Harusnya update kemaren, cuma terlalu sibuk healing sana sini jadi kelupaan 🤭
Happy reading yaa 🖤🤍
...
Hening, suasana itu melanda sepasang manusia disepanjang jalan kota Seoul yang bising. Tidak ada suara lain selain alunan musik klasik frühlingsstimmen - walzer op. 410 dari Johann Strauss yang memenuhi pendengaran mereka. Sinbi tentu bisa menikmati musiknya, tapi Jungkook tidak tampak demikian.
Sinbi sadar Jungkook bergeming sejak tadi, wajahnya datar dengan mata yang menurutnya terlampau fokus menatap jalanan. Tampak jelas pria itu tidak menikmati musik yang terputar, lantas Sinbi mengecilkan speakernya dan alih-alih menyetel musik pop sebagai gantinya.
"Kau harusnya jujur jika tidak nyaman dengan selera musikku," kata Sinbi membuka percakapan. Ya, jika bukan dia siapa lagi yang memulai. Jungkook sangat buruk dalam komunikasi apalagi basa basi. Dia jelas bukan orang yang ekspresif.
"Selama perjalanan aku merasa menjadi budak kerajaan eropa yang berkeliling kota membawa pewaris tahta." Jawab Jungkook akhirnya berkomentar.
Sinbi tertawa pelan mendengarnya. Bukan hanya Jungkook yang berkomentar tentang hal yang sama, Yeseul dan Shao juga sama dramatisnya.
"Kau mendengar musik klasik setiap hari?"
Sinbi menggeleng kecil, "hanya saat sedang banyak pikiran.. Musik itu membuatku sejenak melupakan kehidupan nyata."
Jungkook mengangguk kecil. Sama halnya saat bermain musik.. Jungkook melakukannya untuk tetap merasa hidup menjalani kehidupan nyata. Dia sadar dengan dirinya yang tidak bisa mengekspresikan banyak hal secara langsung, jadi dengan memainkan musik diatas panggung adalah pilihannya untuk mengekspresikan diri.
"Oh ya.. sudah setengah jam perjalanan.. sebenarnya kemana tujuanmu?" Tanya Sinbi, penasaran dengan titik lokasi dalam panduan navigasi mobilnya. Masih 30 menit untuk mereka sampai ke tempat tujuan.
Jungkook menoleh sebentar, sebelum kembali fokus mengemudi, "Ke rumah orang tuaku."
Sinbi ber-Oh ria saat mengetahui arah tujuan mereka, "Jadi bunga ini untuk orang tuamu? Aku pikir untuk seseorang yang lain.."
"Kalau begitu nanti aku tunggu di mobil saja." Sinbi mengangguk. Dia punya kelemahan berbasa-basi pada orang tua. Jadi Sinbi tidak ingin pertemuan keluarga itu menjadi canggung dengan kehadirannya.
"Kau bisa melihatnya tanpa bicara.. Dan tidak akan ada yang memintamu untuk menjawab."
Sinbi memproses kalimat Jungkook dengan sederhana didalam kepalanya, "Sepertinya orang tuamu juga orang yang sedikit bicara.. sama seperti anaknya."
Sinbi menyentuh bunga diatas pangkuannya, arti bunga putih sebagai ketulusan. "Apa orang tuamu menyukai warna putih?"
Jungkook terdiam sebentar, memperhatikan gerbang yang sudah lama berkarat dan dipenuhi tanaman rambat. Tidak ada yang berubah. Masih sama seperti tiga tahun yang lalu, waktu terakhir kali dirinya berkunjung.
"Mereka sudah terbiasa dengan kegelapan. Putih terlalu suci, aku yakin hitam lebih cocok untuk mereka," Jawab Jungkook sekenanya.
Sinbi hening ketika mendengar jawaban Jungkook yang membingungkan. Belum lagi Jungkook membelokkan mobil, masuk ke perkarangan rumah dengan kesan pertama yang suram. Sinbi memajukan tubuhnya untuk melihat sekeliling rumah itu. Kondisinya seperti tempat yang lama ditinggalkan pemiliknya. Bangunan itu diselimuti tanaman dan akar-akar panjat, dindingnya pun hitam dan lusuh- Sinbi yakin rumah itu tidak berpenghuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Scars
ChickLit(Completed) Empat belas tahun telah berlalu sejak insiden pertama yang memberinya luka, Park Jungkook memantapkan dirinya meninggalkan Korea Selatan dan mencoba peruntungan untuk memulai karirnya di negeri Paman Sam. Berbekal keterampilan musik yang...