***Love Letter***
*
*
*
***Happy Reading***Indonesia High School atau biasa dikenal IHS, merupakan salah satu sekolah favorite saat ini. Selain menonjolkan nilai akademik, prestasi lain pun juga kerap ditorehkan oleh para siswa-siswi di bidang keahlian masing-masing. Contoh saja tahun lalu, Klub Renang IHS memenangkan pertandingan tingkat internasional, lalu ada Klub Karate yang juga menyumbangkan dua emas untuk pertandingan di tingkat nasional. Atau beberapa murid yang sudah menandatangani surat kontrak dengan Agency terbaik di Indonesia saat ini, Orion Entertainment sebagai trainee. Tak heran jika sekolah ini disebut-sebut sebagai sekolah impian semua siswa-siswi, terlebih lagi acara-acara yang diselenggarakan pihak sekolah setiap ada agenda memperingati hari ulang tahun sekolah yang dibuka untuk umum.
Seperti siang ini, dua jam pelajaran terakhir ditiadakan dan memberikan waktu bagi setiap kelas untuk membahas apa yang akan mereka tampilkan saat acara ulang tahun sekolah kali ini. Acara sendiri akan diselenggarakan hari sabtu ini, sudah pasti mereka harus mempersiapkan semuanya dengan begitu matang. Apalagi jika mengingat hal itu tinggal tiga hari lagi, dimana hari ini merupakan hari pengumpulan laporan bagi setiap kelas, mulai dari tema yang diambil hingga semua bahan dan alat yang diperlukan harus tercatat dengan baik.
"Jadi kali ini kita mau nampilin apa? Jualan lagi kayak taun lalu? Bikin cafe?" Tanya Lolita yang berdiri di depan kelas meminta saran teman-temannya itu.
"Jangan ah, gue capek kalau harus beli batu es yang besar-besar itu!" Kali ini Ringgo yang menjawab, yang benar saja tahun lalu kelas mereka membuat cafe yang hanya menjual minuman bersoda dengan berbagai rasa dan snack ringan. Tapi karena kekurangan orang dimana para cowok sibuk berkeliling, akhirnya Ringgo yang menjadi korban disuruh-suruh oleh para gadis.
"Salah siapa lo lebih suka nemenin Citra daripada ikut kita." Balas Alex tak mau mengalah.
"Yang simple aja lah, apa gitu tanpa harus bikin makanan atau minuman, pasti kelas lain juga akan berpikiran bikin cafe." Celutuk Langit malas.
"Iya bener itu Ta, yang lain aja." Angguk Manda setuju. Lolita pasrah saja mengikuti keinginan teman-temannya itu dan segera menyoret kata cafe yang ditulisnya di papan tulis.
"Yang lain ada ide?" Tanya gadis itu lagi.
"Gue sebenarnya nggak yakin sama ide gue, tapi kurang yakin dengan dana yang kita miliki saat ini." sosok Firsha mengangkat tangan dan membuatnya menjadi perhatian.
"Apa Fir?"
"Gimana kalau kita bikin spot foto aja? Dana kita enggak cukup banyak kan, kita bisa bikin spot foto tapi dengan tema unik. Kita akan bikin dengan tema Halloween atau rumah hantu, bedanya hantu-hantunya nanti bisa ikutan foto, jadi emang khusus buat foto gitu?" Ujar Firsha semangat.
"Wah boleh tuh! Kostumnya bisa dibuat sendiri juga kan? Kalau kostum yang sulit kita bisa menyewa atau kalau ada yang punya bisa pinjamlah! Dan kita harus nyari jenis hantu yang mudah dan kostum enggak ribet!" Balas Fani semangat.
"Iya, boleh-boleh! Liat nih Kei aja udah cocok jadi mbak kunti karna rambut panjangnya!" Lanjut gadis itu semangat sekaligus menggoda temannya itu membuat Kei terkejut dan seketika mencubit perut Fani yang tertawa saja.
"Apaan sih!" Ujarnya cemberut yang dibalas tawa Fani.
"Oke, gimana buat yang lain? Kalian setuju?" Lolita melihat antusias teman-temannya itu dan akhirnya memutuskan untuk membahas kostum dan dana yang harus dikeluarkan, serta membagi tugas pada yang lain.
Diam-diam, Kei melirik sosok Ezra yang menelungkupkan kepalanya. Hari ini cowok itu terlihat tenang, seketika ingatan Kei melayang pada kejadian kemarin. Setelah bertemu Nash dan Allura mereka memang tetap memesan makanan, anehnya Ezra tak banyak bicara dan wajah cowok itu sedikit pucat membuat Kei cukup khawatir. Setelah makan pun Kei meminta agar Ezra segera beristirahat sayangnya di tolak cowok itu, Ezra bersikeras mengantar Kei. Iya mengantarnya kembali ke sekolah yang membuat Kei merasa bingung, kesal, lucu, aneh semua jadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LETTER
Teen FictionCalendre Kei Ashana menyukai sosok Nash, kekasih dari sahabatnya sendiri. Tanpa sadar memasukkan surat cinta yang telah dibuatnya sepenuh hati ke dalam loker milik Nash, sayangnya disaat dia menyesal telah melakukan hal itu. Surat cinta yang telah d...