"Davi!"
"Dav, Khayla nih adek Lo! Kenapa Lo tega ngusir dia?" Eza tak habis pikir.
"Tenangin diri Lo dulu, Vi. Semuanya bakal baik-baik aja kalau dibicarakan baik-baik." Dafa menambahkan.
"Pikirin lagi Dav, jangan sampai Lo nyesal," ujar Tegar.
Ujang hanya diam, tak berani untuk mengeluarkan satu kata pun.
Davi memejamkan matanya kesal. "Gue nggak bakal nyesel! Adek gue cuma satu, yaitu Acha! Nggak ada yang lain! Paham?!"
"Khayla juga adek Lo, Dav!"
"Nggak!"
"Berhenti!"
Semua orang menatap Khayla. Sedari tadi gadis itu sudah lelah mendengar ini. Sudah cukup. Sekarang ia tidak punya kekuatan lagi untuk membela. Davi sudah terlanjur membencinya. Sampai kapan pun, Khayla begitu merugikan di keluarga ini.
"Sekuat apa pun usaha Khayla, memang nggak berarti. Semuanya sia-sia. Mau bagaimanapun, Khayla tetep nggak bisa diterima di sini. Mungkin yang dibilang Kak Davi bener, Khayla cuma benalu di rumah ini. Cuma seorang gadis yang diangkat sebagai anak oleh seorang wanita berhati malaikat. Kita memang bukan saudara kandung, melainkan saudara sepersusuan." Khayla menarik napas sejenak.
"Khay—"
"Tapi, dengan adanya kalian, Khayla merasa hidup. Walaupun, Khayla nggak bisa dapetin kasih sayang Bang Bian dan Kak Davi seutuhnya, Khayla sayang banget sama kalian. Dulu, Khayla pernah bermimpi kalau suatu saat Khayla bisa banggain kedua kakak Khayla. Kakak yang bisa jagain adeknya, selalu ngelindungin adeknya kalau dalam bahaya, selalu ada di saat adeknya lagi ada masalah. Tapi ... satu pun dari itu belum pernah Khayla rasain." Khayla tertawa samar. Mengingat, dirinya ini terlalu menaruh banyak harapan.
Semuanya yang ada di sana, hanya bisa menunduk sambil menahan tangis, kecuali Davi.
"Nggak usah basa-basi!"
"Kalau Kak Davi pengen Khayla pergi dari rumah ini, Khayla bakal pergi."
"Nggak! Gue belum izinin Lo, Khay! Lo nggak bisa pergi gitu aja!" sahut Bian sebelum Khayla melanjutkan kalimat sebelumnya.
"Mungkin, dengan Khayla pergi, Kakak bakal bahagia. Maafin Khayla, ya, Kak. Kalau selama Khayla di sini, belum bisa jadi adik yang baik. Sering buat Kakak sial. Suka ngerepotin. Bikin malu dan nggak bisa diandelin. Maaf juga, kalau Khayla cuma b-bisa jadi benalu di sini. Maafin, ya, Kak." Khayla meraih tangan Davi untuk salam, tetapi dengan cepat Davi menepisnya. Khayla hanya tersenyum kecil.
"Nggak, Khay! Lo nggak boleh pergi!" Bian menahan tangan Khayla yang hendak pergi ke kamar. "Gue udah tahu semuanya, Khay. Lo nggak bersalah. Please, jangan pergi."
Khayla hanya tersenyum kecil. Perlahan, ia melepaskan tangan Bian yang mencekal tangan Khayla. Gadis itu pun pergi ke kamarnya untuk berkemas.
"Dav, Lo apa-apaan, sih! Kenapa Lo usir Khayla? Khayla nggak bersalah, Dav!" protes Bian. Setelah mengetahui semuanya, Bian mengerti apa yang Khayla rasakan selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidikhay✓
Fiksi RemajaKhayla Khairun Niswa, seorang gadis yang dibesarkan oleh Dara dan Deon sejak umur dua bulan. Ada Bian dan Davi sebagai kakak angkatnya. Walau begitu, Khayla menganggap keluarga itu seperti keluarga kandungnya sendiri. Hingga suatu hari, kesalahpaha...