Keesokan harinya, Khayla dan kedua saudaranya kembali beraktivitas seperti biasa. Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka bertiga bergegas pamit untuk pergi. Bian yang kembali masuk kerja, sedangkan Davi dan Khayla pergi ke sekolah.
Bedanya kali ini adalah, Khayla tak lagi pergi sendiri atau harus berlari mencari tukang ojek. Davi melarangnya. Lelaki itu berpesan jika ia yang akan mengantarkan Khayla ke mana pun gadis itu pergi. Khayla tak keberatan. Ia justru senang dengan keputusan yang Davi buat. Dengan itu, ia bisa aman dan bisa lebih dekat dengan Davi.
Davi dan Khayla telah sampai di sekolah. Gadis itu turun sambil merapikan seragam sekolahnya. Khayla melirik sekitar, sudah hampir seminggu ia tak sekolah. Sudah hampir seminggu juga ia tak bertemu dengan Ersya dan Lintang. Bagaimana kabar kedua gadis itu? Selama Khayla sakit, mereka memang tak menemui Khayla. Gadis itu belum tahu alasannya.
"Khay, nanti kalau Kakak belum ke luar, tunggu di depan kelas Kakak aja, ya," pesan Davi pada adiknya.
Khayla heran. Bukan karena pesannya, tetapi cara bicara Davi padanya membuatnya sedikit bingung.
"Nggak usah kaget juga kali. Kakak sengaja ubah cara bicara ini, biar kita bisa lebih deket aja. Kalau pakai Lo-gue, kesannya kita kek orang lain padahal kita, kan, saudara." Sepertinya Davi mengerti apa yang Khayla pikirkan.
"Nggak masalah, kan?" lanjut Davi.
Khayla tersadar. "Nggak, kok. Khayla malah seneng banget dengernya. Cuma ya ... belum biasa aja hehehe," balas Khayla sambil tersenyum kecil.
"Lama-lama juga kebiasaan. Ya udah, masuk kelas, gih. Bentar lagi masuk. Nanti ada Bu Aya." Davi memperingati.
"Siap, Komandan!"
•••
Khayla berjalan di koridor dengan wajah sumringah. Ia tak berhenti untuk tersenyum. Gadis itu bahkan menyapa seluruh siswa yang berada di dekatnya. Mereka semua heran melihat Khayla seperti itu. Bukan karena apa Khayla memang terkenal ramah dan siswi teladan di sekolah, tetapi ... sikapnya hari ini membuat orang bertanya-tanya. Ia terlihat sangat bahagia.
Khayla memasuki kelasnya dengan santai. Suara bising bahkan telah terdengar dari luar, tidak kaget. Kelas akuntansi yang mayoritasnya sembilan puluh sembilan persen perempuan, merasa kurang jika sehari tak bergosip. Membicarakan sesuatu hal yang menurutnya sangat menarik.
"Eh, Gaes bentar lagi kelas 12 mau ujian, lho," ujar Dita memberitahu.
"Ya ... terus?" tanya Milka bingung.
"Punya temen tolol banget, sih! Ya itu tandanya ayangnya Dita udah mau tamat dan nggak sekolah di sini lagi, paham?" jelas Dian geram.
"Oh iya, ya? Berarti my cinta Kak Dafa bakal tinggalin gue, dong?" balas Milka sedikit dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidikhay✓
Teen FictionKhayla Khairun Niswa, seorang gadis yang dibesarkan oleh Dara dan Deon sejak umur dua bulan. Ada Bian dan Davi sebagai kakak angkatnya. Walau begitu, Khayla menganggap keluarga itu seperti keluarga kandungnya sendiri. Hingga suatu hari, kesalahpaha...