21

70 8 4
                                    

Selamat pagi butaa.....

dingin banget tolooongg 😭
yaudahlah, langsung aja..

=======

=======

PLAK!

Dara langsung menamparnya dan membuat Jisoo terdiam. Matanya berkaca kaca dan perlahan menoleh ke arah Dara.

"Hentikan Jisoo!" Bentak Dara yang terlihat begitu lelah dan marah.

Jisoo mengeraskan dagunya tangannya mengepal meremas ponsel dan juga map yang ada di genggamannya.

"Apa yang kau lakukan? APA MAUMU JISOO!!!" Dara sungguh frustasi karena sedari tadi Jisoo bertingkah seenaknya dan sangat sembrono.

"Mau ku? Kau bertanya apa mauku?" Tanya Jisoo.

Dara mengangguk. "Ya! Apa maumu? Kau bertingkah seenaknya seperti ini apa kau tahu siapa yang kau hadapi?"

Jisoo mengangguk. "Tentu Unnie! Aku tau siapa yang aku hadapi saat ini. Lalisa, adikku"

Dara menghela napas tidak percaya. "Sadarlah Jisoo! Dia bukan Lisa seperti yang kau kenal. Berhenti menganggapnya adik. Dan berhenti mencarinya sekarang! Dia bahkan tidak peduli denganmu!"

"DIA PEDULI PADAKU! DIA PEDULI DENGAN SEMUA ORANG YANG MATI MALAM ITU! Unnie pikir apa alasannya membunuh semua orang yang pernah berhubungan dengan Guru Choi? Apa alasan dia meninggalkan namanya begitu saja di TKP jika tidak untuk membalas perbuatan mereka?! Kau bahkan belum pernah melihatnya Unnie!"

"Lalu kau sendiri? Sudah pernah bertemu dengannya? Kau bahkan sama mencarinya sepertiku Jisoo!" Potong Dara.

"Aku pernah!" Bentak Jisoo

"Bagaimana dia? Menyeramkan? Lisa adalah Ella Robinson!! Dia pembunuh dari Australia yang memiliki perkebunan ganja terbesar se benuanya. Kau yakin Lisa masih memikirkanmu?!"

Jisoo mendekat, begitu berani menatap Dara. Seakan menantang wanita tersebut. "Ya! Aku yakin dan kau! Berhenti menilai adikku, Unnie!" Ancam Jisoo kemudian langsung pergi meninggalkan Dara.

"JISOOYA?!" panggil Dara tapi sama sekali tidak digubris oleh Jisoo. Ia mendesah kesal, kemudian kembali melihat ke arah Alex.

Dara mengambil HTnya. "Alex diatas sini, cepat evakuasi" ucapnya memberi perintah kepada petugas dibawah. Kemudian dia melihat ke arah tangannya yang telah menampar Jisoo.

Gadis yang dibesarkannya selama ini sangat menggoyahkan kesabarannya hari ini. Dia sangat sensitif dengan anak bernama Lisa itu, seharusnya Dara tahu. Tapi ini terjadi di luar kendalinya.

---

Jisoo mengambil ponselnya yang bergetar. Dia langsung menerima telephone dari Jennie.

"Jennie? Kau sudah dirumah? Haewon bersamamu kan?" Tanya Jisoo yang terlihat begitu khawatir. Dia berjalan keluar dari bar tersebut.

"Ah iya Unnie aku mendengar semuanya dari Haewon. Kau dimana? Ada yang harus ku katakan kita harus bertemu"

"Wae? Ada apa? Kau baik baik saja kan?"

"Iya Unnie, ini tentang Lisa"

Jisoo berhenti membuka pintu mobilnya. Terdiam sejenak. "Baiklah aku akan kembali ke rumahmu, tunggu sebentar"

"Baik Unnie berhati hatilah"

Jisoo menyaku kembali ponselnya dan langsung masuk ke dalam mobil. Tak lama setelah mobil menyala Jisoo membawanya pergi meninggalkan tempat tersebut.

FETTERLESS | BLACKPINK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang