Chapter 1.
Play : Depressd - Raracellina.
Sebelum memulai ini semua, aku hanya mau kalian jangan membayangkan hal besar dalam hidupku, karna kalian tidak akan menemukan itu dalam ceritaku, aku hanya hal biasa yang mencuri sedikit perhatian dalam tenang nya riak air danau, tanpa pernah muncul ke permukaan.
"What the hell, is wrong with me, "
Aku selalu ingin hal hal baik, seperti hanya lalukan semua hal tanpa menyadari kehadiran ku, lupakan saja.
Aku selalu payah dalam hal sosial ,Aku selalu berharap ada yang menarik ku ke permukaan, tetapi sering kali aku perfikir mereka tidak serius, mereka hanya sedang meluangkan waktu untuk singgah, lalu pada akhirnya aku tertinggal,
Semua nya seolah menakutkan, aku terlalu takut untuk memulai, hal yang belum pernah aku lakukan,Mungkin benar aku terlalu tinggi membangun benteng, hingga aku pun terkadang kesulitan bernafas,
Namun aku selalu melapangkan , berlindung dari kata lupakan,
Tanpa sadar aku terlupakan,
Bahkan reaksi berlebih terhadap kehadiran ku saja terkadang terdengar menyakitkan,"Widih, tumben banget, keluar..?"
Aku melengos saja , mengabaikan ledekan Saudara lelakiku,
Terlahir jadi bungsu dari 4 bersaudara, bukan berarti aku jadi kesayanga n mereka,
Mereka semua menyebalkan, menjadi bungsu dan perempuan satu satu nya, hanya menjadikan aku tidak ada beda nya.
Terkadang aku lupa akan gender ku sendiri."Bolos lagi, mau sampe kapan kamu ga mau dateng ke sekolah.
Mamih, harus gimana lagi supaya kamu mau dateng ke sekolah nak"Aku menutup pintu kulkas pelan, menengak air dingin yang sudah ku tuang ke dalam gelas ku perlahan, mencari jawaban yang tidak akan melukai hati mamih,
Semenjak aku memilih meneruskan untuk masuk ke sekolah umum, aku sedikit menyesali ternyata aku tidak siap,
Aku selalu gelisah, melihat banyak nya mata, bahkan derap langkah yang terdengar sangat menakutkan."Besok aku masuk mih, semalem Reva ga bisa tidur, jadi kesiangan.. "
Jawab ku hati hati,
"Mamih sayang sama kamu de, kamu tau kan ga selama nya kamu terus di zona nyaman kamu. Kamu ga bisa terus terusan begini, kamu harus lawan rasa takut kamu, cuma kamu yang bisa sembuhin rasa itu de.. mamih sayang kamu."
Aku selalu payah dengan penyampaian hati, terlalu mati rasa dengan hal hal manis, kenapa tidak dengan memarahi ku saja, atau memukuli seperti orang tua, di luaran sana yang terkadang berita nya ku baca di internet,
Ku pandang mamih, yang menatapku dengan tatapan haru, aku ingin mempercayai bahwa itu cinta , namun sudut lain ku seolah menertawakan bahwa kebodohan ku hanyalah soal percaya akan hal itu,Lalu memilih memutus sorot haru itu lepas, aku beranjak menaruh gelas kosongku ke di meja, dan berlalu ke dalam kamar,
Aku butuh merenung,
Aku butuh ruang gelap,
Ini terlalu terang, aku merasa semua melihat ku,
Ini tidak baik..Keesokan hari nya......
Setelah berdebat hebat dengan diriku sendiri, aku memilih, agar tidak melukai hati mamih lagi,
Hari ini aku akan masuk sekolah , mungkin dalam sebulan aku bisa di hitung kehadiran ku di sekolah,
Bahkan aku tidak pernah khawatir akan nilai, siapa yang tidak mengenal keluarga ku, Pantjoro Corp,
Bahkan sekolah ini saja masuk dalam salah satu kekayaan keluarga ku,
Aku terkadang bersyukur, akan hal itu, semua nya seolah mendukung akan sifat ku,
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPERTI KISAH End ✅
FanfictionDalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia bedasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya. Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh Carl Gustav Jung (1920), dalam bukunya berjudul Psychologische Typen.[1] Secara umum, pr...