[4] Eza & Khayla

57 6 0
                                    

Pukul 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 06.30 pagi, Khayla mengejapkan matanya secara perlahan. Ia melirik jam yang tertempel di dinding, detik itu juga gadis itu membulatkan matanya.

"Astagfurullahaladzim, gue telat!" Dengan cepat Khayla pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Untung saja, perlengkapan sekolah telah ia siapkan semalam saat bergadang.

Lima belas menit cukup untuk Khayla, gadis itu segera mengambil tasnya juga sepatu yang akan ia kenakan. Ia pergi ke ruang tengah, tetapi tidak ada siapa-siapa di sana. Padahal, ia berharap di antara kedua kakaknya bisa mengantarkan dirinya ke sekolah agar tidak terlambat.

Namun, seketika Khayla teringat sesuatu. "Oh, iya! Bang Bian udah berangkat pagi, nggak bisa nebeng. Kalau Kak Davi ... dia kemarin udah bilang kalau gue nggak bakal bareng dia lagi ke sekolah. Aduh, terpaksa deh gue naik ojek. Semoga aja ada ojek lewat."

Setelah mengunci pintu, Khayla langsung pergi ke sekolah. Berharap, akan ada ojek yang lewat agar dirinya bisa cepat sampai ke sekolah. Belum juga lima menit Khayla berjalan, sebuah motor berhenti tepat di sampingnya.

"Ojek, Neng?" tawar tukang ojek itu.

"Iya, Pak! Ke SMK Garuda, ya!" balas Khayla dengan semangat.

"Ya udah ayok, Neng." Khayla langsung menaiki motor tukang ojek itu, ia bahkan meminta untuk lebih cepat agar dirinya tidak terlambat ke sekolah.

Namun, di pertengahan jalan Khayla harus terima jika jalanan ibu kota macet. Semua kendaraan tidak henti-hentinya untuk melakukan klakson karena takut terlambat. Khayla merutuki dirinya sendiri.

"Khay, Khay, harusnya Lo buat alarm tadi!"

•••

Sudah Khayla duga, pasti ia akan telat pagi ini. Secepat tukang ojek itu bermotor, tetap saja ia datang terlambat. Pintu gerbang sudah ditutup oleh Pak Samin. Khayla yang tidak ingin pulang ke rumah, mencoba membujuk Pak Samin agar dibukakan pagar. Tidak apa jika dirinya harus dihukum, yang penting ia masuk sekolah hari ini.

"Pak, tolong bukain gerbangnya, dong, Pak. Saya mau belajar, hari ini ada pengumpulan tugas buat ambil nilai. Kalau saya nggak masuk nanti nggak ada nilai," ujar Khayla seraya memohon.

"Maaf, Nak. Bapak tidak bisa buka gerbangnya, nanti Bapak malah diomelin sama Bu Aya," balas Pak Samin menolak permintaan Khayla.

"Ayo, dong, Pak. Bantuin Khayla, sekali ini aja. Janji deh nggak bakal lakuin ini lagi," ucap Khayla sekali lagi.

"Maaf, Nak. Bapak ti—"

"Tolong bukain aja, Pak," instruksi seseorang. Kompak Pak Samin dan Khayla menoleh ke arah sumber suara.

"Tapi, dia telat, Nak."

"Dia telat karena saya suruh buat beli sesuatu tadi. Tenang aja, nanti biar saya yang urus. Bapak tolong bukain gerbangnya aja, ya," jelas lelaki itu membuat Pak Samin mengangguk.

Bidikhay✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang