"Indah banget senjanya," ucap seorang gadis memandang kagum siluet senja.
Viona Senja Aurelia, gadis pendiam pengagum senja. Baginya senja tak hanya indah, tapi senja layaknya puisi langit untuk bumi. Senja adalah bentuk cinta dari langit untuk bumi yang tak mampu berbicara. Namun, keindahannya begitu kentara.
"Senja memang indah, tapi sayang hanya sebentar," timpal lelaki di sampingnya.
Arshaka Akash Keenandra, orang-orang mengenalnya sebagai pribadi yang dingin. Namun, di balik sikap dinginnya, terdapat banyak kehangatan yang tidak semua orang bisa merasakannya. Dan salah satu orang yang beruntung adalah Viona, sahabat kecilnya. Dia telah berjanji pada semesta untuk selalu menjaganya sampai batas yang dia mampu.
Sepulang dari sekolah, mereka sengaja menepi, duduk di tepi danau buatan sebuah taman. Itu permintaan Viona, dia ingin melihat senja yang perlahan menyingkir, memberi ruang pada malam untuk menggantikan siang.
"Tau gak kenapa senja hanya sebentar?" tanya Vio memandang lelaki yang masih setia menemaninya.
Arshaka tampak seolah berpikir, sebelum dia menggelengkan kepalanya. "Enggak," jawabnya.
Jawaban itu mampu mengukir sabit di bibir Vio. "Mau gak aku kasih tau?" tanya gadis itu
"Boleh, apa jawabannya?" Dia mengalihkan pandangannya pada gadis di depannya.
"Senja ingin mengajarkan kepada kita, bahwa keindahan itu hanya sementara. Semua akan hilang tertelan masa. Senja ingin kita menghargai setiap momen yang ada, karena momen itu tidak dapat terulang. Meskipun terulang, akan terasa berbeda. Seperti senja, dia selalu datang berulang kali, tapi aku tidak pernah mendapatkan kenangan yang sama," jawab Viona memandang lekat ke dalam mata Arshaka.
"Jawaban yang bagus. Jadi, mau pulang sekarang?" tanya Arshaka mengingat hari yang hampir malam. Jangan lupakan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh mereka.
"Bisa kasih aku waktu sedikit lagi?" Bukannya menjawab, Vio malah mengajukan pertanyaan yang lain.
"Enggak."
"Bila tidak ada pilihan selain iya, kenapa tadi bertanya seolah aku bisa menjawab untuk tetap tinggal di sini," ucap gadis itu mengerucutkan bibirnya yang terlihat sangat menggemaskan di mata Arshaka.
Arshaka tersenyum simpul, " Ayo pulang," ajaknya menggenggam tangan Vio, menuntunnya untuk mengikuti langkahnya menuju sepeda motor yang terparkir tak jauh dari mereka. Mereka pergi meninggalkan taman yang sudah sangat sepi, sepertinya merekalah manusia terakhir yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabastala Senja
Teen FictionJangan terlalu terpaku menatap senja, hingga kau tenggelam dalam gelapnya malam. Mengapa tak coba kau menunggu sang fajar, menyambut dia yang datang. _NabastalaSenja WARNING!! Menolak plagiat dalam bentuk apapun!