Pagi-pagi sekali Khayla telah bangun dari tidurnya. Ia mengintip dari balik pintu kamar. Masih sepi. Khayla rasa, teman Davi belum ada yang bangun. Hati-hati, Khayla berjalan menuju ruang tengah sambil membawa selimut. Di sana ada Davi dan teman-temannya. Tanpa ragu, Khayla menyelimuti tubuh Davi dengan pelan. Takut, jika lelaki itu mendadak bangun. Setelah selesai, Khayla sempat mencium Davi singkat lalu tersenyum simpul. Tidak ingin berlama-lama, Khayla bergegas pergi ke dapur.
Khayla segera menghidupkan kompor. Memasak nasi, merebus air minum, lalu membuat makanan lainnya. Ia harus selesai tepat waktu, karena jam tujuh pagi Khayla harus berada di toko untuk bekerja.
Satu jam, waktu yang cukup bagi Khayla. Sekarang pukul enam pagi. Gadis itu segera ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah semuanya telah selesai dan Khayla sudah siap untuk bekerja, ia berjalan keluar dari kamar. Namun, tidak sengaja kepalanya terbentur dada bidang seseorang.
"Aduh!" keluh Khayla sambil memegangi kepalanya.
"Mau ke mana pagi-pagi gini?" Suara itu milik Bian. Khayla mendongak melihat Bian yang tengah menatapnya.
"Khayla mau kerja, Bang," ujarnya ringan.
"Sepagi ini?" Khayla mengangguk mantap.
"Oh ya, sarapannya udah Khayla siapin. Nanti kalau Abang, Kak Davi sama temennya mau makan, langsung ke dapur aja. Terus ... susu Kak Davi udah Khayla buatin, ada di meja belajarnya," pesan Khayla pada Bian.
"Davi minta buatin susu?" tanya Bian terdengar heran.
Khayla mengangguk. "Semalem Kak Davi WA dan bilang kalau pagi ini minta buatin susu. Ya udah kalau gitu Khayla berangkat sekarang, ya, Bang. Tenang aja, semua urusan rumah udah Khayla beresin. Khayla berangkat, Assalamualaikum."
Setelah menyalami Bian, Khayla berlalu begitu saja. Sedangkan Bian, ia masih terdiam di tempatnya. "Nyatanya Lo butuh Khayla di hidup Lo, Dav. Itu nggak bisa dibohongin."
•••
Davi mengejapkan matanya pelan, matahari telah terlihat. Cahayanya masuk lewat ventilasi udara. Lelaki itu memandang sekitar, sambil membangunkan temannya satu persatu.
"Za, Jang, bangun udah pagi."
Beralih ke sebelah kiri. "Gar, Pal, Daf, bangun udah pagi."
Perlahan mereka semua membuka matanya. Davi juga baru sadar, jika ia tidur menggunakan selimut. Seingatnya, semalam ia tidak memakai benda ini. Saat lelah bermain, mereka semua tidur tanpa aturan. Mengapa selimut ini tiba-tiba ada di tubuhnya?
"Semuanya udah bangun?" tegur Bian yang datang mendekati Davi dan teman-temannya.
"Udah, Bang," jawab Davi pelan. Sisa kantuknya masih terasa.
"Ya udah, kita sarapan bareng, yok!" ajak Bian.
"Wah pas banget, perut gue lagi laper!" celetuk Ujang sambil memegang perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidikhay✓
Teen FictionKhayla Khairun Niswa, seorang gadis yang dibesarkan oleh Dara dan Deon sejak umur dua bulan. Ada Bian dan Davi sebagai kakak angkatnya. Walau begitu, Khayla menganggap keluarga itu seperti keluarga kandungnya sendiri. Hingga suatu hari, kesalahpaha...