4. Berangkat Bareng

49 3 0
                                    

"Cinta terlalu mudah untuk membutakan. Hati-hati, jangan sampai kau tenggelam dalam buaiannya yang memabukkan."

Happy reading!!

____

Pagi kembali hadir, memberi harapan baru untuk memulai. Mentari bersinar hangat, tak ada awan mendung yang nampak. Burung berkicau ria, menyanyikan melodi alam. Vio telah siap dengan seragamnya, menuruni tangga menuju dimana keluarganya berkumpul untuk sarapan.

"Pagi semua!" ucap Vio ketika sampai di ruang makan. Terlihat Aryasetya Dirgantara--- Ayah Viona sedang membaca koran hariannya dengan ditemani secangkir kopi. Pula Bundanya--- Farah Aurelia sedang menyiapkan sarapan, mengolesi roti tawar dengan selai dan juga coklat.

"Pagi sayang," balas Farah tersenyum, membuat mata teduhnya terlihat sipit.

"Pagi anak Ayah," balas Arya menyudahi acara membacanya, menyeruput kopi yang mulai dingin.

"Abang kemana?" tanya Vio setelah mendudukkan dirinya di kursi.

"Belum turun, paling bentar lagi," jawab Farah.

"Pagi semuanya, orang ganteng datang!" Belum ada satu menit Farah berucap, Xavier berseru lantang memenuhi ruangan.

"Brisik, Bang," tegur Arya menatap tajam Xavier.

"Kebiasaan, Yah," ucap Xavier dengan jarinya membentuk'v'.

"Abang kan temennya Tarzan, jadi maklum suka teriak-teriak, Yah. Mungkin Abang kangen hutan," canda Viona.

"Sembarangan Lo, masa cogan gini dibilang temennya Tarzan," protes Xavier menyugar rambutnya ke belakang.

"Gini ya, Bang. Terlalu percaya diri itu gak baik, tapi enggak percaya diri juga enggak baik. Intinya yang berlebihan itu enggak baik. Apalagi cuma karena orang-orang bertepuk tangan gara-gara Abang ganteng, banyak nyamuk mati karena tepuk tangan loh, Bang." Nasehat Vio bijak.

"Sok iye Lo bocil," balas Xavier. Bisa jatuh harga dirinya dinasehati anak SMA seperti Vio.

"Loh bener dong yang diucapin Vio. Jangan liat dari siapa nasehat itu datang, tapi lihatlah isi dari nasehat itu," ucap Farah. Xavier yang merasa terpojokkan hanya mampu menghelas napas, sedangkan Vio tersenyum penuh kemenangan sambil menaik-turunkan alisnya.

"Berhenti dulu ributnya, kita sarapan dulu. Karena berharap juga butuh tenaga," celetuk Arya menyuapkan roti kedalam mulutnya yang mendapat tatapan heran semua orang.

"Ayah lagi sad?" tanya Vio

"Ini mah bukan sad lagi, tapi sesad sesad," timpal Xavier.

"Ck, apaan si kalian. Suka-suka Ayah dong. Ayah gini-gini juga dulunya anak senja," ucap Arya menyombongkan diri.

"Ingat umur, Yah!" ucap mereka serempak. Farah hanya mampu menghela napas melihat kelakuan suaminya.

________

"Pak, kenapa mobilnya?" tanya Amanda pada sopirnya yang sedang mengecek mobilnya. Dia sedang dalam perjalanan menuju sekolah, tapi mendadak mobilnya bermasalah.

"Maaf Non Amanda, mobilnya bocor ban," jawab sopir Amanda merasa bersalah karena sebelum berangkat tidak mengecek mobil terlebih dahulu.

Amanda turun dari mobilnya, "Kok bisa Pak? Terus gimana dong?"

"Saya carikan taksi aja, ya, Non," usul Pak sopir lalu pergi mencarikan taksi untuk Amanda.

"Ada-ada aja deh. Kalo kaya gini caranya, gue bisa telat," monolog Amanda.

Nabastala Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang