26] Rətaliation

342 81 39
                                    

Sebelum dimulai aku mau ngucapin selamat menempuh kehidupan yang lebih baik ditahun 2023 ini. Aku juga minta maaf untuk hiatus berbulan-bulan padahal ga niat hiatus juga 😭 maafin aku yaaa karena belum profesional sebagai penulis amatir.

Good newsnya
Aku balik nih, ga ada niatan untuk ngucapin sepatah dua patah kata? Sksksk )":v

Untuk semua pengikut dan pembaca setia ceritaku, thanks ya udah mau nunggu dan sabar menanti karya2ku ❤

Semoga part ini banyak vote dan komennya, biar aku ga ngilang lagi sksk(╥﹏╥)

Happy reading 💙

▪️▪️▪️

Napas beratnya berhembus perlahan, seraya wajahnya menjauh dari cekungan leher Sinbi yang memabukkan. White musk. Jungkook mengutuk dalam hati kerena sensitivitas indra penciumannya. Aroma itu ditubuh Sinbi nyaris membuat Jungkook kehilangan akal. Antara sadar dan tidak, naluri membawa bibir Jungkook bermain disekitar tulang selangka—sialnya kini mendekati lekukan dada wanita didepannya. Seiring suara Sinbi berkali-kali membuatnya hilang arah. Jungkook mendesah sambil menggeram, dia mengambil langkah berat memberi jarak dari tubuh kecil dibawahnya.

Sungguh kontrol keduanya sangat buruk. Karena kalut dalam gairah, Jungkook sampai tidak menyadari jika beberapa saat yang lalu tangannya sudah menyusup dibalik punggung Sinbi. Hal gila lain mungkin saja terjadi jika Jungkook tidak segera menyudahi.

Jeda diantaranya membuat Jungkook dan Sinbi sama-sama mengerjap, menyadari bagaimana posisi mereka sampai seintim ini. Keduanya mengumpat didalam hati.

Sinbi memalingkan wajah saat Jungkook memperhatikan caranya mengambil napas. Detik itu juga Sinbi rasanya ingin memprotes karena tadi pria itu tidak memberikan sedikitpun jeda untuknya bernapas. Apa dia sedang melakukan percobaan pembunuhan dengan membuatnya kehabisan oksigen?  Sinbi menggeleng cepat. Kini malah dirinya dibuat makin sesak karena tatapan Jungkook begitu mengintimidasi.

Setelah apa yang mereka lakukan, Sinbi malu walau untuk sekedar membalas tatapannya. Karena secara sadar dia baru saja  menerima sentuhan Jungkook dengan mudahnya? Sinbi bahkan sempat menggingit bibir sesaat ketika tangan tegas Jungkook mengusap punggung telanjangnya. Gerakannya seolah mencari sesuatu untuk dilepaskan. Namun tidak lama, Jungkook mengumpat pelan demi menyadarkan diri untuk tidak melakukannya. Saat itulah Sinbi lagi-lagi bernapas lega. Kondisinya kacau dengan kemeja yang terbuka sempurna didepan Jungkook. Tapi setidaknya tubuhnya masih diselamatkan dengan kaitan bra yang kembali dipasangkan.

Sinbi tahu Jungkook sedang menahan diri seperti biasa yang dia lakukan. Dan bohong jika Sinbi tidak melakukan hal yang sama. Mereka sama-sama memberikan jeda untuk keduanya mengembalikan kesadaran. Disamping begitu besar kemungkinan mereka terperangkap dalam gairah yang sementara.

Sinbi menghela napas begitu detak jantungnya mulai normal. Dia baru memberanikan diri kembali menatap netra Jungkook yang gelap. Namun pergerakannya sama sekali terbatas dibawah kukuhan badan Jungkook yang besar menjulang.

"Apa yang keparat itu dapatkan dalam hasil tesnya?" Tanya Jungkook sesaat setelah memastikan Sinbi terlihat lebih tenang.

Jungkook menaikan alis, menunggu jawaban atas pertanyaannya. Namun Sinbi hanya diam, wajahnya yang memerah kembali ke warna semula. Dia tahu itu bukan hal yang pantas untuk dibocorkan. Bagaimanapun, Sinbi masih memegang erat etika pekerjaannya. Dan Jungkook dengan cepat menyadari itu, menggaruk alisnya sembari mengangguk pelan, "Satu hal yang menarik darimu. Dalam posisi ini kau tetap konsisten dengan sumpah profesimu." Ungkap Jungkook memperhatikan lekuk tubuh Sinbi yang terbuka. Bahkan kulit mulusnya dapat Jungkook rasakan.

Hidden ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang