Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
... Jieun menatap potret pernikahannya dengan Yoongi. Wanita itu menatap sendu kepalsuan yang mereka cetak dalam Phigora.
Jieun masih ingat pertama kali bertemu Min Yoongi, pria dingin yang terlihat sangat sulit didekati.
2016
Di sebuah Pesta, Jieun memandang Hyuck dan Yoongi dari kejauhan, Yoongi hanya duduk sambil menikmati Wine. Sedangkan Hyuck yang berbicara dengan tamu yang ada urusan dengan Yoongi.
"Kita terlihat mirip." Guman Jieun yang menganggap dirinya maupun Yoongi sama-sama kesepian. Sejak kecil, Jieun tumbuh kesepian dengan semua buku di Perpustakaan, menjadikannya individu yang tidak suka bersosialisasi.
"Aku ingin memilikimu." Ucap Jieun sambil tersenyum miris, dan ia tahu dirinya hanya sedang berkhayal.
.
Jieun kini menatap ponselnya dan pesan dari Yoongi yang mengatakan ia tidak pulang hari ini membuat Jieun semakin sedih. Kiranya kapan dia bisa menjadi seorang yang sungguhan penting dalam hidup si pria pucat?
...
Namjoon terbangun jam 04 pagi, ia melihat Yoongi yang tidur di Sofa dalam kamarnya. Ia melangkah mendekati pria itu.
"Kak bangun." Yoongi membuka matanya setelah Namjoon mengguncang bahunya perlahan. "Ada apa?" Tanya Yoongi. "Aku lapar, masakin makanan." Ucap Namjoon membuat Yoongi mengucek matanya dan segera duduk. Melihat Jam masih pukul 04.00 pagi. "Mau dimasakin apa?" Tanya Yoongi.
"Seadanya bahan di kulkas, setelah masak kakak bisa pulang, kasihan istrinya di tinggal mulu." Ucap Namjoon lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi.
Yoongi menatap punggung yang menjauh. Namjoon ingin Yoongi tahu diri.
Jika ditanya apa Namjoon lupa soal kemarin? Jawabannya Namjoon masih ingat saat ia menyayat nadinya karena ia kesusahan bernafas, kepalanya terasa mau pecah. Namun untuk mati? Rupanya Tuhan masih ingin dia hidup.
Yang paling dia benci adalah justru Min Yoongi yang menemukannya. Ia benci terlihat lemah dihadapan pria itu, terlebih sekarang dia tahu alasan Namjoon memilih pergi. Kini saat semua ingatannya kembali, Kim Namjoon hanya tidak menyangka bahwa akhirnya ia justru terlibat sekali lagi dengan Takdir bernama Min Yoongi.
...
"Mengapa sejauh apapun aku mencoba untuk pergi darinya, kita terus bertemu atau bersisian?" Tanya Namjoon pada Jiyoung, ia berbaring sambil berbantal paha Jiyoung. Jiyoung mengusak sayang kepala Namjoon, adik iparnya yang paling ia prioritaskan. "Tidak ada yang bisa kamu lakukan saat Takdir memang berjalan seperti itu." Ucap Jiyoung menenangkan Namjoon.
"Aku merasa tidak suka jika dia masih didekatku, dia sudah menikah kak." Ucap Namjoon membuat Jiyoung menghela nafas. "Semua orang berusaha sembuh Nam, terkadang seseorang sembuh dengan berlalunya waktu, tapi kalian berdua? Tidak tahu harus berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk sembuh, jadi aku harap Jieun bisa mengerti akan kondisi kalian bertiga." Ucap Jiyoung yang selalu netral, mendengarkan dari sisi Namjoon dan juga Jieun, dia memahami keduanya.
