agar dapat satu kelompok dengan Kei.

"Lex, ayo tuker!" bisik Ezra.

"Tuker uang bos?" tanya Alex bego, membuat Ezra berdecak kesal.

"Kelompok, biar gue yang disitu." ujarnya kesal dengan gigi terkatup.

"Oh bilang lah bos, mau sekalian pacaran!" goda Alex yang seketika berganti tempat dengan Ezra yang kini berdiri di depan Kei.

"Loh, kok jadi lo disini?" tanya Kei bnigung.

"Kenapa? Nggak suka? Bukannya harusnya gue  yang kesel ya karena kejadian kemarin?" bisik Ezra cemberut, sarat akan kekasalan.

"Ya, lo aneh aja tiba-tiba marah nggak jelas-"

"Nggak jelas gimana? Coba deh, tanya sama seluruh cowok yang punya pacar, marah nggak kalo tahu ada cowok lain yang minta nomor ponsel ceweknya?" 

"Ehem, bukannya mau ganggu nih ya! Tapi lo dari tadi di pelototin sama pak Martin." bisik Langit penuh perhatian, seketika ketiganya bungkam dan kembali memperhatikan Pak Martin serta Lolita yang masih sibuk menjelaskan cara kerja permainan mereka itu.

"Oke jadi gini, satu tim terdiri dari tujuh orang, kalian harus memilih salah satu menjadi ketua tim, lainnya akan menjadi anggota. Permainan akan dibagi menjadi dua pertandingan antara tim A dan B serta tim C dan D. Nah seperti yang kalian liat gue udah bikin garis untuk dua tim yang bertanding. Dua tim yang bertanding akan berada di garis dalam diantara garis batas antara tim. Setiap ketua tim akan berada di depan untuk melindungi anggotanya dibelakang, jadi kayak main kereta-keretaan gitu." terang Lolita menjelaskan.

"Dan cara bermainnya, setaip ketua tim harus menyingkirkan anggota tim lawan dengan melemparkan bola kearah mereka, denger ya nggak boleh ngelempar kena kepala jadi hanya boleh bagian punggung sama tangan, jika terkena maka anggota itu harus out untuk berjaga digaris luar. Selain melemparkan bola, ketua tim juga harus melindungi anggotanya agar tidak terkena bola,terserah gimana caranya tapi pegangan kalian nggak boleh lepas!" lanjut Lolita yang diangguki teman-temannya entah beneran paham atau nggak.

"Oh ya, buat anggota yang out yang jaga digaris luar juga nggak bisa melempar bola langsung anggota tim lawan, jadi harus kalian lempar pada ketua tim oke? Waktunya hanya sepuluh menit setiap permainan, tim yang anggotanya masih tersisa banyak itu yang menang."

Ezra mengangguk mengerti, seketika dia melakukan sedikit perenggangan pada tubuh dan dengan santai menarik tangan Kei yang berada dibelakangnya.

"Jangan kemanamana, pokoknya tetap dibelakang." ujar Ezra tanpa menoleh.

"Memangnya udah nggak marah?" ujar Kei meringis kecil membuat Ezra berdecak kesal dan menoleh menatap gadis itu kesal, membuat senyum Kei terbit melihat ekspresi itu, entah sejak kapan ekspresi itu tak terlihat menakutkan, apa karena Ezra memang sedikit lunak dengannya akhir-akhir ini?

Entahlah, tetapi Ezra yang seperti ini terasa mudah didekati dan terlihat lebih ramah?

Itu yang Kei rasakan.

TBC

LOVE LETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang